8

1.5K 250 4
                                    

***

"Noona! Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" tanya Jiyong sembari berjalan menghampiri Lisa di antara staff-staff lainnya. Saat itu Lisa sedang bicara pada anggota timnya, gadis itu harus membagi tugas kemudian meminta anggota timnya untuk mengurus beberapa hal.

"Ya! Kenapa kau sembarangan menyebutkan namaku tadi?! Cepat minta sutradara mengeditnya!" omel Lisa begitu Jiyong tiba di sebelahnya. Tanpa basa-basi, Lisa layangkan sebuah tendangan di tulang kering kaki Jiyong kemudian membuat pria itu mengaduh kesakitan.

"Akh! Astaga! Ya! Noona! Kau mau mematahkan kakiku?!" keluh Jiyong yang kemudian membalas Lisa dengan sebuah tendangan pelan di bokong wanita itu. Untung saja ada seorang staff wanita yang berdiri di depan Lisa, sehingga gadis itu bisa berpegangan dan tidak jatuh tersungkur di atas lantai. "Kenapa dia sangat kasar hari ini? Apa itu karena dia stress sebentar lagi akan menikah? Aku benar-benar kasihan pada calon mempelai prianya," cibir Jiyong sembari bicara pada Lee Taehee, managernya.

Lisa tidak menjawabnya, namun beberapa detik kemudian, Jiyong berteriak karena seseorang menjambak rambutnya dari belakang. Tentu saja itu Lisa, siapa lagi yang sudah bekerja cukup lama dengan Jiyong dan berani mengganggu sang artis kalau bukan Lisa?

"Tidak bisakah kau dan mulut sialanmu itu diam?! Kenapa kau sangat menyebalkan hah?!" omel Lisa di sela keluhan Jiyong karena rambutnya berantakan. Setelah Lisa akhirnya menyelesaikan keluhannya pada Jiyong, pria itu lantas berdiri, menatap Lisa dengan pandangan kesal dan rambut yang acak-acakan. Dengan sinisnya, Jiyong kembali mencibir Lisa, "bagaimana kau bisa menyebut mulut seorang penyanyi sialan? Kau yang seharusnya diam! Aku bekerja dengan mulutku bagaimana kau bisa menyuruh diam dengan sangat kasar dan tidak tahu malu seperti itu?! Noona pasti sangat senang setiap kali orang-orang menganggapmu bar-bar dan kasar,"

"Kau sudah selesai bicara?" tanya Lisa dengan wajah kesalnya. Wajah kesal yang Jiyong pikir hanya sebuah akting– seperti wajah kesal miliknya yang hanya sebuah kepura-puraan. Setelah bertahun-tahun menekan perasaannya untuk tetap dekat dengan Lisa, kini Jiyong hampir melupakan perasaannya waktu itu dan berteman dengan Lisa– seperti sepasang teman dekat yang hanya bertukar candaan dan kebahagiaan.

"Kenapa? Kau akan memukulku lagi? Kenapa noona selalu-"

"Urus sendiri pakaianmu, aku mengundurkan diri," potong Lisa yang lantas berbalik, meraih tas jinjing miliknya yang di pegang seorang asistennya kemudian berjalan keluar lokasi syuting itu dengan aura gelap di sekelilingnya. Kini Lisa terlihat benar-benar marah.

"Apa katanya? Dia tidak akan mengundurkan diri- dia benar-benar bilang akan mengundurkan diri?!" tanya Jiyong kepada orang-orang di sekitarnya yang hanya dijawab dengan sebuah anggukan canggung.

"Kau memang sedikit berlebihan hari ini," ucap Taehee, menegur Jiyong dengan ucapan lembutnya. "Membicarakan pernikahan kepada mempelai wanita yang baru saja berencana membatalkan pernikahannya benar-benar sangat berlebihan,"

"Apa? Siapa yang akan membatalkan pernikahan? Lisa noona? Kenapa?"

"Bagaimana aku tahu? Dia belum mengatakan apapun dan langsung pergi karena kau meledeknya," jawab Taehee membuat Jiyong lantas berdecak kesal pada dirinya sendiri. Setelah meminta Taehee mengurus seluruh barang-barangnya, Jiyong berlari keluar dari gedung tempat syuting itu berlangsung. Pria itu berlari mengejar Lisa yang ternyata bisa dengan cepat menghilang di antara kerumunan orang-orang sibuk dan karyawan stasiun TV itu.

Di pukul 9 malam, setelah ia menyelesaikan jadwal terakhirnya, Jiyong pergi menemui Lisa. Beberapa jam lalu, Lisa benar-benar marah karenanya, namun pekerjaan membuat Jiyong baru bisa menemui Lisa sekarang. Pria itu berkunjung ke rumah Lisa– rumah yang berbeda dari rumah 2006 silam– kemudian melangkah ke halaman belakang setelah bel pintu yang ia tekan di abaikan.

Setelah bertahun-tahun tinggal bersama Gummy, sekarang Lisa tinggal di rumahnya sendiri, di sebuah kawasan perumahan elite. Rumahnya tidak seberapa besar namun gadis itu punya kolam renang dan halaman belakang yang luas. Garasi mobilnya mampu menampung empat buah mobil, ia punya empat kamar tidur di dalam rumahnya, sebuah dapur yang cukup besar juga ruang tengah yang punya akses langsung ke halaman belakang. Setelah menggeser sebuah pot keramik besar, Jiyong menemukan sebuah kunci cadangan disana. Kunci itu yang dapat membuka pintu penghubung ruang tengah dan halaman belakang.

"Apa yang sedang kau lakukan, noona? Kenapa tidak membukakan pintu untukku?" tanya Jiyong, setelah ia menemukan Lisa sedang berbaring di atas karpet dalam ruang tengah yang gelap. Hanya Jiyong dan teman-teman dekat Lisa yang mengetahui letak kunci itu, sehingga Lisa tidak lagi terkejut ketika mendengar suara Jiyong yang khas.

"Pergilah aku sedang tidur,"

"Aku baru saja datang, bukankah seharusnya kau menawariku minuman?"

"Ambil jus jeruk di kulkas lalu pergilah,"

"Kau masih marah karena candaanku? Maafkan aku," ucap Jiyong yang kemudian duduk di atas sofa. Pria itu harus menggeser sebuah gitar di sofa agar bisa duduk di sana. Jiyong sama sekali tidak mengerti alasan Lisa membeli sebuah gitar, karena gadis itu tidak pernah bisa memainkannya. Sudah berkali-kali Jiyong, SE7EN bahkan Seunghyun mengajari Lisa bermain gitar, namun gadis itu tidak pernah benar-benar bisa memainkannya. "Bangunlah... Ceritakan padaku apa yang terjadi," pinta Jiyong, disusul oleh Lisa yang kemudian duduk di atas karpet, bersandar pada sofa serta meraih gitarnya. "Ku dengar kau ingin membatalkan pernikahanmu, kenapa? Padahal aku sudah berlatih untuk bernyanyi dan memainkan piano di pernikahanmu,"

"Aku sudah bicara padanya,"

"Lalu? Pernikahan kalian benar-benar di batalkan?" tanya Jiyong, berusaha keras tidak terlihat antusias karenanya.

Selama bertahun-tahun setelah Jiyong melihat Lisa berciuman dengan Jiwon, ia memang berusaha melupakan perasaannya pada Lisa. Ia juga berkencan dengan gadis lain, untuk menunjukan pada teman-teman dan dirinya sendiri kalau ia bisa merelakan Lisa untuk Jiwon. Namun perasaan yang tidak pernah Jiyong ungkapkan pada Lisa itu, tidak pernah benar-benar hilang sepenuhnya.

"Tidak, aku akan melanjutkan pernikahannya," jawab Lisa yang kemudian memetik gitar di pelukannya. Terdengar merdu? Tentu saja tidak. Petikan gitar itu terasa sangat sumbang bagi pemusik seperti Jiyong. "Ku buka mataku~ ku pikir rambutku rusak! Aku berbaring di kamar mandi-"

"Augh! Hentikan, kemari biar aku saja yang melakukannya untukmu," potong Jiyong yang lantas ikut duduk di atas karpet. Pria itu merebut gitar yang ada di tangan Lisa kemudian memetik gitar gadis itu dan menyesuaikan nadanya. Gitar yang Lisa mainkan itu sudah sangat lama tidak di sentuh, beberapa bagiannya tertutup debu dan senarnya mulai mengendur.

"Jangan mengejekku, suaraku tidak seburuk itu," keluh Lisa sementara Jiyong masih menyesuaikan nada-nadanya di gitarnya.

"Hm... Aku tahu, tapi noona tidak pernah bernyanyi dengan benar di depanku. Kau sengaja membuatku kesal dengan berteriak-teriak seperti itu," jawab Jiyong yang kemudian meraih sekaleng beer di atas meja untuk membasahi tenggorokannya. "Drinking Problem-nya Sechskies? Kenapa kau selalu ingin menyanyikan lagu Jiwon sunbaenim? Aku juga punya banyak lagu bagus,"

"Cinta berubah, tapi kebenaran tidak berubah. Aku menyukai Sechskies tapi mereka bubar. Itu benar-benar menyakitkan. Benar-benar sakit sampai ke tulang,"

***

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang