12. Membahas Pernikahan

48.7K 1.6K 35
                                    

Esok harinya, Gerald dan kedua orang tuanya berkunjung ke rumah Regan. Mereka akan membahas pertunangan Gerald dan Keyara yang akan diadakan dalam waktu dekat. Sejak memijakkan kakinya ke dalam rumah besar Regan, Gerald belum melihat tanda-tanda adanya Keyara. Rumah ini tampak sunyi. Hanya ada Regan, Keenan dan Mika. Padahal, kalau ia ketemu Keyara, ia sudah menyusun rencana untuk bersikap cuek, dan acuh. Gerald bertekad untuk mengabaikan Keyara. Biar dia tau rasanya chat di buka tapi tidak dibalas. Gerald risih dengan tatapan Keenan. Memang sejak insiden di kantornya, ia dan Keenan tak lagi bertegur sapa. Lihatlah sekarang, ia yang sering mengintimidasi, kini malah terlihat kikuk dihadapan calon kakak iparnya.


"Yakin, kamu mau menikahi anak saya?" tanya Regan yang akhirnya membuka suara.


"Yakin, yah." jawab Gerald mantap. Matanya melirik kearah Keenan. Dan Keenan makin menajamkan tatapannya. Gerald hanya menghela nafas pasrah. Kris tidak menyukainya, kalau Keenan ikut ikutan tidak suka, bisa habis dia.


"Baiklah, minggu depan kita adakan pertunangannya. Silahkan atur sesuai keinginanmu." ucap Regan yang sama sekali tidak ada niat untuk menghalangi niatan baik Gerald.


"Tapi, yah. Bukankah itu terlalu cepat?" tanya Keenan sedikit tidak terima. "Kalau sudah tunangan, bentar lagi nikah. Sedangkan Kris saja belum nikah. Masak mau nglangkahi kakaknya?"


"Keen, Keyara itu perempuan. Gakpapa kalau duluan. Lagian Kris juga masih kayak bocah." jawab Regan.


"Tapi Keyara juga masih anak-anak yah, lebih parah malah. Kalau dia nikah trus-"


"Keen, sudah. Jangan mendebat ayah." Potong Regan cepat. Keen menatap tajam ayahnya. Sedangkan Gerald hanya meringis.


"Keen, menghalangi jodoh orang itu tidak baik," ujar Mika mengelus puncak kepala Keenan.


"Emang bunda tau kalau jodoh Keyara itu Ge-"


"Keen cukup, selesaikan masalah kalian berdua. Jangan kayak gini." tegas Regan yang curiga kalau Keenan dan Gerald sedang berseteru. Pasalnya mereka berdua itu sudah jadi sahabat sejak kecil. Tapi kenapa Keenan tidak suka Gerald menikahi adiknya.


"Ikut aku!" ajak Keenan yang diangguki Gerald.


Gerald mengikuti langkah Keenan yang membawanya ke halaman belakang. Mata Gerald jelalatan kesana kemari mencari cari sosok pujaannya.


"Matanya dijaga, gausah jelalatan." sinis Keenan yang membuat Gerald berdecak kesal.


Keenan berdiri di dekat kolam renang. Sedangkan Gerald hanya diam mengamati gerak gerik sahabatnya itu.


"Duduk!" perintah Keenan tajam. Tak mau ribut, Gerald langsung menuruti ucapan sahabat baiknya itu.


"Gue mau ngomong, gak usah basa basi lagi."


"Lo dari tadi udah basa basi," sinis Gerald.


"Diem, gausah jawab." bentak Keenan. Gerald tersenyum tipis. Keenan sama sekali tidak seperti orang marah. Ia lebih terlihat seperti orang yang tengah merajuk. Kelihatannya menaklukan Keenan bukan perkara yang sulit.

Possesive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang