•••
“Bamgyu!”
Tanpa sadar Shin Ryujin mendengus ketika melihat seseorang yang berseru tadi kini berlari kecil menuju pinggir lapangan tenis, menghampiri Beomgyu. Padahal lelaki itu baru saja ingin mengelap keringat yang membanjiri wajah Ryujin dengan handuk kecil. Kini gerakan tangannya terhenti dan refleks menoleh ke sumber suara.
“Minju? Kenapa manggil?” tanya Beomgyu ketika gadis itu sudah berada di depannya.
Kim Minju merapikan helaian rambutnya yang berantakan selepas berlari tadi. “Barusan gue sempet nelpon lo, tapi nggak aktif, mungkin lo lagi sibuk. Dan kebetulan ketemu di sini.”
Gadis itu melirik Ryujin, kemudian melambai riang. “Hai, Ryujin! Gimana latihannya?”
Ryujin menoleh, tersenyum sekilas. “Lancar, kok.” Diraihnya handuk kecil dari tangan Beomgyu, kemudian mengelap sendiri keringat di wajahnya.
Gadis itu mengobrak-abrik isi tasnya, mengambil botol minum yang masih terisi setengah, kemudian meneguk habis isinya. Setiap hari Jumat, Ryujin tak akan bisa pulang lebih awal. Ia harus mengikuti ekskul tenis sepulang sekolah. Jangan salah, Ryujin lumayan jago di bidang ini.
Saat ini para pemain tengah mengisi waktu tiga puluh menit yang diberikan pembimbing untuk beristirahat. Jarang-jarang Beomgyu menemaninya latihan tenis. Biasanya Ryujin akan menyuruh lelaki itu pulang duluan. Dia sendiri biasanya akan nebeng bareng Heejin atau Somi. Tapi hari ini, keberadaan Beomgyu lumayan berguna juga. Setidaknya lelaki itu tak membantah ketika Ryujin menyuruh untuk membereskan peralatannya, mengikatkan rambutnya, atau sekedar mengipasi wajahnya.
Bodohnya, Beomgyu tak pernah menolak.
Prinsip Ryujin; pacar = babu. Ngebucin ya jangan tanggung-tanggung, hehe.
“Kenapa nyari gue?” Suara Beomgyu seketika mengalihkan pikiran Ryujin. Ia hampir lupa jika Minju masih di sini.
“Begini nih, ciri-ciri manusia yang nggak pernah ngecek grup.” Minju terlihat mendengus. “Buruan deh ke ruang OSIS, gue mau ngadain rapat sekarang sama anggota yang lain.”
“Ah lo mah, mendadak mulu,” ucap Beomgyu sambil berdecak.
Kim Minju memutar bola mata, kemudian refleks meninju pelan lengan lelaki itu. “Yee kan udah gue infoin dari tadi pagi. Tadi juga gue sempet nelpon.”
“Ya sorry, hape gue mati dari tadi.” Beomgyu melirik Ryujin. “Aku tinggal dulu, Jin. Nggak apa-apa 'kan?”
Ryujin yang tengah memantul-mantulkan bola tenis, langsung menoleh. “Santai kali, udah sana lo buruan.”
Lelaki itu mengangguk. “Kalo kangen cari aku di ruang OSIS, ya.” Kemudian ia menoleh pada Changbin yang sedang mengutak-atik ponsel. “Oiya, kamu jangan mau digodain sama Changbin!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [Choi Beomgyu]
FanficSeisi sekolah pun tau jika Shin Ryujin hanyalah milik Beomgyu. Begitu pula sebaliknya. Tak heran jika mereka dikenal sebagai best couple-nya SMA National High. Hubungan keduanya nyaris tak pernah dilanda masalah, begitu yang orang-orang lihat. Mungk...