***
Syuting hari pertama di mulai pada tengah hari usai semua staff makan siang. Mereka sudah berkumpul sejak pagi, namun para staff perlu menyiapkan lokasi dan segala macam keperluan syutingnya terlebih dahulu. Kini, Jiyong menarik nafasnya dalam-dalam, ia merasa perlu menenangkan dirinya terlebih dahulu sebelum menghampiri Lisa. Wajahnya sudah di rias dan rambutnya pun sudah ditata, pria itu hanya perlu mengganti pakaiannya namun rasa gugup luar biasa menerpanya.
"Jangan menghindariku," tegur Lisa, yang dengan santai menghampiri Jiyong dan melepaskan kancing kemeja pria itu. "Jangan membuat orang-orang disini menunggu terlalu lama, kita hanya punya waktu beberapa hari untuk syuting, aku sudah berjanji pada Saeron dan Bora untuk mengajak mereka berjalan-jalan sebelum kembali ke Seoul,"
"Noona, mengenai yang semalam-" dengan sigap, Jiyong melangkah mundur menjauhi Lisa, ia lepas sendiri kancing kemejanya sembari menjaga jarak aman dari gadis di hadapannya.
Mata Jiyong melirik ke arah Saeron yang tengah menyiapkan pakaian pertamanya, kemudian berputar untuk mencari Bora dengan matanya– Jiyong perlu memastikan tidak akan ada yang menghampiri mereka saat ia bicara dengan Lisa.
"Bisakah kau melupakan apa yang aku katakan kemarin? Aku malu," ucap Lisa, dengan mata yang menatap lurus pada mata Jiyong. Gadis itu tahu kalau Jiyong sedang mencari kesempatan untuk bicara, namun ia mendahuluinya.
Masih sembari tersenyum, Lisa lantas berkata kalau ia juga akan berpura-pura tidak pernah mendengar ucapan Jiyong. Mendengar itu, Jiyong lantas berbisik, kalau ia benar-benar menyukai Lisa. Dibandingkan dengan sebuah pengakuan, ucapan Jiyong justru terdengar seperti sebuah bisikan pelan yang tidak direncanakan– Lisa mendengarnya namun Jiyong terdengar seolah tengah bicara pada dirinya sendiri. Jiyong menyukai Lisa, sejak pertemuan pertama mereka namun Jiyong tidak merasa pantas mengatakannya karena selama ini ia pun berkencan dengan beberapa gadis lain. Menurut Jiyong, Lisa tidak akan mempercayai ucapannya.
"Jiyongie, kau boleh berkencan dengan siapapun tapi tidak dengan gadis sepertiku," jawab Lisa, bersamaan dengan Saeron yang datang dan memberikan pakaian yang harus Jiyong kenakan.
"Kenapa?" tanya Jiyong, membuat Saeron lantas menaikan kepalanya, menatap Jiyong sekaligus memastikan kalau ada seseorang yang bicara padanya. "Oppa bicara padaku? Ah... Pada Lisa eonni? Haruskah aku meninggalkan kalian?" ucap Saeron, ia perhatikan wajah serius Jiyong yang menatap Lisa kemudian memperhatikan wajah Lisa yang terlihat tidak begitu nyaman. "Eonni, kau sakit? Haruskah aku menggantikanmu?" tanya Saeron namun wanita yang ia panggil eonni itu hanya menggeleng dan menyuruhnya kembali bekerja.
"Aku membenci Janghyuk karena setiap kali aku melihatnya, aku melihat Jiwon. Aku berkencan dengan Jiwon selama bertahun-tahun, sampai dia menikah bahkan sampai dia bercerai dan pergi ke Hawaii tahun lalu. Orang-orang bilang aku yang membuat mereka bercerai? Ya, aku yang membuat mereka bercerai– walaupun aku bersyukur karena kau dan teman-temanmu tidak mempercayai cerita itu– tapi aku melakukannya. Janghyuk tahu? Ya, dia tahu semua hal yang telah ku lakukan dengan Jiwon. Setiap kali kami bertengkar dia selalu bilang kalau dia bisa menulis novel dari semua hal gila yang pernah ku lakukan, padanya, pada mantan istri Jiwon juga. Aku tidak ingin kau berhubungan dengan gadis sepertiku, jadi lupakan saja perasaanmu, tidak akan lama, kau akan menemukan gadis baru, yang lebih cantik dariku,"
"Apa noona kira perasaanku hanya sebuah perasaan sesaat yang akan segera hilang?"
"Wahh... Kau membuatku berdebar-debar, jangan terlalu dekat dengan Dongwook apalagi Taehee, mereka membawa pengaruh buruk padamu," jawab Lisa, terkesan menyepelekan ucapan Jiyong. Dengan santai, seolah ucapan Jiyong hanyalah sebuah bualan belaka, Lisa menyelesaikan pekerjaannya– merapikan pakaian Jiyong kemudian menyuruh Jiyong untuk segera menyelesaikan syutingnya.
Jiyong menghela nafasnya, perasaannya jadi sangat buruk karena ucapan Lisa namun itu cukup membantu untuk proses syutingnya. Jiyong tidak benar-benar perlu berakting karena perasaannya saat itu sesuai dengan lagunya– Crooked. Belum lagi, di saat ia harus berakting di depan kamera, matanya justru menangkap sosok Lisa yang tengah bercanda dengan Taehee. Jiyong tahu kalau Lisa dan Taehee cukup, bahkan hampir dengan seluruh staff yang ada disana, namun melihat Lisa yang sangat nyaman bercanda dengan managernya justru membuat Jiyong merasa kesal.
"Cut!" seru sang sutradara, memotong akting Jiyong kemudian mulai memuji akting pria itu. Jiyong tersenyum, namun matanya masih berusaha mencuri-curi pandang pada Lisa dan managernya, hatinya kemudian terasa panas karena apa yang ia lihat itu. Sampai akhirnya pria itu tidak tahan dan menghampiri Lisa, ia tarik tangan gadis itu agar memperhatikannya kemudian menyesalinya. "Ada apa?" tanya Lisa, sedikit bingung karena Jiyong yang tiba-tiba bersikap sedikit berlebihan terhadapnya.
"Apa yang sedang kalian lakukan?! Hyung! Bukankah kau managerku?! Bukankah seharusnya kau menghampiriku dan memberiku minum?! Sebenarnya apa yang sedang kalian lakukan disini?! Kau tidak ingin bekerja?! Menjengkelkan!" marah Jiyong, ia bahkan memakai tangan yang sebelumnya menarik Lisa untuk menunjuk Taehee tepat di wajahnya. "Kalau kau tidak ingin bekerja, lebih baik kau pulang saja ke Seoul!" susul Jiyong sebelum kemudian ia pergi meninggalkan Taehee dan Lisa dalam keadaan bingung.
"Dia pasti sedang sangat menghayati lagu tulisannya," gumam Lisa membuat Taehee hanya mengangguk-anggukan kepalanya. "Abaikan saja?"
"Hm... Abaikan saja, dia akan semakin kesal kalau aku mengikutinya sekarang," jawab Taehee yang justru kembali mengajak Lisa untuk melanjutkan obrolan mereka yang sempat tertunda karena Jiyong tadi. "Begitu syuting selesai, Jiyong hanya akan tidur, lalu berbelanja dan menunggu hari ulangtahunnya. Pihak agensi akan membuatkannya pesta ulangtahun seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi bagaimana kalau kejutan untuknya kita berikan sebelum hari ulangtahunnya?"
"Disini? Di London? Tidak ingin menunggu sampai kita tiba di Seoul saja?"
"Begitu tiba di Seoul, dia sudah sibuk dengan pesta-pestanya sendiri, agensi, fans, semuanya,"
"Tapi aku berjanji akan mengajak Saeron dan Bora berlibur,"
"Kau bisa melibatkannya dalam liburan itu?" tawar Taehee membuat Lisa justru mengerutkan dahinya. Lisa tidak ingin melakukanya namun saran Taehee itu adalah satu-satunya solusi untuk masalahnya.
Lisa ingin membuatkan Jiyong sebuah pesta ulangtahun kecil, rencana itu sudah ia pikirkan sebelum terbang ke London, namun beberapa perubahan jadwal membuat Lisa harus mengatur ulang rencananya dan ia meminta bantuan Taehee.
"Tapi pesta seperti apa yang ingin kau berikan untuknya? Aku tidak boleh bergabung?" tanya Taehee dan Lisa menggelengkan kepalanya. "Kenapa? Kau tidak berniat mengencaninya kan? Jangan coba-coba mengencani artisku, cukup Seunghyun saja yang kau permainkan,"
"Apa aku seburuk itu di matamu? Sialan,"
"Bukan begitu, tapi siapa yang tidak tahu kalau Park Lisa punya hobi mendekati artis-artis tampan? Dongwook, Jiwon, Janghyuk, Seunghyun-"
"Aku tidak pernah berkencan dengan Seunghyun,"
"Kau tidak menyanggah hubunganmu dengan Dongwook? Wah... Sudah ku duga kalian berdua tidak hanya berteman. Tapi bagaimana kalian bisa tetap dekat? Jangan bilang kau dan Dongwook berkencan sejak awal debutnya dulu sampai sekarang?"
"Aku berkencan dengan Dongwook hanya selama satu minggu dan saat itu juga kami langsung sadar kalau kami tidak cocok berkencan. Kami putus lalu aku pergi ke Paris, jadi tolong jangan melebih-lebihkan cerita,"
"Lalu pesta apa yang ingin kau berikan pada Jiyong?"
"Aku hanya memberikannya sebuah hadiah?"
"Apa hadiahnya?"
"Wanita? Agar dia bisa lebih cepat melupakan gadis yang menolaknya?" jawab Lisa, hanya sebuah jawaban asal namun justru membuat Taehee berfikir– efektif kah ide Lisa itu?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity
Fanfiction"Nanti, saat kau menikah, kau harus mengajak istrimu berjalan-jalan berdua. Kalian berdua bisa berjalan-jalan seperti sepasang saudara, dan itu akan membuat orang-orang iri, bukan begitu?" ucap seorang wanita kepada pria yang duduk di sebelahnya, di...