Trust 19 • Unknown

1.1K 156 59
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Shin Ryujin tak memiliki tujuan apa-apa lagi sepulang sekolah hari ini. Niat awalnya ingin langsung pulang ke rumah. Menjalani hari seperti kemarin-kemarin. Kosong, seakan tak hidup.

Namun satu hal membuat gadis itu kembali memutar langkahnya.

Setelah mengusir Yeji dan Lia untuk pulang lebih dulu, serta berpisah dengan Chaeryeong-Yuna yang akan rapat OSIS, Ryujin bergegas pergi ke lapangan indoor untuk menjalankan sebuah tugas mulia.

“Jun, gue mau bayar hutang.”

Ini jarang terjadi, tentu.

Yeonjun yang tengah fokus memakai sepatu khusus futsalnya, hampir terjengkang kala Ryujin menepuk pundaknya begitu kencang, tak berperasaan.

Lelaki itu mendongak, ingin menghujat. Namun berhasil dicegah ketika Ryujin mengulurkan dua lembar uang seratusan di depan wajahnya.

“Nih. Kalo kurang sisanya lo ikhlasin aja, ya,” ucap gadis itu, membuat Yeonjun bergeming beberapa saat.

Ryujin tumben-tumbennya datang kemari, kemudian menyapa Yeonjun dengan tidak santai, dan lelaki itu dibuat semakin tercengang saat tahu alasan Ryujin kemari hanya untuk membayar hutang, yang Yeonjun sendiri tak ingat kapan gadis itu meminjam uang padanya.

Lelaki itu masih belum konek. Selesai mengikat tali sepatu, ia langsung berdiri. Menatap Ryujin dengan alis menyatu. “Bentar-bentar. Gue nggak bakal nolak, sih kalo dikasi duit. Tapi ... hutang apaan yang lo maksud?”

“Seminggu yang lalu. Pas lo minta ditemenin beli jam tangan,” sahut gadis itu, mendengus kasar saat mengingat itu. “Maksa sih lebih tepatnya. Salah sendiri juga pake ngajakin gue yang sekalinya malak nggak pernah nanggung-nanggung.”

Yeonjun mengerjap, lantas berusaha mengingat-ingat. Tatapannya beralih pada benda silver yang melingkari pergelangan tangan kirinya.

‘Cewe kaya lo mah ga mungkin sibuk.’

‘Jadi ... temenin gue beli jam tangan ya.’

Kerutan di dahinya seketika lenyap. Lelaki itu refleks menjentikkan jari. “Oh yayaya inget gue.” Ia manggut-manggut, namun detik berikutnya langsung melotot. “Eh tapi serius nih mau lo bayar? Tumbenan. Jadi ngeri gue.”

Seminggu yang lalu, Yeonjun memang sempat mengirim chat pada Ryujin untuk menemaninya membeli jam tangan. Kemudian setelah selesai memilih jam, gadis itu langsung habis-habisan malakin Yeonjun minta makan ini itu. Ia memang paling bisa memanfaatkan keadaan. Ya siapa suruh membawa manusia tak tahu malu seperti Ryujin.

Namun setelah seminggu berlalu, entah mendapat hidayah dari mana, Ryujin tiba-tiba sadar kalau malak itu sebuah dosa. Awalnya, Ryujin mengira hal itu tidak berlaku jika ia memalak orang kaya. Tapi di lain sisi, akhir-akhir ini gadis itu jadi sering didatangi masalah.

Trust [Choi Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang