Sebelum terpejam tiba-tiba Tara teringat dengan Leon. Ntah apa yang ada dipikirannya, kenapa rasanya sekarang justru dia mau benar-benar terus berada didekat Leon, rasa ini sama saat ia dekat dengan Sean bahkan lebih menyenangkan saat ini.
“No Tara NO NO NO”, ucap Tara sambil uring-uringan sendiri ditempat tidur.
Selasa
“Tara”, panggil Amel saat Tara sedang berjalan dikoridor yang berada didekat kelas Leon.
“lo darimana?”
“beli minum”
“oh, yaudah yuk buruan ada PR fisika nih nanti keburu masuk”
“eh gue udah ngerjain”, ucap Tara saat melihat Leon yang baru saja keluar kelasnya.
“hah demi, sejak kapan lo ngerjain PR fisika sendiri?”, rupanya Amel sulit untuk megerti situasi saat ini.
“apaan sih lo tiap hari juga gue ngerjain PR sendiri”, jawab Tara sambil mencubit pelan bagian perut belakang Amel.
“udah ayo nanti bel lo nggak sempet ngerjain lagi”, Tara menarik lengan Amel dan sekilas melirik Leon sebentar lalu cepat-cepat pergi.
Leon yang melihat sikap Tara bingung dan tidak ambil pusing.
“mana buruan keluarin buku lo”, ucap Amel saat keduanya sudah duduk didalam kelas.
“gue belum ngerjain”, Tara senyum-senyum tanpa dosa.
“lah tadi katanya!”
“lo nggak liat ada Leon, dia bisa-bisa ilfeel tau gue nggak buat PR”
“terus ini gimana, lo cari contekan deh sana”, Amel mendorong Tara agar bangun dari duduknya.
Tara mendekat ke meja Gilang saat melihat Sean disampingnya belum datang.
“Lang liat PR fisika dong”
“kebiasaan lo Tar”
“bukan buat gue, buat Amel”
“bisa banget lo bawa-bawa Amel, ujungnya juga lo ikutan nyalin”
“elaah Lang buruan, bentar lagi masuk”
“nih”
“oke thanks ya, nih gue ada coklat sama voucher kuota”, Tara meletakkan 2 bungkus coklat dan voucher kuota dimeja Gilang.
“dasar orang kaya, dikit-dikit maennya sogokan”, Gilang yang memang sudah terbiasa dengan sikap Tara hanya bisa geleng-geleng kepala.
Ya begitulah cara Tara, dirinya terlalu royal untuk memberikan sesuatu atau traktiran kepada teman-temannya.
***
Rabu
“hai”, panggil seseorang siswa laki-laki 1 saat Leona melewati koridor dekat taman belakang dan tidak sengaja dihadang oleh beberapa siswa laki-laki.
“woy adek kelas nggak boleh sombong sama senior”, ucap siswa 2, yang kini menghalangi Leona saat ia tidak menanggapinya.
“maaf kak saya buru-buru”, ucap Leona menunduk karena tidak berani melihat kakak kelas nya yang sudah berdiri didepannya.
“cantik-cantik nggak sopan! Kalau ngomong lihat orangnya”, bentak siswa 2 itu.
“kakak mau apa?”, tanya Leona yang sudah mengangkat wajahnya.
“lo tanya gue mau apa?!, emang bisa ngabulin”, ucap siswa ke 3 yang memberikan kode ke temannya untuk menyingkir dari hadapan Leona.
“jawab dulu bisa atau NGGAK?”, bentak nya karena Leona tidak menjawab dan kini ia sudah berdiri dihadapan Leona.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST 3NEMIES!
FanfictionBuat gue nggak masalah mau cowok atau cewek, kalau lo suka ya lo kejer, deketin dia, jangan cuma diam tanpa ngelakuin apapun, mana ada cinta diam-diam itu bahagia, cuma jadi pengagum itu nggak enak, emang lo bahagia saat ngeliat orang yang kita suka...