Chapter #3 - Sebuah Permulaan

228 8 0
                                    

Malam yang cukup melehlahkan bagi Dara setelah seharian ia beraktifitas. Tak lebih karena perasaannya yang sedang campur aduk. Dara sedang berdiri didekat jendela sambil melamun. Sembari menikmati hembusan lembut angin malam ini, ia mengingat-ingat semua kejadian yang telah ia lalui bersama kekasihnya, Devan. Membuat sesekali ia tersenyum konyol dan cemas sekaligus. Setelah hubungannya dengan Devan sekian lama, apakah hanya berhenti sampai disini saja? Tiba-tiba dering telepon masuk dari ponsel Dara. Detik itu juga ia menoleh dan mendekat ke arah ponselnya yang tergeletak diatas kasur.

'Devan?' batinnya, tak butuh waktu lama untuk berpikir, Dara pun menekan tombol hijau pada layar ponsel.

"Halo.." ucap Dara dengan ragu membuka percakapan.

"Sayang, jalan yuk?"

"Kemana?"

"Udah, pokoknya jam 7 pas kamu siap!"

"E-ehh–" Devan memutuskan sambungannya, membuat Dara menghela nafas pendek. Dara pun beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajah, lalu ganti baju.

Tak lama kemudian, Dara siap dengan thank top yang ia tutupi dengan jaket turtleneck sebagai outer serta rok panjang sebawah lutut. Ia menuruni tangga rumahnya, dan mendapati kedua orang tuanya sedang makan malam. Dara pun tersenyum kepada mamanya yang tak sengaja melihatnya saat turun.

"Mau kemana? Nggak makan dulu?" tanya Sintya, mama dari Dara yang sedang menyiapkan nasi untuk Jerry, papanya. Seketika Jerry pun menoleh kearah Dara yang sedang malu-malu untuk turun.

"Mau... makan diluar mah... pah." Jawab Dara ragu-ragu seraya mendekat kearah meja makan.

"Sama Devan, ya?" tanya Jerry yang langsung mengalihkan perhatiannya dengan sibuk memilih lauk.

"Iya, pah." Jawab Dara sambil cengengesan.

"Mana, anaknya?" tanya Jerry lagi.

"Bentar lagi dateng kok, pah, mah." Jawab Dara kemudian sambil duduk di sofa.

Ya, memang kedua orang tua Dara sudah mengetahui hubungannya dengan Devan. Sudah sejak lama pula mereka saling mengetahui, Sintya dan Jerry pun juga kenal baik dengan Devan. Sebenarnya Dara sendiri juga sudah mengenal kedua orang tua Devan, hanya saja ia jarang ke rumah Devan karena justru Devan yang lebih sering main kerumahnya. Namun, untuk akhir-akhir ini memang kedua orang tua Dara tidak mengizinkan Devan untuk main lagi supaya sama-sama fokus belajar. Karena sekarang adalah malam Minggu, Sintya dan Jerry pun masih memberi kesempatan pada sepasang kekasih tersebut untuk sekedar jalan atau makan.

Tok..tok..tok..!!!

Karena Dara tahu kalau itu pasti suara ketukan pintu dari Devan, ia pun segera beranjak dari sofa. Devan tersenyum lebar saat mendapati Dara yang membukakan pintu untuknya.

"Masuk dulu, yuk. Cariin papa tadi." Ujar Dara seraya membuka menutup pintunya kembali, karena Devan sudah otomatis masuk tanpa disuruh lagi oleh Dara.

"Oh, ya?" tanya Devan yang dijawab anggukan oleh Dara. Dara pun mengajak Devan menuju ruang makan dan sudah langsung terlihat jelas kedua orang tua Dara sedang makan berdua disana.

"Halo om, tante." Sapa Devan seraya menyalami kedua orang tua Dara santun.

"Gimana Van, sekolah kamu?" tanya Jerry ditengah-tengah makannya, Devan pun berhenti disebelah Jerry sambil berdiri agak jauh.

"Alhamdulillah baik-baik aja kok, om." Jawab Devan sambil senyum.

"Mau keluar ya?"

"Iya nih, pinjam anaknya bentar boleh dong om?"

Dara & DearestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang