BAB 19

46 20 13
                                    

Kali ini Nova sedang berada di koridor menuju kelasnya, dengan Rena berjalan tepat di sampingnya. "Kamu beneran nggak jadi beli es teh di kantin? Aku anterin kesana, kok."

Rena menggeleng tegas mendengarnya, "Nggak usah. Gue lagi mode Nova's Protection Service. Jadi nggak usah mikirin gue. Nanti gue bisa minum di kelas, gue bawa botol minum kok."

Nova hanya mengangguk mengiyakan ketika— brukkk

Tanpa sengaja Rena menabrak bahu seseorang. "Aduh maaf, Pak. Saya nggak sengaja, suer deh."

"Nggak apa-apa, dek. Lain kali lebih hati-hati saja." Ujar pria tersebut.

Nova terkejut ketika mendengar suara tersebut, pasalnya suara itu adalah suara orang yang telah mencelakainya di taman kemarin. Bahkan gadis itu masih bisa melihat bekas cakaran kukunya kemarin yang membekas begitu merah di wajah pria itu. Nova tersenyum ketika mengetahui bahwa pria itu adalah petugas kebersihan baru yang ia curigai sebagai mantan anggota militer.

"Found you," batinnya berbisik.

**********

Nova masih mengingat jelas ekspresi terkejut Si Militer ketika melihatnya. Ya, dia akan memanggil petugas kebersihan yang mencelakainya itu Si Militer. Entahlah, Nova hanya merasa pria itu mantan anggota militer karena perawakannya yang berotot dan bekas luka sayatan yang ada di lehernya.

"Nov, lo kenapa sih daritadi senyum-senyum mulu? Habis ditembak Agam, ya?" Tanya Rena melihat Nova yang cengengesan tidak jelas sejak tadi.

Nova memukul lengan Rena pelan, "Apaan sih, nggak ada yang ditembak. Aku cuma lagi good mood aja."

"Yah, gue kira lo ditembak. Agam nunggu apa lagi sih nggak buruan gercep."

"Heh, Agam emang ganteng, tapi aku cuma mau bantuin dia, bukan jadi pacarnya." Timpal Nova malas, padahal Rena yang dari awal ribut menyuruh Nova membantu Agam.

"Iya sih lo bantuin dia, tapi kalo bonus jadian kan nggak rugi juga ahaha," tawa Rena begitu keras hingga Nova tertular untuk tertawa juga.

Nova membatin, "Rena nggak boleh tau kalo yang dia tabrak tadi itu pelaku yang celakain aku kemarin, bisa gawat rencanaku kalau dia freak out. Harus kasih tau Agam deh."

Baru saja dibatin, Agam memasuki ruang kelas diikuti oleh Vino dan Eric di belakangnya. Agam berhenti di hadapan Nova dan meletakkan sesuatu di atas meja. "Nih, untuk kamu."

Nova menatap botol di mejanya dengan alis terangkat, "Hah? Apaan nih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nova menatap botol di mejanya dengan alis terangkat, "Hah? Apaan nih?"

"Susu coklat?" Jawab Agam polos dengan nada tidak yakin.

THE PHENAKISM [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang