3

2.4K 328 9
                                    

***

Satu pekan berakhir dan Jiyong masih belum dapat melupakan ucapan Lisa waktu itu. Pria itu memutuskan untuk melupakan perasaannya kepada Lisa dan berjanji untuk membuktikan pada Lisa kalau ia bisa sukses. Dia bukan cinta pada pandangan pertama bagiku, dia hanya cantik dan wajar saja kalau pria normal sepertiku menyukai wanita cantik, pikir Jiyong– berulang-ulang hingga pikiran itu mampu menghipnotis dirinya sendiri. Jiyong sudah memutuskan– untuk benar-benar berhenti menyukai Lisa dan hanya akan fokus pada karirnya, pada kesusksesannya demi menampar Lisa dengan kenyataan. Jiyong sudah memutuskan untuk membuktikan pada Lisa kalau ia mampu meraih kesuksesannya sebagai seorang musisi.

"Jadi, kau bertemu Lisa saat konser minggu lalu? Dan dia mengatakan padamu kalau kau tidak akan sukses?" tanya SE7EN, setelah ia mendengar cerita Jiyong– mendengar alasan Jiyong terlihat murung beberapa hari terakhir ini.

"Iy-"

"Tok tok," ucap Gummy, menginterupsi obrolan SE7EN dan Jiyong di ruang latihan. "Apa aku mengganggu?"

"Tidak noona, aku hanya mengobrol dengan Dongwook hyung, bukan masalah penting," jawab Jiyong sebelum SE7EN lebih dulu membuka mulutnya.

"Ada apa noona?" susul SE7EN

"Dongwook-ah, apa kau tahu dimana Lisa biasa bersembunyi?"

"Bukankah dia kembali ke Paris?"

"Tidak, dia- sesuatu terjadi dan sekarang dia kabur, augh! Dia sudah 20 tahun tapi masih sangat kekanakan, apa kau tahu sesuatu? Mungkin tempat rahasia atau sesuatu semacam itu?"

Choi Dongwook terlihat sedikit terkejut namun kemudian ia bangkit dan memberitahu Gummy kalau ia akan menemukan Lisa. Dongwook pergi dari ruang latihan itu bersama Gummy, hendak mencari Lisa namun justru meninggalkan perasaan khawatir di dada Jiyong.

"Hentikan, kau tidak perlu khawatir Jiyong. Itu urusan orang dewasa dan kau tidak perlu peduli lagi padanya, dia sudah menghinamu untuk apa lagi kau memikirkannya," gumam Jiyong kepada dirinya sendiri sebelum kemudian ia harus melanjutkan latihannya.

Sementara itu, di tempat lain, kira-kira 20 menit setelah Gummy meminta bantuannya, Dongwook tiba di sebuah taman sepi dekat sekolah dasar. Sekolah dasar di area itu sudah lama tutup, sehingga tamannya pun mulai terbengkalai, namun seseorang yang ia cari ada disana– Lisa ada disana, bermain ayunan sendirian.

"Sudah ku bilang dia ada disini," ucap Dongwook sembari melepaskan sabuk pengaman mobilnya. Ia memarkir mobilnya di sebelah mobil Lisa, kemudian memberikan kunci mobilnya pada Gummy. "Noona pulang saja, aku akan memastikan Lisa pulang hari ini, jadi kau tunggu saja dia di rumah, dia akan pergi lebih jauh lagi kalau melihat noona disini,"

Setelah memastikan Gummy benar-benar membawa mobil miliknya pergi, Choi Dongwook menghampiri Lisa. Pria itu berlari kecil kemudian berdiri di depan Lisa dengan wajah kesalnya.

"Jangan pura-pura tidak tahu dan bertanya apa yang terjadi, dorong saja ayunanku," ucap Lisa, yang menatap kosong ke depan tanpa menatap wajah Dongwook.

Lisa pergi ke Paris untuk belajar tentang fashion seperti bagaimana yang dimimpikannya. Ia berusaha sangat keras untuk pergi kesana, bekerja mati-matian untuk mendaftarkan karyanya dan mendapatkan beasiswa penuh disana. Tahun lalu Lisa mendapatkannya, namun beberapa bulan terakhir semua rencananya untuk sukses sebagai seorang disainer hancur begitu saja. Seorang pria menyukainya, menguntitnya hingga Lisa tidak bisa menahan dirinya lagi. Dengan tegas Lisa mengatakan pada pria itu kalau ia sudah berkencan dengan seseorang, dengan tegas juga Lisa mengatakan pada pria itu kalau ia tidak menyukainya. Lisa meminta pria itu untuk berhenti menguntitnya, namun hal yang terjadi ternyata justru lebih mengerikan dari sekedar menguntit.

Si penguntit marah karena penolakan Lisa, pria itu memang berhenti menguntit, namun pada suatu malam pria itu justru datang ke asrama tempat Lisa tinggal dan mengancam akan membunuh Lisa kalau Lisa bersikeras menolaknya. Pria itu gila, dan semua orang mengetahuinya, namun disaat Lisa membela dirinya kemudian secara tidak sengaja menusuk perut pria itu– Lisa di berhentikan dari sekolah fashion tempatnya belajar. Gadis itu juga di deportasi dari Paris hanya karena tidak sengaja menusuk perut seorang pria Paris yang hendak membunuhnya. Semuanya terasa sangat tidak adil bagi Lisa, ia tidak melakukan kesalahan apapun namun semua yang terjadi terasa bagai hukuman baginya.

"Sekarang eomma dan appa melarangku pergi jauh lagi," ucap Lisa setelah hampir 20 menit Dongwook mendorong ayunannya dalam diam. "Lalu Jiyeon eonni mencarikanku pekerjaan di YG. Dia bilang aku bisa jadi salah satu staff di tim stylish-nya, aku bisa bekerja dan berlatih di YG kemudian mengambil kelas fashion disini,"

"Kau sudah berusaha keras untuk pergi ke Paris, kau pasti sangat kesal," jawab Dongwook yang kemudian menghentikan gerak ayunan itu dan berlutut di depan Lisa. "Tapi bekerja di YG juga tidak terlalu buruk. Kau bisa kuliah disini sembari mengumpulkan uang kemudian kembali pergi ke Paris dengan uangmu sendiri,"

Lisa menggelengkan kepalanya, dan Dongwook hanya menghela nafasnya. Tentu saja Lisa sudah memikirkan rencana yang ia ucapkan tadi, Dongwook tahu kalau Lisa tidak akan semerta-merta menolak tawaran itu tanpa alasan.

"Kau ingat Jiyong?" tanya Dongwook dan Lisa menganggukan kepalanya. "Kau ingat apa yang kau katakan padanya minggu lalu? Tadi dia memberitahuku, kalau dia benar-benar sedih karena ucapanmu. Tapi dia juga memberitahuku kalau ucapanmu tidak akan membuatnya menyerah,"

"Dia terlalu naif, dia masih sangat muda, dia tidak mengetahui-"

"Dulu kau juga begitu, dulu aku juga sangat naif sepertinya. Semua orang menyuruhmu menyerah pada beasiswa itu, tapi kau membuktikan pada mereka kalau kau mampu mendapatkan beasiswa itu,"

"Aku bekerja keras untuk mendapatkannya tapi aku justru kehilangan beasiswa itu begitu saja. Aku membuat disainku selama tiga tahun tapi aku kehilangan beasiswa itu hanya dalam waktu 2 minggu. Bukankah itu- augh! Sialan! Benar-benar menyebalkan!" keluh Lisa yang kemudian memalingkan wajahnya, mencoba untuk menghentikan air mata yang ingin mengalir turun di wajahnya.

"Hm... Itu menyebalkan, itu tidak adil, tapi apalagi yang akan kau lakukan selain mengulang lagi usahamu dari awal? Setelah jatuh, tidak ada hal lain yang bisa kau lakukan selain bangun sekali lagi. Setelah jatuh, kau tidak punya pilihan lain selain bangun,"

"Aku punya pilihan untuk-"

"Untuk apa? Tetap sedih begini? Terus jatuh seperti ini? Atau mati? Apa menurutmu hatimu akan sanggup melakukannya?" tanya Dongwook membuat Lisa justru harus mengipasi wajahnya dengan tangannya sendiri. Gadis itu tidak ingin menangis disana, namun pelupuk matanya terasa sangat panas hingga buliran air mata tidak sanggup lagi berpegangan dan akhirnya jatuh membasahi pipinya.

***

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang