BAB 23

35 9 2
                                    

Para siswi nampak menikmati musik dangdut tersebut dengan goyangan-goyangan heboh mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para siswi nampak menikmati musik dangdut tersebut dengan goyangan-goyangan heboh mereka. Hingga tak ada yang menyadari, bahwa seseorang dari kejauhan lapangan mengambil bola basket yang menggelundung di dekatnya. Ia mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan, mencari seorang gadis yang berpotensi mengacaukan rencana bosnya. Pria itu mulai menyunggingkan senyum miring ketika melihat targetnya mulai berjalan menjauhkan diri dari kerumunan.

"Gam, lempar sini!" seru Eric dengan terengah-engah kepada Agam, berharap pria itu memberikan bola kepadanya.

Dengan sigap Agam melakukan pivot untuk memberikan bola kepada timnya. Namun saat ia baru memutar badannya, matanya membelalak ketika melihat sebuah bola melesat dari kejauhan menuju ke arah gadis yang sering menghabiskan waktu bersamanya.

Agam melempar bola di tangannya dengan sembarangan, lelaki itu berlari secepat mungkin ke arah gadis itu. Ia mendorong tubuhnya berharap dapat berlari lebih cepat lagi. Gadis itu tidak menyadari bahaya yang datang kepadanya, malah asik melihat teman-temannya berjoget ria dari kejauhan. Jantung pria itu berdetak sangat kencang dengan rasa takut yang menyelimuti amat kuat. Agam berlari semakin cepat ketika bola itu semakin dekat dengan gadisnya.

"NOVA!"

BUGGH!!!

***********

"AGAM!" Seru Nova begitu Agam jatuh menubruknya hingga mereka berdua terjatuh.

"Are you okay?" Tanya Agam sambil berusaha membantu gadis itu duduk.

Agam berhasil menghadang bola itu ketika akan mengenai Nova. Alhasil dirinya menjadi tameng gadis itu sehingga bola basket yang dilempar menghantam punggung Agam. Semua orang berkumpul mengerumuni dua teman mereka ketika mendengar suara teriakan. Mereka mendekat dan memastikan bahwa dua orang itu tidak cidera parah. Tak terkecuali dengan Rena yang telah bersimpuh di dekat Nova dan menanyakan kondisinya.

"Lo beneran nggak apa-apa? Kalau ada yang sakit bilang aja." Ujar Rena dengan suara panik.

Nova pun tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Aku beneran nggak sakit kok, Agam yang kena bolanya, dia yang sakit. Aku antar ke UKS ya, Gam?"

"I'm okay. Nggak perlu ke ruang kesehatan segala." Timpal Agam yang saat ini tengah berusaha untuk berdiri tanpa menyakiti punggungnya lebih lanjut. Namun hal itu langsung dibantah oleh Eric, "Udah deh lo mending ke UKS aja, ayo buruan gue anterin!"

Setelah melalui perdebatan singkat, akhirnya Eric berhasil menyeret Agam ke UKS. Tidak hanya Eric, tapi banyak siswa lain yang membuntuti mereka karena penasaran. Well, tidak terlalu banyak sih. Tapi ada Vino yang ikut karena dia merasa harus bertanggung jawab sebagai ketua kelas. Ada Nova yang merasa bersalah karena Agam telah menolongnya. Rena pun tak mau ketinggalan karena dia ingin menemani Nova, dan Rendi yang mengaku ingin selalu dekat dengan Rena.

THE PHENAKISM [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang