ㅡ✨19 회

3.8K 539 22
                                    

"Hei, ada apa dengan kalian berdua?"

Jaejoong yang belum lama sampai di apartementnya mengernyit heran. Taeyong dan Kun duduk berdampingan di sofa ruang tamu dengan pandangan lurus kedepan, tak ada secuil pun kata yang terlontar dari bibir keduanya.

"Taeyong, Kun?" Panggilnya lagi hingga kedua siswa sekolah menengah atas itu tersentak.

Taeyong mengerjapkan matanya berkali kali sebelum berkata "Paman? Sejak kapan kau datang?"

Menggeleng, Jaejoong mengusap surai keponakannya lalu mengalihkan pandangan kearah Kun yang berjalan lesu menuju kamar tamu. "Ada apa dengannya?" Ia berbalik menatap Taeyong "denganmu juga."

Pria bermata bulat itu menunduk, memainkan jemarinya sembari menggeleng pelan "T-Tidak ada Paman, kami hanya..."

"Jangan mencoba untuk membohongi pamanmu ini," Jaejoong memotong ucapan Taeyong "apa kalian sedang patah hati?"

"Tidak!"

Jaejoong tersentak dengan pekikan keponakannya, "Kenapa kau berteriak?" Tanyanya sembari mengusap telinga.

"Tidak, aku dan Kun baik - baik saja," Taeyong beranjak dari posisinya "kami mengantuk Paman, selamat malam," ucapnya sebelum berjongkok dan mencium pipi Jaejoong lalu berjalan terbirit menyusul Kun di kamar.

***

"Apa yang terjadi?" Tanya Ten dengan nada sengitnya, matanya tak pernah teralih fokuskan dari sang sahabat yang kembali menunduk lesu seperti biasaㅡya semenjak Taeyong mengabaikannya.

Jaehyun menjatuhkan tubuh diatas ranjang, menatap langit langit kamar lalu berucap "Sepertinya memang sudah waktunya," gumamnya.

"Waktunya? Apa maksudmu?" Ten duduk disisi tempat tidur Jaehyun "Kenapa Taeyong berlari seperti tadi? Kau melakukan kesalahan lagi?" Tanyanya beruntun.

Menggeleng, Jaehyun memijat pangkal hidung sembari menghembuskan nafas kasar "Aku...sudah waktunya aku melepaskan Taeyong."

"Apa?!" Ten memukul wajah sahabatnya itu dengan guling "Yak! Kau sendiri yang pernah berkata akan mengejarnya sampai kapanpun. Tapi apa - apaan ini?"

"Aku menyerah," Jaehyun tertawa hambar "dia sangat sulit untuk ditaklukkan."

Ten menghela nafasnya panjang, meninju lengan Jaehyun lalu mengangguk faham "Aku mengerti, tapi tidak kah kau fikir Taeyong hanya ingin melihat perjuangan dan keseriusanmu?"

"Aku rasa tidak," jawab Jaehyun "sudah malam, tidurlah. Besok pagi ada latihan," katanya sebelum berbalik membelakangi Ten lalu menutup mata. Berharap semuanya tak semakin runyam dan Taeyong akan bahagia juga baik - baik saja.

***

"Kun, kau sudah tidur?"

"Tidak."

Taeyong menoleh, memerhatikan punggung sang sahabat yang membelakanginya. "Apa kau patah hati?" Ia berdeham "maksudku...apa kau seperti ini karena Ten?"

"Lalu bagaimana denganmu?" Kun mengubah posisi menjadi terlentang, menoleh dan membalas tatapan Taeyong dengan sedikit senyum yang sangat jelas dipaksakan "Apa kau marah karena ucapan Jaehyun, atau karena dia bersama dengan pria lain?"

Menghindari tatapan Kun, Taeyong menggeleng tegas "T-Tidak," jawabnya ketus "aku marah karena dia melukai harga diriku."

Terkekeh, Kun menatap lurus ke objek diatasnya "Aku patah hati, melihat Ten dicium Kim Doyoung."

"Apa?!" Taeyong menjadi antusias atas ucapan Kun "Lalu kenapa kau tak memberitahunya dan menyatakan perasaanmu bodoh!" Katanya sembari memukul bahu sang sahabat.

Distance | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang