Trust 16 • Speechless

982 134 43
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hehehe gimana, Gyu?

Ucapan Ryujin seketika membuat Beomgyu menghentikan gerakan jemarinya yang tengah mengetik di laptop.

Lelaki itu menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu menoleh. Menatap handphone-nya di atas meja yang sudah dalam mode loudspeaker, mengernyit bingung.

“Gimana apanya?”

Terdengar hembusan napas kasar di ujung sana. “Tolol, ih. Lo 'kan udah janji.

Kerutan di dahi Beomgyu semakin dalam. “Eh? Janji apaan?” tanyanya pelan.

SEKARANG UDAH HARI MINGGU, GBLK!” sembur gadis itu langsung, terdengar jengkel.

Beomgyu berjengit, setengah kaget. Walaupun handphone-nya tidak menempel di telinga, tetap saja dirinya tersentak ketika mendengar Ryujin yang tiba-tiba ngegas begitu. Beomgyu menggaruk tengkuk. Otaknya yang sedang kalut sama sekali tidak konek dengan maksud dari ucapan Ryujin.

Iya, sekarang memang hari Minggu. Beomgyu mencoba mengingat-ingat sejarah apa yang telah ia lakukan di hari Minggu. Memikirkan janji macam apa yang ia cetuskan pada akhir pekan ini.

Hingga akhirnya, ucapan Ryujin selanjutnya sukses membuat Beomgyu melebarkan mata serta menepuk jidat.

Sekarang hari Minggu, Gyu. Terus kita kapan jalan-jalannya~” ucap gadis itu setengah merengek. “Gue gabut, tapi males keluar sendiri. Nggak ada yang menanggung biaya hidup gue pas di luar rumah.

Beomgyu menghela napas pelan, tersenyum. Tangannya cepat-cepat meraih handphone itu, menempelkannya ke telinga setelah sempat mematikan mode loudspeaker.

“Jadi pengen jalan-jalan nih? Sekarang?”

Ryujin yang mendengarnya langsung mendengus kasar. “Sekali lagi nanya gue tebas online.

Lelaki itu terkekeh kecil. Diam beberapa saat, kemudian tatapannya beralih pada layar laptop, dengan sebelah tangan yang menggerak-gerakkan mouse. Membaca deretan kalimat yang terpampang di sana, Beomgyu lantas menghela napas pelan.

Trust [Choi Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang