16

1.1K 176 1
                                    

***

"Jiyong-ah, tolong aku," ucap seorang wanita dengan suara khasnya, suara yang sempat beberapa kali membuat para wanita salah paham– Gummy.

"Hyung?" tanya Jiyong dengan mata yang masih sangat mengantuk. Saat itu pukul empat dini hari di London, dan Jiyong yang baru saja menyelesaikan syuting hari ke empatnya baru saja pergi tidur. "Ah? Gummy noona? Maaf, aku tidak membaca namamu. Ada apa? Suaramu makin berat saja, mirip Seunghyun hyung," jawab Jiyong setelah ia melihat nama Gummy tertulis di layar handphonenya.

"Ah begitu? Aku sedang flu," gumam Gummy sekedar membuat alasan asal. "Kau sedang tidur? Maaf aku mengganggumu,"

"Hm... Tidak apa, kenapa noona menelponku?"

"Tolong aku, Lisa terjebak di toilet pria-"

"Hah? Suruh dia keluar, kenapa menelponku?" tanya Jiyong, belum benar-benar sadar dari rasa kantuknya. Namun beberapa menit kemudian, pria itu menyadari sesuatu dan bergegas bangkit dari tidurnya. "Bagaimana bisa Lisa noona terjebak di toilet pria? Toilet mana?"

"Aku tidak tahu, kurasa dia mabuk, lalu salah masuk toilet, tertidur dan sekarang terjebak di toilet. Aku tidak mengerti apa yang dia ucapkan, bisakah kau membantuku mencarinya? Dia benar-benar ceroboh, kau tahu itu,"

Jiyong mematikan panggilan Gummy, pria itu keluar dari kamarnya kemudian mencari Lisa ke kamar hotelnya, namun tidak ada seorang pun di kamar itu. Jiyong menelpon Lisa, namun handphone wanita itu tidak dapat dihubungi. Rasa panik mulai menggerayangi Jiyong, namun ia belum ingin membuat keributan dengan membangunkan staff-staff lainnya. Masih dengan jantung yang berdebar kencang juga rasa khawatir yang membuatnya merasa semakin panik, Jiyong berlari ke meja resepsionis di lobby hotel. Seingat Jiyong, selesai syuting tadi mereka makan bersama di restoran cepat saji, kemudian Lisa dan kedua anak buahnya berpamitan untuk pulang lebih dulu. Mereka bilang akan pergi ke sebuah pub, namun Jiyong tidak tahu pub mana yang mereka tuju.

"Apa gadis yang tidur di kamar 304 sudah kembali? Belum? Kalau begitu, apa di sekitar sini ada sebuah pub?" tanya Jiyong kepada pria yang berjaga di meja resepsionis. Jiyong berencana mencari Lisa ke pub namun suara seorang gadis membatalkan niatannya, secara tiba-tiba, Lisa muncul di belakangnya. "Jiyongie, apa yang kau lakukan disini?" tanya Lisa yang kemudian berdiri di sebelah Jiyong dan meminta kunci kamarnya kepada pria di balik meja resepsionis.

"Ya! Kemana noona pergi?! Kenapa kau baru kembali?! Kau membuatku khawatir!" omel Jiyong, setelah ia melihat Lisa dengan mata kepalanya sendiri. "Kau baik-baik saja? Kau terluka? Mabuk? Kepalamu sakit?"

Lisa tersenyum canggung, kepada Jiyong kemudian kepada pria di meja resepsionis. Seingat Lisa, Jiyong mengabaikannya selama beberapa hari ini. Jiyong menghindarinya karena penolakannya tempo hari, namun hari ini Kwon Jiyong cerewet yang Lisa kenal sepertinya telah kembali. Gadis itu lantas meminta Jiyong untuk diam, ia berterima kasih kemudian berjalan ke arah seorang pria asing di pintu masuk hotel.

"Siapa dia?" tanya Jiyong setelah Lisa menyelesaikan urusannya dengan si pria asing dan berdiri di depan Jiyong. "Sebenarnya apa yang terjadi? Gummy noona menyuruhku mencarimu, dia bilang kau terjebak di toilet,"

"Augh! Ahjumma satu itu benar-benar tidak bisa menjaga mulutnya," cibir Lisa, ia palingkan wajahnya dari Jiyong dan mulai merutuki kakaknya. Lisa ingin terlihat sebagai seorang wanita dewasa yang keren di depan Jiyong dan seluruh rekan kerjanya, namun Gummy terus saja menunjukan sisi cerobohnya pada orang-orang.

"Noona?" tegur Jiyong menyelesaikan umpatan yang Lisa bisikan pada Gummy. Sang kakak mungkin tidak akan mendengarnya, namun Lisa berharap jalinan persaudaraan di antara mereka dapat mengantarkan emosinya pada Gummy.

"Ah? Ya? Kau tidak kembali ke kamarmu?" Lisa menekan tombol pintu lift di depannya, gadis itu lantas melangkah masuk tepat setelah pintu liftnya terbuka.

"Kenapa aku tidak bisa menghubungimu? Apa yang terjadi? Siapa pria tadi?"

"Kalau aku menjawabnya, kau akan berhenti marah padaku?"

"Aku... tidak marah padamu," gumam Jiyong yang sekarang memalingkan wajahnya dari Lisa. Jiyong– yang saat ini tahun ini akan berusia 25 tahun– tidak ingin terlihat seperti seorang bocah laki-laki bodoh di depan Lisa, ia tidak ingin Lisa menganggapnya sebagai seorang anak kecil, namun setiap kali merasa malu setelah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya, Jiyong tidak bisa menghilangkan kesan kekanakan itu.

"Ah... Begitu? Lalu kenapa kau selalu membentakku beberapa hari ini?"

"Maaf-"

"Masuklah, kita bicara di dalam, aku lelah," potong Lisa, mengajak Jiyong masuk ke dalam kamar hotelnya. "Tadi aku pergi ke pub dengan Saeron dan Bora, tapi aku menyuruh mereka pulang lebih dulu. Aku ingin minum sedikit lebih banyak, lalu aku harus ke toilet dan aku tidak sengaja tertidur di toilet. Saat aku bangun, dan ingin keluar dari toilet, ada beberapa pria di dalam toilet itu jadi ku pikir itu toilet pria. Aku tidak berani keluar dan menelpon Gummy eonni. Tapi kemudian handphoneku mati, aku kehabisan baterai," cerita Lisa setelah ia menutup pintu kamar hotelnya, mempersilahkan Jiyong untuk duduk dan mencari pengisi daya handphonenya.

"Lalu bagaimana kau bisa keluar?"

"Ternyata itu memang toilet pria, tapi beberapa pria yang masuk ke dalam toilet adalah pegawai pub yang akan mengunci tempat itu. Mereka membiarkanku keluar tapi seorang pegawai, yang tadi kau lihat di bawah, dia menawarkan diri untuk mengantarku pulang,"

"Noona benar-benar tidak punya rasa takut ya? Bagaimana kau bisa membiarkan pria asing yang melihatmu mabuk mengantarkanmu pulang? Bagaimana kalau dia memperkosamu di jalan? Noona benar-benar ceroboh!" omelan Jiyong itu lantas membuat Lisa menatap Jiyong dengan tatapan tidak percaya, mata gadis itu membulat dan mulutnya sedikit terbuka– menunjukan bagaimana terkejutnya Lisa karena ucapan Jiyong.

Lisa pernah hampir diperkosa beberapa tahun lalu, kejadian itu belum benar-benar Lisa lupakan dan bagaimana bisa Lisa tidak takut pada pria asing yang mengantarnya pulang itu? Tentu saja Lisa takut, tapi ia tidak punya pilihan lain selain pergi dengan tenang bersama pria asing itu. "Lalu apa yang harus ku lakukan disaat ada seorang pria asing yang melihatku mabuk di toilet pria? Mendorongnya lalu melarikan diri? Bagaimana kalau dia mengejarku dan benar-benar memperkosaku? Handphoneku mati dan aku tidak bisa menghubungi siapapun untuk minta tolong,"

"Ah... Noona takut dia mengejar lalu memperkosamu, jadi noona bilang padanya terimakasih karena tidak memperkosaku disini, bagaimana kalau kau ikut ke hotel bersamaku? Kita bisa berbincang disana dan mengajaknya kesini? Noona takut diperkosa disana dan lebih memilih mengajaknya tidur disini? Bukan rencana yang buruk,"

"Jiyongie, apa kau pernah di tampar seorang wanita sebelumnya?" kesal Lisa, ia berdiri di depan Jiyong yang duduk di atas ranjang dengan tangan terkepal– siap memukul Jiyong kapan saja.

"Kenapa? Ucapanku terlalu kasar? Noona sendiri yang membuat kesan seperti itu,"

"Tadi aku sempat bersyukur karena melihatmu di lobby, tapi sekarang tidak lagi, pergilah ke kamarmu. Aku lelah dan kau membuatku semakin lelah,"

***

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang