Seharian penuh Ara tidak turun dari kamarnya. Membuat Gerald yang juga seharian berada di rumah Keen, jadi was-was. Perusahaan Gerald, bekerja sama dengan perusahaan Regan. Itu alasan kenapa Gerald belum pulang. Pembahasan yang panjang membuat Gerald betah disana.
Kini semua orang sudah berkumpul di meja makan. Mika memasak banyak makanan untuk mereka. Karena Gerald sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.
"Yah, Ara kok gak kelihatan? apa lagi main sama Kris?" tanya Mika yang tak melihat Ara dan Kris.
"Assalamualaikum semua!!" teriak seorang pemuda yang di lehernya tergantung earphone.
"Loh bunda, tuyulnya aku mana?" tanya Kris yang tak menangkap keberadaan Ara.
"Loh, bunda kira tadi sama kamu,"
Gerald menundukkan kepalanya, apa ini gara-gara dia, Ara tidak mau turun.
"Kak, kenapa Ara tidak di bawa pulang hah?" Kris mencengkram kerah leher Keenan. "Tadi kakak kan yang ajak Ara jalan-jalan? sekarang dimana dia?" teriak Kris kesal. Kekesalannya makin memuncak ketika melirik Gerald.
"Bisa lepasin tangan kamu? gak sopan!" ucap Keen dengan santai. Kris melengos. Ia kesal dengan kakaknya satu itu. Awas saja kalau terjadi apa-apa dengan adiknya. Ia akan memberi pelajaran pada Keen walaupun ia kakaknya. Kris tak main-main bila menyangkut adik kesayangannya.
"Kris, jangan lewati batas!" tegur Regan. "Ara ada di kamar, dari siang tidak mau turun," jelas Regan.
"Terus ayah gak bujuk gitu? kalau terjadi apa-apa sama Ara gimana? dia pasti juga belum makan," teriak Kris kesal. Regan juga baru sadar. Saking sibuk mengurusi bisnisnya, ia lupa dengan putri tersayangnya.
Kris berlari terlebih dulu di kamar adiknya. Membuka pintu dengan kunci cadangan. "Ara ara!! kamu kenapa?" panik Kris saat melihat tubuh adiknya meringkuk lemah.
"Ayah! bunda!" teriak Kris membuat Regan dan Mika tergopoh-gopoh.
"Ada apa nak?" tanya Regan khawatir.
"Ini Ara kok gak mau bangun kenapa yah?"
Regan mendekati Ara, meletakkan tangannya di dahi Ara. Tapi, suhu tubuhnya normal.
"Dia gak apa-apa Kris."
"Ayah," rengekan manja akhirnya keluar dari bibir Ara.
"Sakit!" rintihnya. Regan dan Kris berebut mendekati Ara.
"Mana yang sakit, sayang?" tanya Regan lembut.
"Mana yang sakit? kenapa? biar kakak hajar yang sudah nyakitin kamu.
"Kakiku sakit, hiksss!" rengek Ara menelusupkan kepalanya di dada Regan.
Gerald memijit pangkal hidungnya. Kenapa perempuan merepotkan sekali?.
"Sini aku periksa!" ucap Keenan mendekati adiknya.
"Jangan!" cegah Ara spontan. "Kakak gak boleg deket-deket. Pergi sana!" ketusnya. Semua orang kaget melihat sikap Ara. "Biar kakak periksa dulu," bujuk Keen.
"Gak boleh, kakak jahat!" maki Ara makin mengeratkan pelukannya pada Regan.
"Keen, ada apa ini?" tanya Regan memincingkan matanya curiga.
Keenan menghela napas, perasaam tadi dia tidak salah apa-apa.
"Nak, ada apa? cerita sama bunda!" Mika ikut mendekati putrinya. Menyingkap kaki Ara dan memijit pelan.
"Sakit, bunda!"
Gerald melihat telapak Kaki Ara yang memerah, pasti itu akibat dari jalan kaki dua kilo tadi. Bosen melihat tingkah kekanakan Ara, Gerald memutuskan keluar dari kamar bernuansa pink itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/192790118-288-k979460.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Husband
SpiritualeKeyara seorang gadis yang terkena virus halu novel romance, gadis itu mendambakan seorang CEO tampan bernama Gerald. Apapun akan Keyara lakukan demi mendapatkan hati laki-laki itu. Namun, sayang seribu sayang kalau kehadirannya sangat tidak diingink...