Restless

6.1K 528 50
                                    



Jennie pov.

Aku akan pulang ke apartement Lisa sejak aku menginap di rumah kai kemarin malam. Aku pulang dengan perasaan tak menentu tentu saja karna aku takut, bersalah dan khawatir menjadi satu dalam pikiran ku saat ini.

Hari masih pagi jam 08:00 aku sudah tiba di apartement kami. Ini hari sabtu dan Lisa libur dari kantor nya, aku membuka pintu kamar kami perlahan untuk melihat apakah dia masih tidur, dan ternyata aku melihatnya dia masih terlelap dengan rambut yang berantakan.

Aku merapihkan rambutnya dan menatapnya sebentar, perasaan bersalah kembali menyerang dalam diriku.
Aku mencium pipi nya dan setelah itu aku pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Aku menyiapkan nasi goreng kimchi kesukaan nya, dia terlihat lelah tadi dalam tidurnya. Aku akan bicara padanya dan meminta maaf karna tadi malam tidak datang dan memberi kabar pada nya, tapi alasan apa yang harus aku buat? Tidak mungkin aku mengatakan kai sakit kan, tidak. Aku tidak bisa membiarkan Lisa tahu ini semua ini sebelum aku benar-benar memutuskan keputusan ku dengan bulat.

Semua sudah siap dan tertata rapi di meja. Hanya tinggal menunggu Lisa bangun.

Ketika aku kembali dari dapur aku sudah melihat nya duduk di meja makan. Dia sudah bangun rupanya. Mata kami bertemu namun tanpa mengucapkan sepatah kata.

Aku menghela nafas sedikit dan berjalan menghampirinya seraya tersenyum..

"Morning baby...." Ucap ku dan duduk di samping nya.

"aku menyiapkan ini semua, ayo kita sarapan dulu" Dia terlihat agak diam.

"Terima kasih Jen" Jawab nya tanpa melihatku.

Kami sarapan hanya dengan suara piring dan sendok yang bertabrakan terdengar diruangan itu.

Selesai makan aku melihatnya dia akan segera berdiri, namun dengan sigap aku mengambil tangan nya dan membuatnya kembali duduk.

"Lisa maafkan untuk tadi malam.." Ucap nya dengan rasa salah ini. Aku tahu dia diam karna aku.

"Baby. Aku semalam.. Aku berada di rumah chahee dia kecelakaan dan dia meminta ku untuk menemani, aku,
aku benar-benar tidak bisa menolaknya"

Aku mengatakan tanpa melihatnya. Aku tidak ingin merasakan lebih besar lagi rasa bersalah ini.

"Ponselku-"

"tidak apa, aku mengerti. Lagi pula mereka lebih penting kan dari pada aku"

Aku mengangkat kepalaku ketika dia mengatakan itu.

"Tidak Lisa- "

"aku harus pergi ke kantor"

Dia segera berdiri dan aku mengikutinya.

"Tapi ini hari sabtu, kau libur kan"

"ya, tapi ada hal penting yang harus aku urus di kantor"

Aku langsung memeluk dari belakang ketika dia berbalik berbicara untuk pergi.

"Jangan marah padaku.. Maafkan aku" Aku masih memeluk tubuhnya tapi kemudian tangannya melepaskan pelukanku. Dia berbalik untuk melihatku.

"Tidak ada perlu di khawatirkan, kau hanya akan melihatku marah sekali" Aku bingung dengan ucapannya, ketika aku akan berbicara lagi dia mengambil pipiku dan mengusapnya dengan tangan kirinya. Harusnya aku senang dia tidak marah padaku, dia memang selalu mengerti aku. Tapi melihatnya seperti itu aku merasakan sesuatu yang entah apa itu dia menatapku kosong bahkan berbeda dengan Lisa yang sering aku lihat menatapku dengan mata cinta nya.

Hold Me TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang