10. Kecewa

53 3 0
                                    

“lepas! lo mau ngapain?”, Tara mencoba melepas genggaman Leon.

“nggak usah takut gue cuma mau liat memar ditangan lo”, jawab Leon yang seketika membuat ke tiga nya kesal karena tidak langsung to the point.

“tangan gue baik-baik aja kok”, jawab Tara sambil melihat lengan belakangnya yang tadi menyentuh lantai dengan keras.

“bukannya lo bilang tadi sakit?”, kesal Leon karena Tara menolak.

“yaudah ayo Le gue anter lo kekelas dulu”, ajak Sean dan akhirnya mau tidak mau Leona mengikutinya.

“sini lo duduk”, Leon menyentuh bahu Tara untuk mendudukinya di tempat  yang ia duduki tadi. Sekarang Leon berdiri didepan Tara dan menyentuh lengan belakang Tara dengan pelan dan membolak-balikannya untuk mencari bekas memar karena benturan tadi.

“maafin gue”, ucap Leon.

“gue kan udah bilang nggak papa”, jawab Tara yang sebenarnya sedikit bingung dengan sikap Leon.

“lain kali jangan ikut campur saat orang lagi berantem”, Leon memberikan nasehat kepada Tara.

“tangan gue nggak papa Leon”, ucap Tara sambil menahan tangan Leon untuk tidak membolak-balikan lengannya lagi dan tanpa peduli perkataan Leon.

“yang keliatan baik diluar belum tentu baik didalam, lo nggak perlu nyembunyiin apapun dari gue”, jawab Leon menatap mata Tara.

“kenapa ini cowok jadi berlebihan gini sih”, ucap Tara dalam hati karena sedikit kesal.

“sumpah ini nggak sakit”, lagi-lagi Tara mencoba mengelak karena ingin menghindari Leon yang dia anggap berlebihan.

“lo lihat ini”, Leon menunjukkan memar di siku Tara yang sebenarnya sudah ia lihat sedari tadi. Tara yang juga menyadarinya kini pasrah tidak dapat protes kembali.

“lo jangan kemana-mana, gue cuma 5 menit”, ancam Leon lalu keluar ke klinik dan berlari menuju kantin.

“hehh”

“lo ngapain sih pakek lari segala”, ucap Tara saat mendapati Leon kembali dengan nafas yang tidak stabil.

“kan -eeh- gue janji -huh- cuma ninggalin lo 5 menit -huh-, jawab Leon sambil mengatur nafas. Ntah kenapa melihat sikap Leon yang seperti ini membuat Tara semakin tidak enak karena merasa sudah mempermainkan Leon.
Tara turun dari tempat tidur dan melangkah menuju tempat Leon berdiri.

“nih”, ucap Tara setelah mengambil botol minuman yang memang sudah dibawa Leon ditangannya, lalu membukanya dan memberikan kembali pada Leon.

“makasih”, Leon meraih minuman itu dan langsung meneguknya.

“ini”, Leon memberikan minuman itu kembali dengan maksud menawari Tara untuk meminumnya juga.

Tara hanya menggeleng sambil mata nya menatap heran.

“karena bekas gue?”, tanya Leon.

“gue nggak haus”, jawab Tara yang lagi-lagi menggeleng masih heran dengan sikap Leon.

sorry gue beli cuma satu karena sisa kembalian beli ini”, ucap Leon yang merasa tidak enak karena hanya membeli sebotol minuman sambil memperlihatkan es batu yang dibawanya.

“gapapa”, kali ini Tara mengangguk.

“yaudah duduk biar gue kompres memar nya”, perintah Leon dan ikuti oleh Tara.

Dengan lembut Leon mulai mengompres siku lengan Tara dengan es batu yang hanya dibungkus oleh plastik, karena tidak menemukan kain.

“sakit kan?”, tanya Leon yang duduk disebelah Tara sambil terus menahan kompres ditangannya.

BEST 3NEMIES!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang