Minho berjalan sendirian ditengah kegelapan malam dengan membawa kantong plastik di tangan kirinya. Entah apa isi dari kantong itu namun sepertinya tidak ada isinya.
Rokok yang sudah mulai mengecil perlahanpun segera ia buang. Setelah itu ia hanya berjalan santai seorang diri.
"Hei bajingan!"
Sontak Minho menghentikan langkah kakinya dan perlahan membalikkan badannya.
Samar-samar terlihat seseorang berdiri dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya.
Perlahan sosok misterius itu berjalan menghampiri Minho.
Minho meremas kuat kantong plastik yang ia bawa dengan menatap penuh dendam kepada sosok misterius itu.
"Sudah lama sekali kita tidak bertemu."
"Keparat." ucap orang itu kasar.
Minho tak tahan dan membuang kantong plastik kosong itu ke tanah.
Ia langsung memukul sosok misterius itu. Tak tinggal diam, orang itupun membalas.
Keduanya saling melawan dan mempertahankan diri sendiri.
"Aku akan membunuhmu!" ancam orang itu.
"Tidak!"
"Aku akan membunuhmu terlebih dahulu." balas Minho tak kalah sengit.
Semua saling melawan dan membuat wajah tampan mereka penuh dengan bekas luka.
Entah siapa orang misterius tersebut, intinya Minho tidak menyukai orang itu.
Sama sekali tidak. Benci akut~
Minho terjatuh ketika orang tersebut mendorongnya dengan kuat. Ia mencoba bangkit namun diinjak orang misterius itu di bagian perut.
Darah sudah mulai bercucuran. Hingga sosok misterius itu mengambil sebuah pisau yang entah ia ambil darimana.
"Ucapkan selamat tinggal kepada dunia, Minho-ssi" pinta orang itu terengah-engah.
Minho yang tenaganya sudah mulai lemah tak kuasa melawan. Dan akhirnya...
Pisau itu menusuk perut Minho dengan brutal.
"Aa... Aaa... " Minho berupaya berdiri dan memegang pisau yang menancap di perutnya.
Dia sama sekali tidak bisa berbicara.
Pelaku itu tersenyum dengan senyuman layaknya psikopat. Sampai akhirnya...
Byurrrr!!!
"Aaaaaaaaa!!!" teriak Minho.
Akhirnya ia berhasil terbangun dari mimpi buruknya setelah satu guyuran air dari Felix.
Minho masih dalam mode cemas akibat mimpi. Dan saat mulai sadar dengan dunia nyatanya, ia melihat sekelilingnya.
Semua temannya menatapnya dengan berbagai macam ekspresi.
"Apa kau tidak tahu kita baru saja tidur?" omel Hyunjin.
"Aku bahkan belum bermimpi." timpal IN dengan suara khas orang tidur.
"Kau bahkan berteriak sampai aku mengalami tuli selama beberapa detik." tambah Changbin.
Minho masih terdiam dan tubuhnya menggigil.
Yaa, dia kedinginan.
Tak lama kemudian Felix kembali dengan membawakan handuk kecil dan memberikannya pada Minho.
"Maaf hyung."
"Aku melakukannya karena kau terus berteriak." ucap Felix.
Minho meraih handuk yang diberikan oleh Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
Road Not Taken | Straykids ☑
Fanfiction[Finish S1&S2 ] Aku menyusuri jalanan seorang diri dengan percaya diri. Setiap langkah aku merasakan kesulitan bahkan aku merasa sakit tanpa luka. Aku mulai egois saat seseorang mengulurkan tangan untukku dan aku menolaknya. Aku benar-benar terses...