Malam itu Hyunjin terbangun dari tidurnya dan melihat jam masih menunjukkan pukul sebelas malam. Ia terbangun dan langsung berdiri untuk mencuci wajahnya. Ia berganti pakaian dan melihat teman-temannya yang masih terlelap dalam tidur. Langsung saja dia keluar dari kedai, sendirian.
Seungmin yang sebenarnya belum tidur melihat tingkah aneh Hyunjin. Segera saja ia memakai masker dan kacamata beningnya lalu mengikuti Hyunjin dari belakang.
Hyunjin seperti memikirkan sesuatu. Sebenarnya orang tuanya tidak menyetujui jika dirinya ini menjadi idol. Orang tuanya ingin dia menjadi orang yang punya pekerjaan pada umumnya. Kebetulan Ayah Hyunjin ini seorang Kepala Sekolah, jadi bisa dikatakan dia ini anak dari kalangan orang berpendidikan. Ibunya punya butik di salah satu mall. Saat dia dulu pergi mabuk dan menghabiskan waktunya di Club, orang tuanya pernah datang dan mengatakan.
"Anakku tidak berandal sepertimu. Hiduplah sendiri, jangan menganggap kami orang tua kalian jika kau terus-terusan egois dan bertindak semaumu."
Sejak saat itu Hyunjin merajuk dan menjadi tidak peduli dengan ucapan orang tuanya. Toh ini mimpinya dan dia tidak mau orang tuanya terlalu mencampuri masa depannya itu. Ia memilih untuk menjadi trainee untuk bisa makan. Selain itu ia juga sering mengikuti ajang atau kontes bergengsi untuk menghasilkan uang. Orang tuanya seperti sudah melepaskannya. Karena itu dia sering menghabiskan waktunya di club karena stres.
Malam itu Hyunjin terlihat berhenti di salah satu Club yang cukup terkenal disana. Ia pun berniat masuk ke dalam, namun seseorang mencegahnya dengan memegang tangannya. Hyunjin menoleh pada orang itu dan langsung terkejut.
Yaa, dia Seungmin.
Seungmin mengeleng-gelengkan kepalanya menatap Hyunjin dan langsung menyeretnya untuk pergi dari tempat yang tidak seharusnya mereka berada disana. Entah kenapa Hyunjin hanya menurut begitu saja.
🌸
Hyunjin duduk di depan minimarket yang masih buka itu. Seungmin membawa dua botol minuman dari dalam mini Market dan langsung mengambi duduk di samping Hyunjin. Lantas dia segera memberi satu minuman itu ke Hyunjin.
"Kenapa kau ingin pergi ke sana lagi?" tanya Seungmin setelah satu tegukkan.
"Aku hanya ingin saja." Hyunjin mendesah lirih.
"Ada sesuatu yang menganggumu?" Seungmin bertanya lagi setelah dua tegukkan.
"Tidak ada."
Hyunjin tidak membuka minumannya dan hanya menatapnya saja sedari tadi. Seungmin merampas minuman yang dipegang Hyunjin dan membukanya.
"Minumlah." Pinta Seungmin memberikan minuman itu kepada Hyunjin.
Hyunjin dengan pasrahnya menerima minuman itu dan langsung meminumnya.
"Aku tunggu sampai kau bersedia menceritakan semuanya. Dan beri aku alasan kenapa kau tadi hampir ke tempat itu lagi." Tegas Seungmin.
Hyunjin menatap Seungmin. Haruskah dia menceritakan hal yang menganggunya kepada Seungmin?
🍓🍓🍓
Pagi itu semua sudah terbangun kecuali Hyunjin.
"Hyunjin hyung, bangun." Seru IN.
"Sudah biarkan saja. Kalian pergi saja ke pasar. Aku dan Hyunjin ingin berkunjung ke suatu tempat." Seungmin tidak ikut ke pasar.
"Oke. Kita pergi dulu." Pamit Han.
Hari ini mereka bersamaan pergi ke pasar untuk membeli bahan kedai. Biar bagaimana pun mereka akan tetap menjalankan kedai mereka.
Seungmin menatap Hyunjin dengan raut wajah iba. Setelah mendengar penjelasan Hyunjin semalam dia menjadi merasa kasihan. Hari ini Hyunjin ingin menemui orang tuanya. Meskipun itu sedikit mustahil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Road Not Taken | Straykids ☑
Fiksi Penggemar[Finish S1&S2 ] Aku menyusuri jalanan seorang diri dengan percaya diri. Setiap langkah aku merasakan kesulitan bahkan aku merasa sakit tanpa luka. Aku mulai egois saat seseorang mengulurkan tangan untukku dan aku menolaknya. Aku benar-benar terses...