Ini special chapter Jeno Haena, yorobun.
Aku mau minta kalian share cerita ini ke temen nctzen kalian ya. Buat yang udah share, terima kasih banyak.
Selamat membaca
•••
Hari minggu, Jeno menyempatkan dirinya untuk mengajak Haena kencan. Dia sudah bersiap untuk menjemput Haena.
Tidak sampai 30 menit, Jeno sudah sampai di depan rumah Haena. Dia lihat Haena sudah membuka pintu rumahnya karena mendengar suara motor Jeno. Haena memakai dress warna biru selutut.
"Na, aku mau ijin ke mama kamu dulu."
"Sok atuh, a'."
Jeno segera masuk ke dalam rumah dan mendapati mama Haena sedang menonton TV di ruang tengah. "Permisi, tante."
"Waduh, ini pacarnya Haena?" mama Haena langsung berdiri menghadap Jeno setelah melihatnya.
"Tante, aku ajak anaknya jalan ya?" izin Jeno, sopan.
"Iya, jangan malem-malem pulangnya ya?"
"Siap, tante." jawab Jeno seraya melakukan hormat.
Mama Haena tampak senang melihat Jeno, beliau menepuk pelan bahu Jeno. "Kalo Haena minta yang macem-macem, kamu tolak aja jangan takut."
Jeno tertawa kecil mendengarnya. Lalu, mereka keluar dari rumah. "Naik bus aja ya, motor aku lagi di bengkel."
Haena tersenyum seraya mengangguk. "Aku emang lebih nyaman naik bus dari pada motor."
Sesampainya mereka di dalam bus, Jeno sesekali melirik Haena yang sedang menatap jalanan. "Nanti aku pasti beli mobil buat kita, sabar ya."
"Pelan-pelan aja nabungnya jangan dipaksain, kalo dipaksain aku berasa matre banget."
"Pinter." ucap Jeno seraya mengusap kepala kekasihnya.
Sesampainya mereka di mall, Haena mengajak Jeno untuk bermain di funworld. "Jen, kumpulin tiket buat boneka sapi itu ya?"
"Tiketnya 1900?"
"Gak apa-apa, biar aku kurusan."
"Mau sekurus apa, Haena geulis?"
"Ayo, Jen." bujuk Haena seraya menarik-narik lengan baju Jeno.
"Iya iya." jawab Jeno pasrah.
Di antrean, Haena kembali berbicara. "Aku udah kumpulin tiket banyak dari kemaren-kemaren, jadi gak usah tegang, Jen. Tenang aja, aku gak seboros itu."
Jeno tersenyum lega dan merangkul Haena. Jujur, Jeno sempat merasa tidak tenang saat Haena menginginkan 1900 tiket itu untuk mendapatkan boneka sapi. Untunglah gadis itu dapat berpikir dewasa, salah satu alasan Jeno mencintainya.
Setelah mengisi saldo di kartu, mereka berjalan ke arah permainan untuk mendapatkan tiket dengan cara dipencet tombol dan bola akan masuk ke salah satu lubang salah satu nomor.
"Bismillah, Na. Semoga dapet banyak." ucap Jeno lalu memencet tombolnya. "Lah, kok bolanya gak jatoh?"
"Kan kartunya belom digesek, Jenong."
"Eh iya, maap maap."
Haena menggesek kartunya. "Aku yang pencet, kamu yang hitung ya."
"1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13--"
"Lama ah!" sahut Haena kesal lalu memencet tombolnya.
"Yaah, cuma 10. Lagi lagi.""Aku dong yang pencet." pinta Jeno. Saat dia memencet tombol, alih-alih skor lebih banyak, justru bola memasuki lubang bernomor 5.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Kembar | Lee Jeno ✔️
Fanfictionㅡbiarin dia mau sakitin banyak cewek, yang penting bukan saudara gue ㅡgue ngerti banget rasanya dipermalukan di depan banyak orang, dan juga kerja keras gak dihargai romance, fiction ⚠️ Dilarang sangkut paut dengan kehidupan nyata pemain.