Sabtu
Hari ini Tara terlihat tidak seperti biasanya, saat melewati Leon Tara akan pura-pura tidak melihat, bahkan Tara tidak datang saat Leon bermain basket. Ia merasa kalah dan ingin menyerah.
Sementara Leon merasa puas melihat Tara yang tidak menyapa nya saat mereka bertemu. Permainan basket kali ini juga terasa lebih menyenangkan tanpa Tara.
Tara merasa dirinya jauh dari tipe yang diinginkan Leon, ia akan menyerah, ia berpikir bahwa percuma saja jika perasaannya dilanjutkan karena bagaimanapun ia berusaha Leon tidak akan melihatnya dan Tara tidak akan pernah bisa menjadi kekasihnya. Pastinya Tara tidak akan siap jika harus merasakan sakit kembali.
Pesan Chat Sunday 21:10
Tar, gue baru aja jln brg temen SMP gue yg pernah 1 sklah dgn Leon di Xandika.
Jadi gue sempet nanya gtu tntg Leon.21.11
FYI Leon pernah patah hati karena ditolak cinta pertamanya, Leon suka sama itu anak dari awal SMA, mereka temanan gitu tapi Leon baper. Pas Leon nembak ditolak, padahal kta temen
gue Leon itu suka bgt bgt sama dia, sampe apapun dilakuin. Leon prnah berantem sama cowok yg jga sering ganggu cewek itu.21.12 Yang gue denger katanya cewek itu anak baik2 gitu disekolah.
21.13 Gue lg nunggu temen gue kirim foto cwek itu, klo udh ada lngsung gue kiri ke lo
***
Senin
“Tar temen gue belum kirim foto cewek itu”, ucap Amel saat baru datang dikelas.
“foto cewek apaan?”
“bukannya lo udah read chat gue semalem”
“lah gue pikir itu pesan berantai, panjang amat”
“jadi gak dibaca?”
“nggak”
“baca sekarang”
“apaan sih, ceritain aja”
“capek gue mau cerita, udah baca aja dulu”
Tara langsung mengambil ponsel yang masih berada didalam tas nya. Mimik wajah Tara seketika berubah saat membaca pesan yang dikirim Amel semalam. “hmm”, Tara menghela nafas sebentar.
“foto nya nggak usah dikirim, biarin aja”, ucap Tara saat selesai membaca pesan.
“kenapa?, lo takut kalah cantik lagi?”, Tara melirik kesal kearah Amel.
“bukan gitu, gue udah nggak mau lagi berurusan sama Leon”
“kata nya mau buat dia jadi suka”
“udahlah nggak penting, gue nggak mau ngelanjutin”
“kok berhenti ditengah jalan, sia-sia lah yang selama ini udah lo lakuin”
“gue capek lah mau sekolah aja yang benar”
Amel merasa aneh mendengar jawaban Tara.“jangan bilang kalau lo yang suka sama dia?”, tanya Amel yang tidak percaya. Tara hanya diam saja, namun Amel tahu diam nya Tara itu berarti IYA.
“kan lo kejebak sama ulah lo sendiri”, ucap Amel sedikit merubah nada suara nya menjadi sedikit kesal.
“terus sekarang lo benar-benar mau mundur?”
“iyalah, nggak mungkin gue terusin. Lo tahu sendiri tipe nya gimana, lagian dia dari awal juga emang nggak suka sama gue. Bahkan gue pernah jahatin adiknya”
“hm, gimana baik nya menurut lo deh. Lagian gue nggak mau liat lo sakit hati lagi gara-gara ditolak cowok. Yakali dalam 3 bulan ditolak 2 kali”
“lo bisa nggak sih nggak usah jujur banget”
“biar lo juga sadar Tar, banyak cowok yang suka sama. Biarin cowok yang ngejer lo, bukan lo yang ngejer cowok. Cowok ganteng nggak cuma Sean sama Leon”, ucap Amel.
2 minggu berlalu
Beberapa hari kebelakang Tara mencoba untuk tidak bertemu Leon, dirinya sebisa mungkin menghindari tempat-tempat yang biasa ada Leon. Tara mulai membiasakan diri untuk menjauh karena ini satu-satunya cara agar ia perlahan bisa membuang perasaannya.
***
Sabtu
“nggak enak juga pemadangan pinggir lapangan tanpa muka Tara”, ucap Alvin saat sedang beristirahat ditengah lapangan bersama Leon dan teman lainnya. Alvin menyenggol lengan Leon yang sedang duduk menjadi tumpuannya saat merebahkan diri ditengah lapangan.
“apaan sih lo Vin?”, Leon marah saat Alvin menyenggolnya.
“lo ada masalah sama Tara?”
“nggak!”
“kalo emang nggak kenapa dia udah 3 minggu ini nggak nongol”
“mana gue tahu, lo tanya aja sendiri ke orangnya”
“gimana mau nanya, ketemu aja nggak pernah, itu anak kayak hilang ditelan bumi kayaknya”
“biasa juga selalu nyamperin lo kan”, sambung Alvin lagi.
“terserah lo mau ngomong apa”, Leon bangun dari tidurnya dan berjalan meninggalkan Alvin.
“wey mau kemana lo?”, Alvin yang sadar Leon pergi langsung mengejarnya.
“beli minum”
“susah juga kan nggak ada Tara, biasa minum udah disediain”, kali ini Alvin sudah berjalan disamping Leon.
“jadi lo mau di ada cuma untuk minuman aja?”, tanya Leon kesal.
“ya nggak juga, tapi at least kita nggak perlu ke kantin kan”
“terserah lo lah Vin, kalo lo mau sama dia ambil”
“ya kalo dia mau nggak perlu lo bilang juga pasti udah gue jadiin pacar itu anak”
***
Leon tiba-tiba mulai memikirkan ucapan Alvin, jika diingat lagi akhir-akhir ini harinya merasa ada yang kurang. Awalnya ia merasa puas telah membuat Tara menjauhi dirinya, namun saat ia ingat reaksi terakhir kali yang Tara tunjukkan ntah kenapa dalam perasaan mengganjal yang mengganggu dirinya.
Tidak lagi ada perdebatan, tidak lagi ada pengganggu, tidak ada lagi makan bersama, tidak ada lagi sapaan kecil Tara, tidak ada lagi hal-hal konyol yang sengaja dilakukan untuk mencari perhatian Leon. Semua nya hilang, seakan memang Tara sudah benar-benar menjauh darinya. “harusnya gue senang, ini yang gue mau. Tapi ---”.
Duaarrr
Suara Leona berhasil membuat Leon terlonjak.
“shit, kurang kerjaan apa lo?”, bentak Leon yang kesal karena ulah adikya ini.
“ngapain sih ngelamun?? mikirin kak Tara ya?”, goda Leona.
“banyak yang lebih penting dari dia”, jawab Leon sinis.
Leona yang tak yakin semakin menggoda Leon, “sama kak Salsa lebih penting mana?”
“diem lo!!, sama-sama nggak penting”
Leona menyetikkan jarinya, “yes, dapet kan jawabannya”
“apaansih lo?”, Leon heran melihat adiknya senyum-senyum tidak jelas.
“tau nggak tingkah kakak sekarang ini, sama persis saat kak Salsa nolak kakak”, jelas Leona.
“pakek bilang sama-sama nggak penting lagi! Fix berarti emang benar kakak lagi ada apa-apa sama kak Tara”
“kalo lo cuma ngomongin dia mending keluar dari kamar gue”, usir Leon.
Leona diam sejenak, dan ekspresinya berubah serius. “tapi serius deh, kakak lagi ada masalah kan sama kak Tara?”, tanya Leona yang berhasil membuat Leon tiba-tiba diam.
“Le bisa pergi nggak dari kamar gue?”, dengan nada yang pelan penuh penekanan Leon menyuruh Leona keluar dari kamarnya.
Tanpa mengucapkan apapun Leona keluar dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa ia tahu kakak nya sedang mengalami sakit cinta.
***
11/8/19
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST 3NEMIES!
FanfictionBuat gue nggak masalah mau cowok atau cewek, kalau lo suka ya lo kejer, deketin dia, jangan cuma diam tanpa ngelakuin apapun, mana ada cinta diam-diam itu bahagia, cuma jadi pengagum itu nggak enak, emang lo bahagia saat ngeliat orang yang kita suka...