20

1.2K 163 1
                                    

***

Mini album Seungri, album G Dragon, digital single TOP dan Yongbae sampai konser Big Bang di tahun 2013 ini benar-benar sukses. Kini semua orang tengah sibuk mempersiapkan YG Family World Tour yang akan diadakan pada bulan keempat 2014 nanti. Semua orang tentu ikut berperan disana, tidak terkecuali Lisa. Malam tahun baru hampir tiba, mungkin sekitar 5 malam lagi, tapi Lisa dan timnya belum menyelesaikan tugasnya– menyiapkan konsep pakaian untuk semua orang.

Di sebuah apartemen studio tempatnya bekerja, Lisa dan beberapa stylist lainnya tengah berkumpul untuk membahas ide masing-masing. Mereka perlu menyelesaikan semua konsepnya minggu ini. Ditengah kesibukan itu, pintu kantor tersebut tiba-tiba saja terbuka. "Astaga!" seru pria itu ketika kakinya berpisah dari alas kakinya kemudian melihat orang yang ia cari sedang berdiri di sebelah sebuah papan tulis dengan beberapa gambar disain pakaian di atasnya. Jiyong sengaja datang untuk mencari Lisa, namun wanita yang ingin ia temui itu sore ini terlihat sangat berantakan.

Sebuah kaca mata duduk manis di wajah wanita itu, dengan rambut acak-acakan yang dikungkung oleh sebuah ikat rambut, kaos abu-abu yang kotor oleh tetesan saus juga celana olahraga kebesaran yang sengaja digulung. Bukan hanya Lisa, hampir seluruh orang di ruangan itu berpenampilan seperti itu– seolah mereka tengah mencoba menunjukkan pada dunia kalau mereka sedang bekerja keras hingga tidak sempat merawat diri. "Aku tidak salah masuk kantor bukan?" tanya Jiyong, mengitari ruangan itu dengan matanya. "Apa yang kau inginkan?" tanya Lisa, yang kemudian melepaskan kaca matanya dan berjalan menghampiri Jiyong, memberitahu Jiyong kalau konsep pakaiannya baru akan dibagikan besok siang.

"Aku tidak bisa mendengarnya hari ini? besok aku punya kencan penting," jawab Jiyong dengan senyum manis yang ia tujukan pada si berantakan Park Lisa. Tanpa menunggu persetujuan siapapun, Jiyong duduk di salah satu kursi kosong kemudian berbisik dan bertanya pada stylist baru mengenai konsep pakaiannya. Lisa sempat terdiam untuk beberapa detik dan Jiyong pikir gadis itu tengah merasa sangat cemburu namun di detik berikutnya yang Jiyong dengar justru helaan nafas lega dari LIsa. "Syukurlah kalau kau punya rencana untuk berkencan besok, duduk saja dan dengarkan bagaimana akhir meeting kami hari ini. Beritahu kami kalau kau butuh sesuatu," balas Lisa yang justru melanjutkan meeting tersebut dengan senyum di wajahnya. "Terimakasih karena telah menyelamatkan kami dari amukan Lisa eonni," bisik si bungsu di tim stylist itu kepada Jiyong.

Meeting berlangsung seolah tidak ada Jiyong disana. Semua orang berdiskusi sebagaimana mestinya dan walaupun sempat merasa sedikit kesal karena pendapat si bungsu, Lisa dapat mengakhiri meeting itu dengan baik. "Kalian semua luar biasa, terimakasih untuk kerja keras kalian dan pulanglah lebih awal hari ini. Aku sendiri yang akan menemui Yang Sajjangnim, beristirahatlah," ucap Lisa sembari membereskan berkas-berkas di hadapannya. Meeting selesai dan satu persatu anggota tim stylist itu berpamitan untuk pergi, namun karena keberadaan Jiyong disana- yang tidak juga pergi- Lisa terpaksa menjadi orang terakhir yang pulang.

"Kau tidak pergi? Kau sudah tahu konsep bahkan disain pakaiannya," tegur Lisa kepada si pria yang masih duduk di balik sebuah meja panjang dengan kepala yang sengaja ia letakan di atas meja. "Apa yang akan noona lakukan setelah ini?" tanya pria itu, raut wajahnya terlihat kekanakan untuk seorang pria yang terlahir lebih dari dua puluh tahun lalu.

"Mengantarkan konsep dan semua hasil meeting ke meja Yang Sajjangnim, tidur dan mulai bekerja lagi besok. Memberitahu semua artis YG mengenai konsepnya, mengukur tubuh mereka lalu pergi ke pabrik? Aku sangat sibuk, bukan begitu?"

"Besok aku akan berkencan, noona tidak cemburu?" balas Jiyong, yang sebenarnya sama sekali tidak mendengarkan ucapan Lisa barusan. Niat kedatangannya saat itu memang hanya untuk membuat Lisa cemburu, namun ia gagal karena Lisa sama sekali tidak terlihat peduli.

"Augh... Berhentilah, kau tidak lelah? Ini sudah hampir tahun baru, berkencanlah dengan seseorang yang menyukaimu, gadis cantik yang tidak akan berpaling darimu,"

"Noona cantik, kalau mandi dan-"

"Jangan membuatku kesal, aku sudah sangat lelah sekarang. Pergilah agar aku juga bisa segera pulang," potong Lisa, sudah menggendong tas ransel di punggungnya, siap melarikan diri untuk segera pulang dan beristirahat di rumah yang ia rindukan– sudah lima hari Lisa tidak pulang hanya untuk menyiapkan disain pakaian untuk konser YG Family itu.

"Noona ingin ku antar pulang? Sepertinya tidak akan ada supir taksi yang sudi membawa penumpang kotor sepertimu,"

"Kau benar-benar menyebalkan dan untungnya aku membawa mobilku sendiri," balas Lisa, ia raih kunci mobilnya yang bertengger di atas meja kemudian berjalan menghampiri Jiyong– menarik pria itu kemudian mendorongnya sampai keluar dari kantor itu. "Jangan membual sekarang, aku benar-benar kelelahan," pinta Lisa sementara ia mengunci pintu kantor tersebut dan menghindar dari tatapan Jiyong yang tengah memperhatikannya itu.

Jam berputar dan sekarang Jiyong tengah duduk di ruang tengah rumah Lisa. Pria itu bersikeras ingin datang ke rumah Lisa dan membuat Lisa tidak punya pilihan lain selain mengizinkannya. Setelah tiga puluh menit Jiyong duduk sendirian di ruang tengah– menonton acara TV yang tidak di sukainya– akhirnya Lisa datang juga. Kini gadis itu kembali setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Lisa melangkahkan kakinya di ruang tengah dengan sebuah celana pendek dan kaos hitam yang pas di tubuhnya. Rambutnya masih terlihat basah dengan aroma lembut bunga tropis dari shampoonya. Tubuhnya juga memancarkan aroma segar dari sabun mandi ketika ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, tepat di sebelah Jiyong.

Jiyong menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian berucap, "hm... Sekarang aroma tubuhmu jauh lebih baik noona."

"Kau tidak punya pekerjaan lain selain menggangguku?" tanya Lisa yang justru membaringkan tubuhnya di atas sofa kemudian menaikan kakinya ke atas paha Jiyong. "Daripada membuang tenagamu untuk membuatku kesal, lebih baik pijat kakiku,"

"Tidak mau," santai Jiyong yang justru mendorong kaki Lisa dan menjatuhkan kaki itu dari pahanya. Selang beberapa detik, Lisa mengaduh kesakitan, kaki yang Jiyong jatuhkan itu tidak sengaja membentur meja kaca di depan mereka. "Ya! Apa yang kau inginkan?! Kenapa kau terus menyiksaku?!" protes Lisa, dalam posisi meringkuk di atas karpetnya, di sela sofa dan meja kacanya.

"Astaga! Maaf! Aku tidak mengira noona akan langsung jatuh... Astaga maaf maaf maaf," balas Jiyong, ikut memegangi kaki Lisa yang membentur meja kemudian mengusap-usap kaki gadis itu. "Maaf... Aku tidak berniat mendorongmu sampai jatuh,"

"Kau benar-benar-"

"Maaf, maafkan aku," potong Jiyong dengan kedua tangan yang sengaja ia satukan. Pria itu berlutut di atas karpet, menggesekan kedua telapak tangannya seolah tengah menarikan lagu milik Super Junior– Sorry Sorry. "Maafkan aku noona, maaf... Maaf... Maaf," rengeknya masih dalam posisi yang sama, membuat Lisa lantas duduk sembari menghela nafasnya. Tulang kering kakinya terasa baru saja dibelah oleh meja kaca, tapi melihat reaksi Jiyong yang persis seperti anak-anak itu membuat Lisa tidak tega untuk melanjutkan omelannya.

"Maaf, ya?" mohon Jiyong sekali lagi.

"Heish... Ya ya ya, aku akan memaafkanmu, berhenti bersikap kekanakan seperti itu," protes Lisa yang tanpa banyak jeda langsung mengembangkan senyum Jiyong. Dengan senyum di wajahnya, pria itu lantas menarik kaki Lisa, hendak memijatnya sebagai ucapan permohonan maaf. "Kau benar-benar seperti anak kecil, itu sebabnya aku selalu menolakmu. Seunghyun juga sama, sebenarnya apa alasan kalian melakukan ini?"

"Melakukan apa?"

"Berpura-pura dewasa di depan kamera,"

***

CelebrityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang