•••
Dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh mereka masing-masing, sore ini, kelima bocah laki-laki itu tengah menghabiskan waktu di salah satu kedai yang ada di kawasan Hongdae. Kedai yang cukup besar ini memang biasa menjadi tempat anak-anak muda berkumpul. Selain makanan dan minuman, pengunjung juga dapat menyewa sarana billiard yang memang disediakan di sana.
Contohnya ya Yeonjun dan Taehyun. Kedua lelaki itu terlihat sibuk dengan permainan billiard mereka. Sementara Soobin dan Kai tengah serius bermain catur, Beomgyu malah asik sendiri menghabiskan jjajangmyeon-nya sambil sesekali berdecak kagum.
“Ah nggak seru, Bang. Dari tadi gue mulu yang menang,” ledek Taehyun pada lawan mainnya. “Ganti gih, kasih Beomgyu yang main.”
Yeonjun yang mendengarnya langsung berdecih. “Songong ye bocah. Udah gue bayarin juga.”
Taehyun menyengir. “Ya kan bener, njir. Dari tadi lo nyodok bola kaga masuk mulu.”
Ya memang sejak tadi Yeonjun selalu meleset membidik bolanya. Mentok-mentok hanya bisa memasukkan tiga bola. Padahal Taehyun sendiri sudah berhasil memasukkan tujuh bola. Sasaran terakhirnya bola bernomor 8 itu. Kalau Taehyun berhasil, tentu akan menjadi kemenangannya yang kelima.
“Stick-nya rusak,” gumam Yeonjun, lalu beralih mengarahkan ujung tongkatnya ke bola berwarna putih.
“Alesan mulu, Bang. Kalo minta gue ajarin ya bilang.”
“Pede amat, Kang Teri.”
Yeonjun langsung mengambil posisi. Mencondongkan tubuhnya sedikit, kemudian fokus menatap bola sasarannya. Tangannya yang memegang tongkat sudah mengambil ancang-ancang. Kali ini ia mencoba untuk membidik bola bernomor 12. Kemudian setelah memusatkan seluruh konsentrasinya, Yeonjun langsung menghentakkan tongkatnya. Menyodok bola putih hingga menggelinding mengenai sasarannya.
Namun keberuntungan tak berpihak pada lelaki itu. Bidikannya lagi-lagi meleset. Bukannya masuk, bola sasarannya malah berbelok ke arah lain.
Yeonjun berdecak kesal. “Sialan emang. Jadi bola aja belagu!”
Sementara Taehyun sebisa mungkin untuk menahan tawa. Beomgyu yang ikut menyaksikannya sudah cekikikan sedari tadi.
“Brisik woi!” decak Soobin tanpa menoleh sedikitpun dari papan berpetak-petak yang ada di atas meja. Lelaki jangkung itu sedang duduk berhadapan dengan Kai yang ikut memasang tampang sok sebal.
“Serius amat dah, Bang Bin. Kaya bisa main catur aja,” celetuk Beomgyu, meletakkan mangkok jjajangmyeon-nya yang sudah kosong.
“Jangan salah, Gyu. Ini kalo gue menang, nih. Si Kamal bakal balikan sama Yuna katanya.”
“Eh anjir ngaco lo, Bang,” bantah Huening Kai, tidak terima. “Kapan kita buat kesepakatan kaya gitu?”
Soobin melangkahkan bidak caturnya, berusaha memblokade lawan. “Baru aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [Choi Beomgyu]
FanficSeisi sekolah pun tau jika Shin Ryujin hanyalah milik Beomgyu. Begitu pula sebaliknya. Tak heran jika mereka dikenal sebagai best couple-nya SMA National High. Hubungan keduanya nyaris tak pernah dilanda masalah, begitu yang orang-orang lihat. Mungk...