8. Mau Menikah

55.9K 1.8K 42
                                    

"Ada ataupun tanpa restu Papa mama, Gerald akan tetep nikahin Keyara!" ucap Gerald dengan tegas. Ardhan sudah ingin mengeluarkan taringnya mendengar penuturan anaknya. Tak ada angin tak ada hujan. Tiba-tiba Gerald ingin menikahi putri Regan.


"Nak, tapi kamu kan akan menikah."


"Batalkan!" ujar Gerald dengan tegas.


Bughhh


"Papa tak pernah mengajarkanmu jadi pengecut!" ujar Ardhan murka. Ia juga menonjok anaknya hingga sudut bibir Gerald mengeluarkan darah.


"Bagaimana perasaan Latina kalau dia tau calon suaminya bajingan?" desis Ardhan.


"Aku tidak minta untuk dinikahkan dengan Latina. Kenapa terus memaksaku pa?" teriak Gerald yang sudah emosi.


"Aku sudah berkali-kali bilang. Aku tidak minat. Lalu kenapa papa masih nekat sebar undangan? kalau gitu papa aja yang nikah!" ujar Gerald melenggang pergi. Saking kesalnya ia membanting pintu kamarnya dengan keras. Buru-buru ia menuju kamar mandi untuk berendam air dingin. Kalau tidak mungkin amarahnya akan terus bersarang di kepalanya.


________


"Ara, kamu bodoh ya? kenapa kamu gak sama bang Niko aja? bang Niko lebih baik dari Gerald." ucap Kris frustasi. Bahkan ia mondar mandir tidak jelas.


"Kak Kris kenapa sih? yang jalani aku, bukan kakak." ucap Keyara tidak terima. Saat ini, Kris dan Keyara tengah ada di kamar Keyara. Dan Keenan sedang bersandar di pintu mengamati kedua adiknya.


"Aku ini kakakmu! aku berhak mencampuri urusanmu!"


"Tapi aku mau menikah dengan kak Gerald, kak."


"Enggak! kakak gak setuju. Kak Gerald itu baj-"


"Ya ya ya. Aku tau kalau kak Gerald bajingan. Ia juga jahat, sering sakitin hati aku. Sering buat aku nangis, tapi aku cinta sama dia, kak. Aku in-"


"Cinta nenek lo! gue gedeg lama-lama sama lo. Punya adek satu aja sulit diatur. Serah lo deh. Masih bocil sok-sokan ngomong cinta. Tidur masih ngompol sok-sokan mau nikah. SAK KA REP MU!!" teriak Kris kesal. Ia keluar dari kamar adiknya dengan perasaan dongkol.


Satu dua tiga! suara tangisan Rara menggema di ruang kamar luas itu. Keyara menangis seperti anak kecil. Tak pernah kakaknya berbicara pake lo-gue dengannya. "Hiksss hiksss!" tangisan Keyara makin keras. Keenan menghela nafasnya. Menghampiri adik nya. Merengkuh Keyara dalam pelukannya.


"Sudah ya, adik kakak yang cantik kok nangis sih. Cup cup cup!" Keenan menyingkap anak-anak rambut di dahi Keyara.


"Kenapa kak Kris marah, kak?" tanya Keyara masih sesenggukan.


"Kamu yang tenang dulu. Nanti kaka ceritain."


"Gak mau, ceritain sekarang!" titah Keyara keras kepala.

Possesive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang