Aku lelah seharian ini dengan pekerjaan yang menumpuk tiada henti. Tapi aku tersenyum kembali ketika mengingat malam ini jennie akan pulang kembali ke Korea, rasa lelah akan terbayar hanya dengan melihat dan memeluknya. Aku sangat merindukannya.
tiba di apartement aku langsung bergegas menuju kamar, dengan pintu kamar yang sudah tak terkunci aku bisa memastikan Jennie sudah ada dan mungkin sekarang dia sedang menungguku. Aku tersenyum malu membayangkan akhirnya aku bisa melepaskan moment rinduku padanya. saat berdiri sebentar merapihkan poniku sebelum membukan pintu memasuki kamarku. Tepat aku masuk aku sudah melihat malaikat kecil yang imut dengan wajah lelahnya tengah berbaring diranjang kami. Dia terlihat cantik meski sedang tertidur. Benar Dia tertidur. membayangkannya dia akan langsung memelukku ketika aku datang hanya menjadi sebuah imajinasi. Tak apa masih ada hari besok Lisa!
Aku langsung ikut berbaring di samping nya menyelimuti tubuh kami berdua.
Menatapnya sebentar lalu mencium pipi dan dahinya."Aku sangat merindukanmu. Good night Nini"
Terlalu lelah untuk hari ini, aku terlelap mendekap tubuh mungilnya.
...................
Aku terbangun dengan bunyi alarm dimeja sampingku. Pagi ini aku sengaja akan berangkat siang hari aku ingin meluangkan waktu pagi hari ku sebentar bersama istriku.
"Pagi wife" Ucapku mencium pipinya. Dia sedang mencuci piring.
"Pagi juga .. kau baru bangun?" Tanyanya melihatku.
"Iya sayang dan pagi ini aku ingin kita berangkat bersama ke kantor. Aku merindukanmu kau tau"
"Maaf untuk semalam lili, aku terlalu capek aku menunggumu dan aku ketiduran." Dia mengelap tangannya setelah selesai lalu beralih menatapku.
"Aku mengerti sayang, jadi bisakah pagi ini kita berangkat berangkat bersama ?"
Dia diam seperti sedang memikirkan untuk menjawab pertanyaanku. Kenapa harus memikirkan jawabnya , bukankah itu terlalu mudah untuk dijawab?
"Sayang..." Tanyaku lagi.
Karna aku gemas padanya aku tanpa basa basi mendekatkan wajahku padanya berniat ingin meminta ciuman bibir dipagi hari, namun apa yang aku dapat dia cepat menghindari ciumanku.
"Aku akan mandi dan siap-siap setelah itu kita berangkat bersama ok baby?" Ucapnya tersenyum lalu memelukku dan cepat berjalan menuju kamar kami.
Aku diam sedikit bingung menyeritkan dahiku. Ada apa dengannya ? Ini pertama kali nya dia menghindar dari ciumanku, apakah kepalanya terbentur sesuatu diparis sehingga dia sedikit berbeda. Ini bukan istriku, bukan Jennie yang aku kenal. Aku menepis semua nya kembali ketika memikirkan itu semua.
Aku kembali ke kamar bersiap untuk mandi juga setelahnya. Jam sudah menunjukan pukul 8:45 pagi dan tepat jam 10 aku harus ada dikantor.
Jennie sudah keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian kantornya. Tunggu, jadi dia berdandan dikamar mandi jadi juga sehingga aku tidak bisa melihatnya disini. Ugh sialan dengan hari ini!
"Sayang kau cepat sekali sudah siap berdandan" Kataku mendekatinya.
"Iya baby aku meeting siang ini, aku lupa memberitahumu itu sebebnya aku harus terburu-buru."
Aku hanya mengangguk mengerti tapi mataku tetap lekat menatapnya.
"Sayang bisakah malam ini kau bersamaku-"
Aku tidak sempat melanjutkan ketika ponsel sialan itu menggangguku.
Ponsel Jennie berbunyi dan dia mengangkatnya dengan cepat.
"Halo, hm iya aku akan- baiklah aku harus pergi sekarang" Jennie menutup panggilan itu dan kemudian menatapku.
Dia mengambil tanganku lalu tersenyum lembut.
"Baby aku harus pergi nanti klien memintaku untuk makan setelah meeting, apakah itu boleh?" Katanya padaku seperti penuh harap.
Aku menelan ludah sedikit sebelum akhirnya mengangguk menyetujuinya.
"Terimakasih baby..."
Aku mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi.
"Seulgi jam 12 makan siang temui aku ditempat biasa." Aku mengirim pesan pada seulgi ingin berbicara sesuatu tentang kejanggalan yang aku rasakan akhir-akhir ini.
"Dia memang berbeda sejak hari itu."
....................
Musim segera berakhir guys.
Abaikan typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight
FanfictionJennie dan Lisa sudah menikah empat tahun silam. Lisa selalu memprioritaskan Jennie yang paling utama termasuk mengorbankan keinginannya mempunyai seorang anak karena keinginan sang istri ternyata tidak sama dengannya. Jennie adalah hidupnya. Tapi...