Udara pagi hari terasa sejuk ketika musim gugur mulai datang menghampiri diawal September ini. Sepasang dua orang gadis masih meringkuk dibalik selimut tebal pagi itu.
"Hey bangun, ini sudah pagi" ucap salah satu gadis berambut agak pendek sebahu itu.
"Hmm aku masih ingin menikmati hari ini dengan hubbyku..ini hari terakhir sebelum seminggu ke depan aku tidak melihatmu ketika aku bangun tidur." Jawab gadis berambut panjang itu dengan tangannya yang masih erat memeluk gadis disampingnya itu.
Gadis berambut pendek itu hanya tersenyum dan mencium kening gadis berambut panjang itu.
"I Love you istriku"
Kilas balik september . 23 . 2016 .
Disamping pendeta kini aku sudah menantinya untuk bersanding sehidup semati dihadapan tuhan, dia tengah berjalan ke arahku dengan didampingi oleh ayahnya. Aku sangat berterimakasih kepada Tuhan nikmat yang telah Ia berikan selain Jennie juga untuk kedua orang tuanya yang telah merestui kami. Kembali aku melihatnya semakin dekat ke arahku dan kini tepat berada disampingku, dia tersenyum dan melihatku dengan penuh cinta dan kebahagiaan dimatanya, aku bisa merasakan itu.
Acara sakral segera dimulai aku dan Jennie kini dengan berhadapan satu sama lain. Dia terlihat sangat cantik meski dengan make up yang tipis itu. Pendeta mulai membaca nya kotbah sucinya untuk janji pernikahan kami. Aku dan Jennie dengan tenang mendengarkannya sampai akhir.
Pendeta membacakan perjanjian pernikahan janji itu yang paling ditunggu-tunggu, namun juga momen yang sangat menegangkan bagiku. Janji pernikahan merupakan janji persekutuan abadi yang benar-benar diucapkan di hadapan Tuhan ktika janji ini diucapkan, maka sepasang kekasih telah resmi menjadi pasangan pernikahan, Janji ini juga bukan hanya sekedar janji, melainkan janji yang dibawa sampai mati yang mengikat antara kedua belah pihak.
Aku menutup mataku dengan lega setelah selesai dan sesi terakhir adalah memasangkan cincin ditangannya dan begitu juga sebaliknya dengan jennie.
Kami saling menatap untuk sesaat dan moment terkahir adalah ketika aku mencium bibirnya dihadapan semua orang dengan hati paling bahagia yang pernah aku alami didunia ini.
"Aku mencintaimu Lisa.."
"Aku juga mencintaimu Jennie.."
Akhir kilas balik.
Normal pov .
"Baby apakah kau sudah selesai? Cepat turun sarapannya sudah siap." Teriak Jennie memanggil Lisa ketika dia sudah selesai menyiapkan sarapan.
"Aku turun sayang...wah wah dari atas saja baunya sudah tercium, istriku hari ini sedang baik rupanya." Ucap Lisa dengan seringai kecil.
"Diam, duduk dan makanlah. Kau bilang seperti itu jadi selama ini aku tidak penah baik saat membuat sarapan? begitu huh?"
"Bukan itu maksudku sayang...uh aku hanya bercanda hhhhha"
Mereka pun sarapan pagi itu setelah beberapa saat Lisa akhirnya pamit untuk berangkat ke kantornya sementara Jennie masih dirumah untuk membereskan pekerjaan rumah sebentar.
Jennie dan lisa sudah menikah tapi untuk pekerjaan mereka tetap profesional, Lisa yang memang sudah memiliki perusahaan sendiri dan Jennie yang masih bekerja di perusahaan ayahnya meski sudah menikah Jennie tetap ingin melanjutkan pekerjaan itu walau Lisa hampir setiap hari memaksa nya untuk Jennie agar mereka disatu perusahaan saja yaitu perusahaan lisa namun Jennie tetap bersikeras menolaknya dengan alasan dia tidak ingin mengecewakan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight
FanfictionJennie dan Lisa sudah menikah empat tahun silam. Lisa selalu memprioritaskan Jennie yang paling utama termasuk mengorbankan keinginannya mempunyai seorang anak karena keinginan sang istri ternyata tidak sama dengannya. Jennie adalah hidupnya. Tapi...