15

3.9K 503 74
                                    

Pusat kota ramai selalu seperti biasanya. Orang-orang berlalu lalang di tengah sibuknya kota. Hingga hujan tiba tiba membasahi tanpa diundang. Seketika sudut bibirnya melengkungkan senyuman. Ternyata alam mendukung suasana hatinya yang sedang buruk.

Cafe milik istrinya menjadi tempat berteduhnya hari ini. Ditemani lembutnya cheesecake kesukaan istrinya dan coklat panas, Taehyung duduk sendirian di cafe menunggu seseorang yang bahkan tidak tau ada di mana. Air matanya seketika menurun begitu saja membayangkan istrinya kini tengah berada di hadapannya sambil tersenyum lucu menikmati cheesecake dengan nikmat. Taehyung rindu, rindu sekali.

"Lho Dio, ngapain di sini?" Tanya pelayan bergigi kelinci yang kebetulan baru mengantar pesanan di meja sebelahnya.

Taehyung dengan cekatan menghapus air matanya lalu menoleh ke arah Daniel. "Emang gue ga boleh ada di sini?" Tanya Taehyung dengan wajah sendunya.

"Ya ga ngelarang sih, cuma tumben aja ke sini sendirian. Athala mana?" Daniel menatap sekeliling mencari keberadaan sang pemilik Cafe.

"Gue habis lewat aja tadi jadi mampir dulu bentaran buat neduh. Athala ada kok." Taehyung tersenyum ke arah Daniel lalu kembali menyesap coklat panas pesanannya.

Bohong. Semua perkataan Taehyung adalah kebohongan. Pada faktanya, Taehyung sengaja ke sini untuk memcari keberadaan istrinya.

"Oh gitu, ya udah salam ke Athala ya." Daniel tersenyum mengiyakan lalu kembali ke meja kasir.

Taehyung mengacak rambutnya frustasi. Jungkooknya ada di mana? Taehyung telah mencarinya seharian sejak tadi namun belum ada tanda ia menemukan istrinya. Mansion keluarga Ivander pun terlihat kosong dan hanya diisi beberapa pelayan yang menjaga. Taehyung total kalut saat ini. Bahkan satu keluarganya pun ikut hilang tanpa kabar.

Tangannya merogoh handphone miliknya dari saku celana miliknya. Taehung tak bisa mencari sendirian. Dirinya butuh orang yang membantunya. Jarinya mengetikkan pesan dengan cekatan kepada orang terdekatnya. Siapa lagi jika bukan Farrel Mingyu Mahardika dan Christian Jimin Evan?

Tak membutuhkan waktu lama bagi Jimin dan Mingyu sampai di Cafe. Keduanya sampai dengan keringat yang mengucur di pelipis dan napas yang terengah-engah. Keduanya langsung menatap Taehyung lalu menghampirinya dengan gusar.

"Anjir gue jantungan gara-gara lo." Jimin menatap Taehyung dari atas sampai bawah memeriksa keadaan sahanatnya itu.

"Katanya lo sekarat? Sekarat dari mananya anjing. Gue lagi mandi jadi ga bersih gara-gara lo. Tanggung jawab gue jadi gagal putih gara-gara lo." Mingyu menatap tajam Taehyung lalu duduk sambil mendesah frustasi.

"Gue sekarat, sekarat ditinggal Athala." Taehyung menatap ke arah dua sahabatnya dengan mata berkaca-kaca.

"Athala? Lho perasaan gue baru jenguk deh kemarin sama Avisha." Jimin menggaruk rambutnya bingung mendengar perkataan Taehyung.

"Serius? Tapi tadi pagi gue ke sana ruangannya udah kosong. Gue udah cari kemana-mana ga ada. Keluarganya ikut ilang sisa maid doang di mansion." Taehyung menatap Jimin putus asa.

"Tunggu, sebelumnya lo ada masalah ya sama Athala? Soalnya ga mungkin tiba-tiba Athala ninggalin lo kaya gini." Mingyu menatap curiga Taehyung sambil menukikkan alisnya.

"Ck, gue denger lo pergi ke Amerika gara-gara perusahaan terus ga ngabarin Athala sampe berhari-hari. Bener?" Tanya Jimin dengan hati-hati.

Taehyung menganggukkan kepalanya lemah lalu menundukkan wajahnya. "Iya bener. Gue tau gue salah." Lirih Taehyung dengan suara paraunya.

"Ya iyalah ditinggalin, ga punya otak kali ya lo? Bukannya mentingin istri malah mentingin per-hmmppph" Jimin menutup mulut Mingyu dengan cepat lalu tersenyum ke arah Taehyung.

"Jadi sekarang lo mau gimana?" Tanya Jimin sambil menginjak kaki Mingyu dengan keras.

"Ga tau, gue mau minta bantuan kalian buat cari Athala." Taehyung menatap Jimin dan Mingyu dengan tatapan memohonnya.

"A-ah sakit goblok." Jimin meringis kesakitan sambil menatap telapak tangannya miris.

"Ya lo duluan." Mingyu menatap sini Jimin lalu menyesap coklat panas milik Taehyung dengan tidak tau malu.

"Jadi gimana, kalian mau bantu?" Taehyung memegang kedua tangan sahabatnya sambil mengerjapkan matanya lalu tersenyum imut.

"Fine gue bantu. Ga usah sok imut tu muka." Mingyu melepaskan tangannya lalu melipatkan tangannya depan dada dengan ekspresi seolah jiji menatap Taehyung.

"Gue juga ikut bantu. Sekarang jadi kita ngapain?" Tanya Jimin sambil menatao Taehyung.

"Coba lo telpon Athala. Nomor gue diblokir." Ucap Taehyung dengan penuh semangat. Ia tidak boleh kehilangan Athala.

Jimin mengangguk mengiyakan lalu mencoba menelpon Jungkook.

"Halo Evan."

"Halo Athala, athala udah keluar dari rumah sakit? Evan tadi ke sana kok ga ada."

"Oh iya, Athala udah keluar dari rumah sakit. Kenapa?"

"Sekarang Athala di mana?"

"Athala mau pergi jauuhhh banget. Pokoknya Evan gak akan tau."

"Lho kok gitu?"

"Ya iya, soalnya Evan sahabatnya Dio. Athala tau kok Evan, Farrel sama Dio lagi di Cafe. Jadi Athala ga akan kasih tau Athala mau ke mana."

"Baby bunny. Dio minta maaf, jangan kaya gini."

"Athala ga butuh minta maaf. Di mansion ada surat jangan lupa dibuka soalnya itu surat terakhir dari Athala buat Dio."

"Tu-tunggu maksud baby bunny apa? Surat apa?"

"Liat aja sendiri."

Pip

Telepon dimatikan sepihak oleh Jungkook. Tau? Hati Taehyung hancur berkeping-keping sekarang. Sudut bibirnya tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Taehyung terlampau tau surat apa yang dimaksudkan Jungkook. Jadi begini ya akhirnya?

Air matanya jatuh ditemani hujan yang semakin deras. Jimin dan Mingyu yang melihat ini seketika ikut merasakan kepedihan yang dirasakan Taehyung. Baru pertama kali di dalam hidup mereka melihat seorang Taehyung Maulidio Wijaya sebegini hancurnya.

"Dio, gue tau lo sakit. Tapi gue percaya lo kuat ngehadapin semua ini. Masih ada gue sama Farrel yang dukung lo disini." Jimin memeluk tubuh ringkih Taehyung lalu mengusapnya perlahan.

"Iya yo, masih ada kita di sini. Percaya sama gue kalo semua bakal indah pada waktunya sama kaya kulit gue yang akan putih pada waktunya" Mingyu ikut memeluk Taehyung dengan erat.

Pada akhirnya, waktu di saat matahari tenggelam menjadi waktu di saat hidup Taehyung ikut tenggelam dalam kegelapan.

Tbc

Utangku double up lunas ya hehehe.
Ini part terakhir konflik kok :'

Selamat tidur kalian 💜

Nikah - TkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang