4. Musuh

73 10 2
                                    

Jumat

Tara yang beberapa hari ini cukup diam tidak mempedulikan lagi tatapan anak satu sekolahnya, kini mulai dingin. Ia akan membalas tatapan mereka hanya dengan sekali lirikan saja, seperti saat ini ia berjalan sendiri menuju ruang komputer karena sebelumnya ia harus ke toilet.

Untuk menuju ruang komputer harus melewati koridor lantai 1 yang dihuni anak-anak kelas 12. Mata Tara menangkap satu sosok yang membuatnya teringat kejadian 3 hari lalu, saat berpapasan mata mereka bertemu, mata Tara menyiratkan kebencian yang terlihat jelas.

"berhenti", suara itu membuat tubuh Tara seketika mematung, dan tanpa menoleh laki-laki yang bersuara itu kini berada tepat dibelakang Tara, bahkan Tara dapat mendengar deru nafasnya.

"pandangan lo biasa aja, temui gue kalo masih kurang puas nyakitin adik gue", bisik laki-laki itu pelan ditelinga Tara. Tara tak bereaksi, ia terlalu kaget dengan apa yang dilakukan laki-laki dibelakangnya tadi.

Tara menoleh saat dirasa sosok yang membuatnya merinding ini sudah tidak ada.
"siapa sih dia", gerutu Tara.

Selama pelajaran komputer Tara tidak fokus, pikirannya terpecah oleh laki-laki yang ia temui di koridor tadi.

"Mel", panggil Tara, Amel yang disamping Tara masih sibuk mengerjaian desain pada Corel Draw, hanya berdehem saja.

"lo tau cowok yang waktu itu ngehalangin gue nampar Leona?"

"hah?", Amel tidak fokus. Tara melengos dan malas mengulangi ucapannya.

"dia bilang adik?, apa dia kakak Leona? Tapi gue nggak pernah liat dia sebelumnya, apa dia anak baru?", Tara bertanya pada diri sendiri.

***

Leon, laki-laki yang baru saja berpapasan dengan Tara tadi kini kembali ke kelas. Dia anak baru yang masuk saat kejadian 3 hari lalu, sebelumnya Leon bersekolah di sekolah lain dan memilih untuk tinggal sendiri. Namun, karena kebiasaannya yang suka tawuran dan nongkrong hingga larut, orangtua nya memutuskan untuk memindahkan Leon ke sekolah Leona sang adik, terlebih Leon sudah kelas 12, jika dibiarkan seperti tahun sebelumnya orangtua Leon tidak yakin anak nya akan memperoleh ijazah SMA.

Sebelumnya Leon sudah mendengar keseluruhan cerita dari Leona, jadi saat bertemu Tara tadi ia sebenarnya ingin sekali memberi pelajaran kepada nya, namun karena terlalu ramai siswa lain, maka Leon hanya bisa memberi peringatan. Selama ini ia hanya berkelahi dengan pria saja, namun "sepertinya menyenangkan untuk mencari perkara dengan wanita", batin Leon.

***

Sean yang masih berusaha mendekati Leona kini harus menerima penolakan pahit, pasalnya Leona secara terang-terangan meminta Sean untuk menjauhinya dulu. Ia tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali.

Rabu

Tara dan Amel sedang berjalan menuju kantin, namun saat melewati dua orang didepanya Tara langsung membuang muka dan mata nya lagi-lagi memperlihatkan kebencian. Leon dan Leona yang melihat itu diam tak menghiraukan, meskipun sebenarnya Leon ingin bereaksi namun tangannya ditahan Leona.

Beberapa hari kemudian...

Sabtu

"lo kalo nggak suka bilang", ucap Leon mendekati Tara yang sedang duduk di perpustakaan. Kebetulan Leon baru saja mengembalikan buku dan melihat Tara.

"sakit ya lo", Tara menatap sinis Leon.

"gue rasa gue tau kenapa Sean nolak lo", kata-kata itu berhasil membuat Tara berhenti melakukan aktivitas meresume materi dan menatap Leon lekat.

"maksud lo?", tanya Tara.

"perhatiin sikap lo, percuma cantik attitude 0! Nggak ada laki yang mau", ucap Leon lalu pergi meninggalkan Tara yang bengong.

BEST 3NEMIES!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang