Leon yang memang masih penasaran dengan keberadaan Tara saat ini, mencoba menghubungi nomor Tara kembali dan betapa kagetnya Leon saat mendapati nomor itu sudah aktif. Beberapa kali Leon menghubungi namun pemilik nomor tidak juga mengangkatnya. Karena merasa tidak tahan lagi, setelah pulang sekolah Leon memutuskan untuk kembali ke rumah Tara.
“Tara”, panggil Leon yang sudah masuk ke pekarangan rumah Tara dan saat dilihatnya Tara yang sedang bermain dengan anjing peliharaanya. Namun, yang membuat Leon heran adalah seragam yang dikenakan Tara.
“kalo gitu Tara tadi udah masuk sekolah?”, batinnya, “ah shit”.
“Leon?”, Tara kaget saat melihat Leon yang sudah ada dibelakang nya.
“kok lo disini?”, tanya Tara.
“jangan minta gue pergi, kasih gue kesempatan untuk minta maaf”, Leon perlahan mendekat ke arah Tara.
“gue tahu kemarin gue keterlaluan, tapi—“
“nggak usah dilanjut, gue nggak mau bahas itu”, ucap Tara yang memotong penjelasan Leon.
“lo egois kalau gitu!, lo cuma peduli sama diri sendiri”
“jangan bilang gue egois! Lo nggak berhak buat bilang itu! Lo juga nggak pernah tahu gimana perasaan gue setelah nerima bertubi-tubi cacian dari anak satu sekolah”,
"emang seharusnya dari awal gue nggak masuk hidup lo”, Tara mulai tidak bisa menahan emosinya. Padahal belum ada semenit lalu ia bertemu Leon.
“jadi tolong lupain semua yang terjadi, anggap saja kemarin kita lagi sama-sama mimpi buruk, dan besok saat kita bangun kita nggak pernah kenal!!”, air matanya kini mulai turun setelah dari tadi tertahan. Tidak tahu kenapa melihat Leon semua memori kemarin terulang kembali.
“demi Tuhan gue nggak ngerti jalan pikiran lo!, lo tau lo yang mulai Tara! lo benar kalau aja waktu itu lo nggak ganggu gue, gue pasti nggak akan sekacau sekarang”
“oke- kalo gitu gue yang minta maaf karena udah ganggu hidup lo!, ini terakhir kali gue bilang, biar kita sama-sama tenang lupain semuanya, lo fokus ke hidup lo, dan gue dengan hidup gue”
“nggak usah minta maaf! Gue cuma mau lo mikir apa yang udah lo lakuin ke gue?”, ucap Leon.
“lo sadar nggak sih yang lo lakuin ke gue juga keterlaluan, lo anggep gue mainan lo, hah?, lanjutnya.
“gue nggak mainin lo Leon”
“Tara tolong stop pura-pura! gue nggak mau tahu, lo harus tanggung jawab dengan apa yang udah lo buat”
“tanggung jawab??”
“TETAP DISAMPING GUE!, jangan pergi lagi!”
“kalo itu tanggung jawab yang harus gue lakuin, gue rasa gue nggak akan pernah bisa bertahan dengan situasi itu, banyak diluar sana yang mau sama lo. Gue bukan cewek yang bisa lo perlakuin sesuai keinginan lo. so please, sesuai permintaan lo kemaren yang nyuruh gue pergi, kali ini gue akan benar-benar pergi”, ucap Tara yang masih berbicara namun air mata nya tidak berhenti menetes.
“gue rasa emang lo nggak punya hati”, “kalo niat lo cuma mau buat gue suka sama lo, lo berhasil Tara! YOU WIN!!”, Leon pergi meninggalkan Tara yang masih menangis.
Leon sudah tidak bisa menahan emosinya, ia pikir setelah dia menemui Tara semua akan membaik, tapi diluar harapannya Tara justru benar-benar tidak mau mempedulikannya lagi.
Tara yang masih menangis tiba-tiba kaget mendengar ucapan terakhir Leon, ia mengejar Leon yang sudah berjalan menuju motornya.
“Leon tu nggu”, panggil Tara membuat Leon berhenti melangkah. Seperti nya kali ini otak Tara sedang berfungsi dengan baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEST 3NEMIES!
Fiksi PenggemarBuat gue nggak masalah mau cowok atau cewek, kalau lo suka ya lo kejer, deketin dia, jangan cuma diam tanpa ngelakuin apapun, mana ada cinta diam-diam itu bahagia, cuma jadi pengagum itu nggak enak, emang lo bahagia saat ngeliat orang yang kita suka...