BAB 17

60 25 9
                                    

Suasana sekolah saat malam memang benar-benar memancarkan aura yang berbeda daripada saat di siang hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana sekolah saat malam memang benar-benar memancarkan aura yang berbeda daripada saat di siang hari. Rena bisa merasakan hawa dingin yang menembus hoodie-nya. Ditambah dengan gelapnya langit malam membuat suasana semakin mencekam. Hanya lampu koridor saja yang dinyalakan, itupun tidak cukup terang. Namun senter yang dibawa oleh Pak Jeri dan Agam cukup membantu penerangan mereka.

Rena berusaha mengenyahkan perasaan takut yang menjalar di dalam dadanya, karena ia pikir, Nova lebih takut daripada dia di luar sana. Ia harus segera menemukan dan menolong Nova. Harus.

************

Di tempat lain, di sebuah ruangan gelap tanpa cahaya sedikitpun, seorang gadis tengah melamun pasrah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat lain, di sebuah ruangan gelap tanpa cahaya sedikitpun, seorang gadis tengah melamun pasrah. Ia tidak tahu sudah berapa jam dia berada di tempat itu. Setelah terbangun dari pingsannya, seorang gadis menemukan dirinya tengah berada di sebuah ruangan sempit dan kotor.

Dia juga menyadari bahwa kondisi tubuhnya tidak terlalu baik. Kedua kakinya diikat kuat, begitu juga dengan kedua tangannya yang diikat ke belakang. Belum cukup sampai disitu, mulutnya juga dibungkam dengan kain yang mengikat ke belakang kepalanya.

Tempat itu begitu gelap, dan lembab. Ketika ia tersadar tadi, ia masih bisa melihat isi ruangan walaupun remang-remang, karena ada bantuan cahaya matahari yang menyusup di celah-celah pintu. Nova berhasil menyadari sesuatu, ia berada di gudang alat kebersihan sekolah, karena gadis itu melihat beberapa benda dengan lambang sekolahnya.

Nova sudah kelelahan, ia kehilangan banyak tenaga. Sudah sejak terbangun, ia berusaha menyelamatkan dirinya dengan berbagai cara. Gadis itu mencoba melepas ikatan-ikatan di tubuhnya, tapi ikatan itu terlalu kuat. Ia mencoba berteriak, walaupun suaranya terpendam oleh kain yang membungkam mulutnya. Dan yang terakhir, ia membenturkan bahunya di pintu keras-keras, berharap ada seseorang yang mendengar.

Namun semua itu nihil, tidak menghasilkan apapun. Tenggorokannya sakit karena terlalu banyak berteriak, bahunya memar akibat dibenturkan ke pintu. Jangan tanyakan soal rasa takut. Nova tidak berhenti menangis sejak ia terbangun dan menemukan tubuhnya dalam kondisi terikat di ruangan ini sendirian. Tubuh gadis itu lemah, ia dehidrasi akibat terlalu banyak menangis. Apalagi saat matahari mulai terbenam, hingga tidak ada cahaya yang membantu penerangannya, Nova benar-benar pasrah. Dia hanya bisa menutup matanya agar tidak melihat kegelapan yang menyeramkan.

THE PHENAKISM [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang