"Kun," Taeyong memiringkan kepala sembari terus menatap lurus kearah jalan menuju halte depan sekolah. Jam telah menunjuk ke angka sepuluh malam dan bagi siswa menengah Korea, hal itu sudah sangat tabu. "Apa menurutmu Jaehyun memiliki indera keenam?" Tanyanya lalu menoleh pada sang sahabat yang berjalan disampingnya.
Memasang tampang geli, Kun menepuk bahu Taeyong pelan "Apa yang kau katakan?" Ia mengernyit heran.
"Sore tadi ia tahu jika aku sedang di atap," pria mungil itu duduk di bangku halte yang untungnya masih kosongㅡdiikuti Kun. Ia menerawang sejenak "waktu itu, Jaehyun juga tahu jika aku berpisah dengan Sungjae Hyung."
Kun mengangkat bahu tak tahu "Entah," ia melirik sang sahabat lalu tersenyum tipis "tapi syukurlah jika Jaehyun memang memiliki kemampuan seperti itu."
"Kenapa?" Alis Taeyong menukik tajam.
Namun, pria berdarah China disampingnya hanya terkekeh renyah "Itu artinya dia juga tahu jika kau masih terus memikirkannya," jawab Kun acuh lalu beranjak dari bangku "Busnya sudah datang, ayo!" Serunya tanpa memerdulikan tatapan nyalang sang sahabat dibelakang sana.
"Siapa juga yang memikirkannya," Taeyong mendecih sebelum mengikuti Kun yang telah masuk kedalam bus terlebih dahulu.
***
"Ten? Kenapa kau baru pulang?" Jaehyun mengerutkan kening penasaran "Lalu ada apa dengan wajahmu? Kenapa pipimu merah seperti itu?" Tanyanya beruntun.
Pria mungil bersurai hitam yang baru saja masuk kedalam kamar asrama mendelik tajam pada sang sahabat yang tengah bersandar dikepala ranjang. Ia merebahkan diri pada ranjang small size khusus satu orang disebelah milik Jaehyun. Kedua tempat tidur itu hanya ditengahi oleh nakas dan lampu tidur.
Ten menatap kosong kearah langit langit, menghela nafas lalu menoleh pada Jaehyun "Apa Taeyong membalas pesanmu?"
"Hm," Jaehyun mengangkat ponselnya "aku sedang membaca pesannya. Ada apa?"
Ten mengangkat alis "Apa Taeyong tak bersikap dingin lagi padamu?" Balasnya tanpa menjawab pertanyaan Jaehyun terlebih dahulu.
Tersenyum miring, pria berlesung pipi itu menipiskan bibir lalu menggeleng lemah "Masih seperti biasa," ia mengangkat bahu "tapi tidak apa - apa, namanya juga usaha. Kau tak akan bisa sukses jika berhenti mencoba," ucapnya percaya diri sebelum kembali mengetikkan balasan pesan pada si mungil.
Pria berdarah Thailand di ranjang lain menatap sahabatnya sendu, ia teringat akan pesan Taeyong pada ponsel Doyoung sore tadi, "Aku bukan orang bodoh yang akan kembali pada pria brengsek seperti Jung Jaehyun."
Ya, setelah menunggu balasan si mungil sembari berkencan mengitari hiruk pikuk kota Seoul. Balasan yang Doyoung tunggu ternyata tak sesuai eskpektasi. Sebelum membujuk Taeyong untuk datang ke laga uji coba tim nasional basket bulan depan, pria mungil itu lebih dahulu menyergah dan mengetahui niat liciknyaㅡjuga Ten, yang ingin mempertemukan sepasang mantan kekasih itu.
"Ngomong - ngomong..."
Suara Jaehyun menyadarkan lamunan sesaat Ten, ia mengangkat alis sembari menunggu lanjutan kalimat menggantung dari pria berlesung pipi itu. "Sore tadi, Johnny sunbae mencarimu," kata Jaehyun lalu tersenyum nakal "apa kau dekat dengannya sekarang?"
"Tidak!" Jawab Ten cepat sebelum menarik selimut hingga menutupi tubuh kurusnya,
Ia berbalik menyamping hingga membelakangi Jaehyun yang tengah menatapnya curiga. Tapi diluar hal itu, pipinya kembali memanas mengingat kejadian memalukan didepan asrama tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance | Jaeyong ✓
Fiksi Penggemar❝Sometimes it's not just distance between places that makes us feel apart❞ M/M | TEENFIC | HIGH SCHOOL AU | NC-17 Lee Taeyong tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir menjadi kekasih dari pemain basket muda dan papan atas bernama Jung Jaehyun. P...