18. Kekecewaan Regan

46.2K 1.6K 50
                                    

Gerald merenung di kamarnya. Ocehan Latina di sampingnya tidak ia dengarkan. Saat ini fikirannya kalut. Memikirkan gadis kecilnya yang saat ini entah kemana. Apa Keyara sudah berhasil pulang ke Indonesia? Atau dia masih bersembunyi disini. Perkataan Keyara masih terngiang ngiang di benaknya. Yah, dia yang salah. Sejak kapan seorang Gerald menjunjung rasa simpati dan kemanusiaan? Bukankah dari dulu ia tidak punya simpati. Ia sering melukai gadis kecilnya. Gerald membereskan semua barang barangnya. Ia akan pulang ke Indonesia.


"Al, kamu mau kemana?" tanya Latina saat Gerald mengemasi barang barangnya.


"Mau pulang ke Indonesia."


"Al aku gimana? Aku masih butuh kamu Al!" rengek Latina menahan lengan Gerald.


"Lepasin! Aku harus pulang cepat sebelum istriku benar benar minta cerai." desis Gerald menepis tangan Latina. Teringat ucapan Keyara membuat Gerald marah pada dirinya sendiri. Andai Gerald tidak menyulut emosi Keyara. Pasti Keyara tidak akan lancang meminta cerai. Dan Gerald malah menyalahkan gadis itu.


"Al aku gimana? Aku tau kamu punya istri. Tapi aku yang lebih dulu mengenalmu. Seharusnya_"


"Seharusnya apa? Aku tetap disini mengurusmu? Aku punya istri. Dan aku cinta sama dia. Tidak mungkin terus terusan disini bersamamu. Soal pengobatanmu jangan khawatir. Aku yang akan membiayainya." ucap Gerald tegas memotong ucapan Latina. Buru buru Gerald melenggang pergi.


"Al tunggu. Al aku ikut kamu!" teriak Latina mengejar Gerald. Namun sayang, Gerald dengan cepat memasuki mobilnya.


Gerald mampir dulu ke pusat oleh oleh. Ia akan membawakan Keyara boneka pikachu yang besar tanda permintaan maafnya. Ia yakin Keyara tak akan bisa marah lama lama. Membayangkan wajah Keyara yang tersenyum berseri seri kearahnya membuat ia juga ikut tersenyum. Semoga istrinya itu baik baik saja.


______________


Gerald membelah jalanan jakarta yang masih lenggang. Karena ini masih pukul lima pagi. Ia tidak sabar untuk segera bertemu istrinya. Tadi ia sempat telfon nomer istrinya namun tidak aktif. Ia pikir Keyara masih asyik menghitung domba.


Gerald memarkirkan mobilnya di pelataran rumah Regan. Rumah terasa sepi. Apa mereka masih tidur? Tapi ini bukan kebiasaan Regan. Biasanya pria itu sudah menyirami bunga bunga di halaman.


Gerald memencet bel Berkali kali. Sudah sepuluh menit tapi tidak ada yang membukanya. Satpam rumah juga tidak ada. Gerald mencoba menelfon Regan. Sebelum tersambung, pintu yang menjulang tinggi itu terbuka.


"Gerald kapan sampai?" tanya Regan kaget.


"Maaf yah, urusan disana aku serahkan Yogi. Aku sudah kangen Keyara." ucap Gerald. Regan tersenyum tipis.


"Masuklah, di dalam ada Kris dan Keenan. Ayah akan menyusul bunda dulu." ucap Regan menepuk bahu Gerald. Gerald melirik tas yang di bawa Regan. Baju baju Keyara? Kenapa Regan membawa baju baju Keyara.


"Yah, itu kenapa baju-"


"Masuklah! Istirahat dulu." Regan segera pergi. Ia masuki mobilnya dan melajukan keluar rumah.

Possesive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang