***
Tanpa terasa pertengahan tahun 2004 sudah datang. Semua orang bersuka cita di tahun ini, mulai dari SE7EN, Gummy sampai Wheesung dan penyanyi YG entertainment lainnya mendapatkan banyak piagam di acara ajang penghargaan bergensi. Pertengahan tahun 2004 ini pun menjadi bulan ke-enam Lisa bekerja sebagai stylist di YG entertainment. Tiket VIP berupa koneksi membuat Lisa dapat dengan mudah menjadi karyawan tetap di YG entertainment.
Selama 6 bulan terakhir– setelah Gummy dan SE7EN berkali-kali berusaha membujuknya– Lisa bekerja sebagai asisten stylist Jennie Yang, adik bungsu sang CEO agensi. Ia mendapatkan pekerjaan itu berkat bantuan kakak serta sahabatnya, ia bekerja di bidang yang ia kuasai, ia bekerja di bidang dicintainya, bukankah ia harus sangat bersyukur karenanya? Tentu saja Lisa harus bersyukur, walaupun agensi itu bukanlah sebuah agensi terbaik, walaupun agensi itu tidak bisa memberinya banyak pendapatan, dan walaupun ada banyak orang yang menyebarkan rumor buruk tentangnya.
Sudah hampir tengah malam, ketika saat ini Lisa duduk di kursi pengemudi mobil pribadinya dan melaju di jalanan sepi menuju sebuah stasiun kereta dekat lokasi acara. Malam sudah sangat larut dan 30 menit lalu, sebuah acara ajang penghargaan yang SE7EN hadiri selesai diselenggarakan. Kali ini, Lisa mengemudikan mobilnya ke stasiun untuk menjemput beberapa anak pelatihan.
Enam jam yang lalu manager SE7EN meminta beberapa anak pelatihan untuk naik kereta dari stasiun dekat agensi, menuju sebuah stasiun dekat lokasi ajang penghargaannya. Awalnya, manager SE7EN itu meminta anak-anak pelatihan untuk datang kesana karena mereka kekurangan dancer untuk penampilan SE7EN. Sang manager sudah terlanjur menghubungi anak-anak pelatihan di agensi, namun pihak penyelenggara acara justru sudah lebih dulu mencarikan mereka dancer tambahan. Tanpa mengingat untuk menghubungi anak-anak pelatihan itu, sang manager mengarahkan SE7EN untuk melanjutkan acara dan penampilannya di atas panggung.
Keseluruhan acara ajang penghargaan itu berjalan dengan lancar, semua orang tersenyum, semua orang merasa bangga juga bahagia karena beberapa piagam yang mereka dapatkan. SE7EN pun mendapatkan sebuah penghargaan di ajang tersebut, hingga managernya juga beberapa staff di sana terlampau senang dan melupakan para anak pelatihan yang sudah berjam-jam menunggu di stasiun.
Lisa menghentikan mobilnya di depan sebuah stasiun kereta, ia mengajukan diri untuk menjemput para anak pelatihan setelah manager SE7EN ingat kalau beberapa jam lalu ia meminta anak-anak itu untuk datang. Lisa berlari masuk ke dalam stasiun, mencari anak-anak peserta pelatihan di agensi tempatnya bekerja sembari berharap anak-anak itu belum pergi dari stasiun itu. Dan syukurlah, anak-anak peserta pelatihan itu masih ada disana, dengan wajah tertunduk yang terlihat sangat sedih.
"Maaf aku membuat kalian menunggu sangat lama," ucap Lisa kepada tiga peserta pelatihan yang menunggunya– Jiyong, Yongbae dan Daesung.
"Tidak apa-apa, noona," gumam Daesung yang lantas meraih tasnya dan mengatakan pada Lisa kalau ia ingin segera pulang. Kalau bukan karena manager SE7EN yang lupa mengabari mereka, anak-anak pelatihan itu tidak akan menunggu berjam-jam di stasiun kereta api.
Dengan mobilnya, Lisa mengantarkan ketiga anak itu pulang ke rumah masing-masing. Daesung yang pertama sampai di rumahnya dengan selamat, Yongbae selanjutnya dan sekarang, di pukul satu malam, Lisa harus mengantarkan Jiyong pulang ke rumah orangtuanya. Selama perjalanan, mulai dari stasiun sampai ke rumah Yongbae, tidak ada satupun orang yang bicara. Ketiga bocah itu menundukan kepalanya dengan penuh rasa kecewa, sedangkan Lisa merasa sangat kasihan kepada mereka bertiga.
"Aku tahu dimana rumahmu, jadi kau bisa tidur, akan ku bangunkan saat kita sudah sampai," ucap Lisa, yang memasang kembali seat beltnya setelah ia turun dan meminta maaf kepada orangtua Yongbae karena terlambat mengantarkan Yongbae pulang.
"Bagaimana bisa?" tanya Jiyong, suaranya begitu pelan namun kekecewaan tergambar jelas di nada bicaranya. Bocah itu sudah luar biasa senang karena akan tampil di panggung besar seperti panggung MAMA untuk kali pertama, namun rasa senang itu hilang begitu saja karena manager SE7EN melupakannya.
"Kenapa tidak bisa? Dongwook pernah mengajakku melewati rumahmu," jawab Lisa sembari menyalakan mesin mobilnya. "Tidur saja-"
"Bagaimana bisa kalian melupakan kami? Manager bilang kami harus datang secepat mungkin. Manager bilang akan menjemput kami di stasiun, tapi sampai pukul 12 malam tadi tidak seorang pun datang menjemput kami. Aku menelpon manager berkali-kali namun ia tidak menjawab panggilanku, bagaimana bisa kalian melakukan itu pada kami?" oceh Jiyong, menjabarkan kejadian yang tentunya sudah Lisa ketahui.
"Kau ingin minum beer bersamaku?" tanya Lisa, sembari mengemudikan mobilnya ke arah rumah Jiyong. "Telpon orangtuamu, dan katakan kau akan menginap di rumah temanmu. Aku akan membantumu mengurangi rasa kecewamu,"
Jiyong setuju, bocah 16 tahun itu setuju untuk menghubungi orangtuanya dan ikut bersama Lisa ke sebuah warung tenda di tepian sungai han. Keduanya duduk berhadapan dan Lisa membelikan Jiyong semangkuk mie hangat juga sekaleng beer dingin. Jiyong belum boleh membeli beer untuk dirinya sendiri, namun duduk bersama Lisa membuatnya dapat mencicipi sekaleng beer untuk pertama kalinya.
"Tadi kami berlari untuk sampai ke stasiun itu secepat yang kami bisa," cerita Jiyong, yang belum juga menyentuh beernya.
"Bukankah ini pertemuan pertama kita setelah kau marah karena ucapanku beberapa bulan lalu?" tanya Lisa, mengalihkan pembicaraan mereka dan mulai mencicipi mienya yang hangat. "Kau ingat apa yang ku katakan padamu? Jangan mengharapkan kesusksesan, karena itu terlalu berat dan membebani, bukankah aku benar?"
Jiyong terdiam, ia masih menundukan kepalanya, menatap sepatunya yang mulai usang di atas tanah. Seolah mengiyakan dan menyetujui ucapan Lisa beberapa bulan lalu itu, Jiyong menganggukan kepalanya.
"Kesuksesan yang harapkan, ternyata sangat berat, bukan begitu?" tanya Lisa sembari mengulurkan tangannya untuk membuka sebuah kaleng beer di depan Jiyong. "Karena itu aku mengatakan padamu untuk tidak mengharapkannya, lakukan saja, bersenang-senang saja, nikmati saja, bahumu masih terlalu lemah untuk beban seberat itu. Ini, minumlah, tapi jangan memberitahu siapapun kalau aku yang menyuruhmu meminum ini," lanjut Lisa, yang sekarang meraih tangan Jiyong dan membuat bocah itu memegang sendiri kalengnya.
"Bukankah waktu itu noona menyuruhku menyerah?" tanya Jiyong, kedua tangannya udah memegang kaleng beer namun ia masih ragu untuk meminumnya. Jiyong belum cukup umur untuk membeli dan meminum minuman beralkohol itu. "Kurasa sekarang aku akan-"
"Waktu itu kau pergi sebelum aku selesai bicara. Aku tidak menyuruhmu menyerah pada mimpimu, aku hanya memintamu untuk tidak banyak berharap. Semakin tinggi harapanmu, semakin besar beban yang harus di tanggung bahumu. Hanya lakukan apa yang kau suka, nikmati itu, dan berbahagialah. Kalau kau menikmatinya, kesuksesanmu akan datang dengan sendirinya. Aku sudah mendengar lagumu dan... Whoa... Kau sungguh menulis lagunya sendiri?"
Malam itu Lisa yang lebih banyak bicara, Jiyong masih kecewa karena apa yang terjadi. Akan tetapi, ocehan Lisa malam itu tidak sia-sia. Gadis 20 tahun itu berhasil mendapatkan maaf kemudian berbaikan dengan si bocah 16 tahun. Setelah hampir setengah tahun Jiyong menghindarinya, kini mereka mulai berbincang dan berteman.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Celebrity
Fanfiction"Nanti, saat kau menikah, kau harus mengajak istrimu berjalan-jalan berdua. Kalian berdua bisa berjalan-jalan seperti sepasang saudara, dan itu akan membuat orang-orang iri, bukan begitu?" ucap seorang wanita kepada pria yang duduk di sebelahnya, di...