Saat ini aku tengah berada disebuah restoran sambil tanganku terus mengetik di laptop. Sebuah proyek besar yang akan menjadi misiku untuk membangun masa depan. Sekarang aku disini disebuah resto kecil, Restoran ini cukup ramai aku melihat beberapa orang masih masuk dan keluar. Aku masih menunggunya dan kembali aku menatap laptopku, namun tak lama ketika sebuah lagu diputarkan tiba-tiba kembali aku teringat tentang kisahku setahun yang lalu. Lirik itu.
Hatiku yang tulus selalu mencintai
Dan menyayangimu segenap jiwaDalam diam kuterpaku mengingat kisah kita sedih hatiku tiada berbicara.
Dia...
Satu tahun yang lalu, setahun aku pergi dari kisah hidupku yang pertama.
Tidak. Hentikan. Lupakan. Kau sudah menemukan hidupmu yang lain lisa.
Aku mengambil nafas dan meminum sedikit kopi yang ada disamping laptopku.
Aku bertemu dan melihat nya. Dia tampak sama seperti satu tahun yang lalu, aku telah memutuskan untuk berpisah dengan nya dan itu bukan tanpa alasan. Aku telah melihat dia selalu bimbang dengan dirinya sendiri bahkan sebelum aku tahu semua nya dia sudah tampak berbeda. Mengapa aku memutuskan berpisah dengan nya hanya dalam waktu kurung satu minggu. Jawabannya adalah aku sudah memikirkan itu sebulan ketika aku tahu dia telah menyakitiku, aku begitu mencintainya sangat mencintai maka dari itu aku membiarkan nya bahagia bahkan tanpa perlu dia harus merasa bingung lagi. Apa yang harus kita pertahankan jika pasangan kita sudah tidak lagi mencintai kita? Apa alasan yang tepat jika dia berbuat curang di belakang? Kau harus tahu itu, itu artinya pasangan mu tidak lagi bahagia dengan kamu. Aku berpisah dengan nya karna aku ingin dia bahagia.
Aku berharap dia bahagia sekarang.
"Hi" Suara tak asing bagiku tiba-tiba terdengar tepat di belakang telingaku membangunkan lamunanku sejenak. aku tersenyum ketika sebuah tangan mendarat di leherku. Itu pelukan ringan nya.
"Hi too" aku menyapanya kembali.
"Kalian berdua, kenapa tidak menungguku huh?"
"Kami berdua?" aku menyela. Aku memandangnya menengok sedikit, dia kemudian balik menghadapku.
"ya kalian berdua. Kau dan laptopmu, kau yang selalu ada waktu dengan laptopmu." katanya, memulai pembicaraan kecil seraya cemberut.
"Ya ampun" jawabku terkekeh. Aku benar-benar berharap dia marah karna itu akan terlihat lebih lucu.
"Bagaimana kabarmu? Kau baik-baik dengan laptopmu dan-
"Miyeon.. Aku sedang mengerjakan proyek baru, karna ini berada diluar korea jadi aku yang harus turun tangan."
Kami saling bertatap wajah kemudian dia tertawa.
"Benarkah? Sejak aku berhenti jadi sekretarismu kau tidak pernah lagi memberitahu tentang proyek baru apa pun itu" Nada bicara nya sedikit terlihat kecewa.
"Hey bukan begitu, aku tidak ingin urusan kerjaku adalah urusanmu lagi. Karna kau adalah hal pribadi untukku"
Dia menyipitkan matanya dan bibirnya terlihat cemberut.
"Terserah" Acuh nya padaku.
Aku tersenyum dan menggeserkan kursiku lebih dekat padanya.
"Yaa, jangan marah... Aku janji setelah rencana proyek ini selesai. Kita akan pergi liburan ke london" Ucapku sambil memegang tangannya.
"Really?"
"Yes, sekarang lihat aku"
Dia perlahan membalikkan wajahnya untuk melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight
FanfictionJennie dan Lisa sudah menikah empat tahun silam. Lisa selalu memprioritaskan Jennie yang paling utama termasuk mengorbankan keinginannya mempunyai seorang anak karena keinginan sang istri ternyata tidak sama dengannya. Jennie adalah hidupnya. Tapi...