Trust 14 • Begin

962 130 58
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Setelah memarkirkan mobil putihnya di garasi, Beomgyu segera turun dengan wajah tertekuk. Masih kesal sebab belum sempat meninju wajah Hyunjin. Rasanya ada yang mengganjal ketika kepalan tangannya tak jadi menyentuh rahang lelaki keparat itu. Beomgyu mendengus kasar saat mengingat Soobin yang hampir menamparnya andai lelaki itu tak berhenti memberontak tadi.

Mengacak rambut pelan, Beomgyu melangkah memasuki rumahnya. Hari ini terasa sangat lelah, entah karena habis war atau ini karmanya sebab telah membohongi Ryujin. Tapi tidak mungkin juga Beomgyu mengatakan yang sebenarnya. Selama berpacaran, lelaki itu tak pernah berkelahi di depan Ryujin. Ia sudah terlanjur dicap cowok baik-baik yang ngegemesin uwu gitu.

Padahal nggak tahu aja kalau Beomgyu diam-diam sering ngelabrak cowok-cowok kelas sepuluh yang berani modusin Ryujin lewat chat.

Namun bukan berarti Beomgyu hanya berani dengan junior. Dulu saat baru menjalin hubungan dengan Ryujin, lelaki itulah yang langsung mendatangi Hyunjin dan mengajaknya berbicara empat mata. Dengan berbagai ancaman, Beomgyu meminta Hyunjin untuk menjauhi gadisnya.

Ryujin sama sekali tidak mengetahui hal itu.

Dan Hwang Hyunjin benar-benar melakukannya. Tapi bukan berarti dia takut atau semacamnya. Nyalinya tidak seciut itu. Selain karena memang ingin move on, Hyunjin juga tak mau dianggap lelaki bajingan sebab telah berani merebut pacar orang.

Apalagi Beomgyu dan Ryujin sudah dikenal sebagai best couple-nya National High oleh seisi sekolah. Shipper-nya banyak.

Walau Hyunjin sendiri mampu menggaet Ryujin kapanpun, tetap saja menjaga image dan harga diri itu lebih penting.

Beomgyu melirik jam tangan. Pukul setengah lima sore, dan ia merasa lapar. Ternyata menahan-nahan emosi tadi membuat tenaganya terkuras habis.

Lelaki itu mendadak berhenti melangkah ketika kakinya sampai di ruang keluarga. Mengerjap beberapa kali saat melihat sosok Papa yang duduk manis di sofa sambil membaca koran.

Ini sangat jarang terjadi. Biasanya sore-sore begini, Beomgyu akan mendapati sang Papa berkutat dengan laptop dan berkas-berkasnya. Pria itu selalu sibuk. Beomgyu tak ingat kapan terakhir Papa santai-santai seperti sekarang.

Pria dewasa itu tersenyum semringah ketika melihat Beomgyu datang. “Akhirnya dateng juga anak Papa. Buruan ganti baju sana. Kita hari ini dinner bareng.”

Beomgyu mengangkat sebelah alisnya. “Kita 'kan emang sering dinner bareng, Pah.”

Senyum Papa langsung merekah. “Beda dong, hari ini makanannya dibuat spesial sama—”

“Wah Beomgyu udah dateng!”

Seruan yang terdengar tak asing itu kontan membuat kepala Beomgyu berputar, menoleh ke sumber suara. Didapatinya sosok gadis berambut pendek yang baru saja keluar dari arah dapur. Gadis itu tersenyum cerah, menatap Beomgyu yang setengah terkejut.

Trust [Choi Beomgyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang