🐨 16 🐨

1.4K 233 48
                                    

Hangyul tengah menikmati secangkir kopi panas di kediamannya. Dia tersenyum melihat video yang diberikan Bangchan kepadanya.

Yaa, itu video saat mereka sedang berlatih.

Hangyul sukses membujuk mereka untuk menjadi anak didiknya. Ia merasa beruntung mendapatkan grup berbakat seperti Stray Kids. Mereka juga saling membantu satu sama lain. Sungguh, dia seperti mendapat lotre keberuntungan.

Saat ia menikmati kopi, seseorang datang dan langsung mengebrak mejanya. Hangyul menatap orang itu dan meletakan kopinya di meja.

“Kenapa kau merekrut anak-anak sampah itu?” teriaknya dengan emosional.

“Sampah? Kau sebut emas seperti itu dengan sampah? Dasar gila” Hangyul tersenyum sinis menatap orang itu.

“Batalkan semua atau aku juga akan menghancurkanmu!” teriak orang itu kasar.

“Hey Koo Junhoe, kau kenapa?” tanya Hangyul dengan pandangan tidak sukanya.

Junhoe dan Hangyul bisa dikatakan pernah dekat. Dulu mereka tinggal di satu komplek yang sama dan sering bermain, meskipun Junhoe baru pindah saat usianya 17 tahun. Itulah kenapa saat Sungjin meminta bantuan kepada Hangyul, dengan senang hati Hangyul membantu. Sungjin pernah menolong Hangyul saat dia dibully di sekolah dulu. Bagi Hangyul, Sungjin adalah kakaknya dan Sampai sekarang menganggap Sungjin sebagai saudara laki-lakinya. Kalau dengan Junhoe, dia tidak begitu dekat.

“Jangan merekrut mereka!!!” teriak Junhoe seperti kerasukan.

“Kau siapa memerintahku seperti itu?” Hangyul menatap Junhoe dingin.

“Apa kau tidak ingat denganku? Akulah yang menolongmu saat kau hampir tertabrak mobil.” Sentak Junhoe mengungkit masa lalu.

“Bukan kau, tapi Sungjin hyung. Kenapa kau sesumbar sekali.” Sahut Hangyul sinis.

“Kuperingatkan kau untuk berhati-hati! Kau sama saja melawan orang yang salah.” Tunjuk Junhoe tepat di depan mata Hangyul.

“Santai saja. Kenapa justru kau yang terlihat takut? Apa yang kau takutkan?” tantang Hangyul tidak takut dengan ancaman Junhoe. Sama sekali tidak takut.

"Dasar! Anak buangan yang tidak tahu diri. Cih... " ejek Junhoe sinis.

"Setidaknya aku tidak menjatuhkan orang lain dari belakang seperti permainan busukmu itu. " tegas Hangyul menusuk.

"Pantas saja orang tua kandungmu membuangmu. Ternyata mereka tahu anaknya besarnya akan seperti ini, tidak bisa berfikir jernih dan sok berkuasa. Ingat! Kamu ini cuma anak buangan. Cuih..." ejek Junhoe meludah begitu saja.

"Bukankah kau juga sama sepertiku? " tanya Hangyul.

"Setidaknya aku dirawat dengan baik sebelum mereka meninggal dan tidak dibuang sepertimu sejak lahir, hahahaha. "

Hangyul diam dan menatap Junhoe dengan dingin. Tatapannya tajam dan tangannya mengepal.

"Seharusnya kau berhati-hati dan mensyukuri posisimu saat ini. Kau tidak takut mereka akan mengusirmu kalau kau berulah mempermalukan perusahaan? " oceh Junhoe memanas-manasi.

Junhoe menyunggingkan senyum angkuhnya dan menatap Hangyul yang kini masih diam menatapnya.

“Aku punya banyak kebusukkan mereka yang akan membuatmu hancur dan juga mereka tidak akan mampu berdiri lagi, bahkan merangkak juga tidak akan mampu." Ancam Junhoe.

"Jika kau bersikukuh merekrut dan mendebutkan mereka, kupastikan bukan mereka saja yang hancur tapi kau dan jabatanmu saat ini akan lenyap begitu saja!" tegas Junhoe menatap angkuh.

Road Not Taken | Straykids ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang