•••
Choi Beomgyu melepas earphone yang tersumpal di telinganya. Sepasang matanya tak terlepas dari mobil silver yang baru saja terparkir tak jauh dari posisinya. Sesaat kemudian, seorang gadis turun dari kursi penumpang. Lalu disusul lelaki tinggi dengan bucket hat yang turun dari kursi pengemudi. Keduanya terlihat berbincang sejenak, tertawa kecil, kemudian sang gadis pergi memasuki rumahnya.
Beomgyu menghela napas, mengetuk-ngetuk setir kemudinya sesaat, lantas ikut turun dari mobil putihnya. Setelah memastikan gadis tadi benar-benar memasuki rumahnya, Beomgyu melangkah. Menghampiri seseorang yang masih berdiri di dekat mobil silver itu.
“Thanks, Bang. Lo udah nganterin Ryujin dengan selamat.”
Yeonjun terlonjak kaget, lalu menoleh. “Eh, Gyu? Sejak kapan lo di sini?”
Beomgyu melirik jam tangannya. “Emm... Sejam yang lalu? Kurang lebih pas kalian masih makan itu.”
“Lah lo ... nungguin?” tanya Yeonjun, setengah tidak percaya.
Beomgyu tertawa kecil. “Gue sempet nelpon Bundanya Ryujin. Katanya dia belum sampe rumah.” Lelaki itu menghela napas. “Gue mana tenang lah, Bang.”
Setelah menyelesaikan urusannya dengan Kim Minju tadi, Beomgyu langsung pulang serta buru-buru mengisi daya handphone-nya. Tanpa pikir panjang, lelaki itu segera menelpon Bundanya Ryujin a.k.a calon mamah mertua untuk sekedar menanyakan keberadaan putri semata-wayangnya.
Awalnya, Beomgyu berniat pergi ke rumah Ryujin untuk membawakan gadis itu makanan. Makanya ia sengaja tidak menelpon Ryujin dan malah memilih untuk menelpon sang Bunda. Niatnya biar surprise, tiba-tiba dateng membawa makanan tanpa ngabarin sebelumnya.
Biar ala-ala cowok tumbler gitu.
Yeonjun menepuk bahu Beomgyu pelan, membuyarkan lamunan lelaki itu. “Cewek lo aman, Gyu. Nggak usah khawatir—”
“Thanks, Bang. Tapi dari awal gue cuma minta tolong buat nganterin langsung sampe rumah. Nggak pake acara mampir,” sela lelaki bersweater supreme itu. Ia menghela napas.
Beomgyu bahkan tak sempat mengganti baju sekolahnya. Ketika sampai di rumah dan mengetahui Ryujin belum pulang, lelaki itu langsung tancap gas ke rumah Ryujin. Lalu berdiam diri dalam mobil, menunggu gadis itu pulang setelah sempat meneleponnya.
Yeonjun terdiam. Kemudian terkekeh pelan. “Ya elah, Gyu. Lo atur napas dulu mending,” ucapnya, menepuk pelan bahu Beomgyu.
“Calm down, dude. Gue cuma sekedar nawarin makan doang. Dan see? Doi sama sekali nggak keberatan.”
“Bukan gitu, Bang. Gue nelpon Bundanya emang bakal niat kemari sambil bawain makanan selesai rapat tadi.” Tatapan Beomgyu terlihat serius. Ia mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [Choi Beomgyu]
Fiksi PenggemarSeisi sekolah pun tau jika Shin Ryujin hanyalah milik Beomgyu. Begitu pula sebaliknya. Tak heran jika mereka dikenal sebagai best couple-nya SMA National High. Hubungan keduanya nyaris tak pernah dilanda masalah, begitu yang orang-orang lihat. Mungk...