2. Saingan

144 12 7
                                    

Senin

Kali ini sudah memasuki 2 minggu dalam kegiatan mengajar, Sean semakin gencar mendekati Leona, dengan label siswa terpintar Sean memanfaatkan hal tersebut sebagai alasan itu untuk dapat membantu Leona dalam memahami materi kelas 10.

Meskipun sebenarnya ia memiliki maksud lain. Sean akan mengirimi pesan untuk sekedar bertanya hal-hal yang sebenarnya tidak penting, namun Sean tidak peduli yang terpenting dirinya bisa dekat dengan Leona dan bisa mendapatkan hatinya.

Sementara itu ditempat lain Tara semakin dibuat kesal oleh sikap Sean yang semakin hari semakin dingin, padahal ia sudah berusaha untuk sekelas dengan Sean namun tetap saja Sean tetap tidak pernah menganggapnya ada.

Tara merupakan siswi yang tidak terlalu pintar untuk bidang Sains, sehingga ia memaksa keluarga nya menyogok pihak sekolah untuk memasukkannya ke kelas IPA agar dapat satu kelas bersama Sean. Sama hal nya dengan Sean saat ini, apapun akan Tara lakukan agar bisa mendapatkan hati pujaannya. Intinya mereka sedang berjuang.

"Sean lo kenapa sih benci banget sama gue? Apa gue kurang cantik? Apa gue harus ke korea dulu buat operasi?", ucap Tara yang masih belum juga memejamkan matanya padahal sudah pukul 23.00.

***
Jum'at

"pak Tara udah di depan gerbang", ucap Tara melalui telepon pada supirnya.

Tara berdiri didepan gerbang sekolah untuk menunggu supirnya menjemput, ya supir Tara tidak parkir didepan sekolah melainkan menunggunya agak jauh diluar sekolah, sehingga Tara harus menelpon nya terlebih dahulu agar supir nya masuk ke area gerbang sekolah.

"gue anter ya", ucap Sean memberhentikan motornya di depan gerbang dan menaikkan kaca helm nya.

"gakusah kak, aku naik busway aja"

Tara yang sedari tadi masih sibuk memainkan ponselnya, tidak sadar jika Leona berdiri disampingnya dan tentu yang membuatnya sadar saat ia mendengar suara yang tidak asing baginya, "kenapa Sean harus didepan gue", batin Tara sesak saat melihat Sean yang menghampiri Leona untuk mengantarnya pulang.

"lo kenapa sih nggak pernah mau setiap gue ajak pulang bareng?", tanya Sean.

"what?!!! Sean udah sering ngajak tapi dia nolak? Dasar belagu"

"nggak papa kak, aku udah sama teman aku gak enak kalo dia ditinggal"

"alah sok setia kawan lu"

"mana temen lo? Gue liat lo sendiri"

"dia masih ditoilet, aku lagi nunggu dia"

"yaudah besok gue jemput ya", Sean menurunkan kaca helmnya.

"apa lagi ini? jemput?, Sean mau jemput cewek ini"

"lo hati-hati, nanti gue telepon seperti biasa", Sean menyalakan mesin motornya meninggalkan Leona, dan pastinya ia tidak menoleh sedikit pun ke arah Tara. Sean selalu menganggap Tara seperti mahluk astral.

"telepon? mereka sering telponan?"

"mba Tara", panggil seseorang di dalem mobil yang memecah pikiran Tara.

Tara terlihat bingung, ingin rasanya ia menjambak rambut cewek yang berada dua meter disampingnya ini, namun apa boleh buat supirnya sudah datang, jadilah ia naik tentu masih dengan emosi yang campur aduk.

"gue yang udah setahun ngejer Sean aja, baru sekali dianter pulang itupun karena ada paksaan dari gue, sekarang cewek itu nolak Sean ??? dan telepon ? dia bilang mau nelpon cewek itu? Selama ini gue nelpon dia nggak pernah angkat", batin Tara

BEST 3NEMIES!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang