Pria mungil itu membeku, ia yakin gendang telinganya telah rusak karena terlalu ketakutan. Menggeleng pelan, Taeyong berkata "A-apa? Bisa kau mengulanginya lagi?"
Jaehyun mendengus, menoleh kedepan saat sadar jika kereta itu telah sampai ke seberang. "Kita harus turun sekarang." ucapnya malas.
Seolah tak memerdulikan Taeyong yang menatapnya penuh tanya. Saat staff cable car itu datang dan membuka pintu kereta, ia lebih dulu keluar dan berjalan cepat dan menghilang diantara kerumunan pengunjung.
Taeyong yang melihat Jaehyun semakin menjauh lantas memekik. Hampir tersandung kakinya sendiri karena takut jika saja kereta gantung itu berjalan lagi. "Terima kasih ahjussi." ucapnya pada pria paruh baya yang membantunya turun.
Ia mengedarkan pandangan keseluruh penjuru tempat, namun bayangan Jaehyun sekalipun tak ia dapatkan. Kemana perginya? Taeyong membatin sambil menggigiti kukunya. Berutung sang ibu tak ada disini, kebiasaannya itu sangat dibenci oleh Nyonya Lee.
Perlahan Taeyong merogoh ponsel. Mencoba menghubungi Jaehyun namun sebelum menekan kontak itu, sebuah panggilan masuk ke nomornya.
"Halo?"
"Kau dimana Tae? Aku ke rumahmu tapi tak ada siapa siapa."
"K-kau di Daegu?!" Taeyong meredam pekikan.
Menutup mulutnya sendiri dengan tangan lalu menunduk sopan pada orang orang yang menatapnya heran. "Aku sedang diluar," ia mengulum bibir, "aku akan menghubungimu nanti."
"Tapi kau dimana? Apa masih lama?"
Taeyong menghela nafas, "Iya masih lama, aku sedang..." ia melirik kearah lain "mengajak temanku berkeliling. Iya berkeliling."
"Siapa bilang aku temanmu?"
Pria mungil itu tersentak saat Jaehyun tiba tiba berdiri disampingnya. Menjauhkan ponsel dari telinganya dan menyembunyikan benda persegi itu dibalik pinggangnya. "K-kau darimana?" tanyanya.
"Pertanyaan dibuat untuk dijawab, bukan disanggah dengan pertanyaan lain." Jaehyun berkata lalu memiringkan kepala, "Siapa yang menelfonmu tadi?"
Meneguk ludah kasar, Taeyong berucap pelan "Temanku."
"Temanmu banyak sekali," Jaehyun menyeringai "apa mereka juga mencium pipimu seperti aku?"
"A-apa?! Ya! Kau kira pipiku ini lahan untuk kecupan bergilir?" Taeyong berucap kesal.
Hendak berbalik meninggalkan Jaehyun, tapi tanpa aba-aba pria itu memeluknya dari belakang. Oh, ingatkan Taeyong untuk meminum obat penenang ketika sedang bersama idolanya itu.
"Apa yang kau lakukan?"
"Memeluk kekasihku." Jaehyun berucap pelan sembari menumpukan dagunya dipundak Taeyong.
Seolah tak peduli jika masih banyak makhluk kasat mata dan bernyawa disekitar mereka. Keduanya terdiam, Taeyong masih sangat shock sedangkan Jaehyun semakin merasakan getaran dan sengatan kecil didalam dadanya. Terlalu dini memang untuk mengatakan cinta pada pria mungil yang ia kenal beberapa hari lalu, tapi apakah salah jika ia menyimpan rasa itu dan memulai semuanya dari awal? Tentu tidak, pikirnya.
"Lepaskan," Taeyong mencubit pelan lengan Jaehyun, "jangan membuatku malu disini."
Menuruti perintah si pria mungil, Jaehyun melepaskan tautannya dan dengan gerakan cepat ia membalik tubuh ringkih Taeyong. Saling berhadapan dan menatap dalam netra legam sosok itu, Jaehyun kembali bersuara "Taeyong-ah, sampai saat ini aku tak tahu kenapa kau begitu menarik perhatianku."
![](https://img.wattpad.com/cover/195941700-288-k636129.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance | Jaeyong ✓
Fanfiction❝Sometimes it's not just distance between places that makes us feel apart❞ M/M | TEENFIC | HIGH SCHOOL AU | NC-17 Lee Taeyong tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir menjadi kekasih dari pemain basket muda dan papan atas bernama Jung Jaehyun. P...