Salon terkenal di kota San Fransisco menjadi pilihan Taehyung untuk mewarnai rambutnya. Cukup lama bagi Jungkook dan Mingyu menunggu Tuan Muda Wijaya selesai dengan urusan rambutnya. Masalahnya, rambut awal Taehyung itu hitam dan sekarang mau diwarnai kembali jadi biru. Ya sudah, mau tak mau harus di bleaching agar warnanya bisa masuk ke rambutnya dan itu berarti waktu pengerjaan untuk rambutnya semakin lama dari biasanya. Sedari 30 menit lalu Jungkook hanya mengerucutkan bibirnya sambil memerhatikan Taehyung. Jungkook sangat bosan.
"La, athala." Mingyu melambaikan tangannya di depan wajah Jungkook yang tertekuk.
"Kenapa rel?" Jungkook mengalihkan pandangannya lalu menatap Mingyu yang berada di sebelahnya.
"Jalan aja deh ayo, sekalian cari furniture buat cafe. Gue yakin Dio masih lama beresnya." Mingyu tersenyum sambil mengusak rambut Jungkook. Wah, lupa ya pemilik pemuda bergigi kelinci itu sedang menatap mereka berdua di cermin?
"Ayo, Athala juga bosen." Jungkook mengangguk kecil lalu beranjak dari kursi dan menghampiri Taehyung dengan senyuman merekahnya.
"Dio." Panggil Jungkook dengan senyuman lebarnya.
"Kenapa? Udah mesra-mesraannya sama Farrel?" Ketus Taehyung sambil menatap Jungkook kesal. Iya, Taehyung kesal karena Jungkook hanya diam saja saat Mingyu mengusak surai miliknya.
"Uh? Mesra-mesraan sama Farrel? Maksudnya apa? Perasaan Athala ga pernah deh mesra-mesraan sama kembaran gelandangan dekil." Jungkook menggaruk pipinya bingung sambil mengingat kapan ia melakukan hal aneh tersebut.
"Ya Lord, kapan sih gue ga dihina." Desis Mingyu sambil memegang dadanya pedih.
"Ga mesra-mesraan tapi rambutnya diacak-acakin tadi sama Farrel." Sindir Taehyung sambil menatap Jungkook dengan api cemburu.
"Cie Dio cemburu sama gue." Celetuk Mingyu sambil tersenyum jahil.
Bisa tidak sih ini orang dimusnahkan saja?
"Paansi berisik." Taehyung mendelik kesal lalu melipat tangannya di dada.
"Baru dikaya giniin aja laki lo udah cemburu la, apalagi gue cium." Ucap Mingyu sambil mengacak surai hitam legam Jungkook dengan sengaja.
"Lo cium, kuburan ada di depan mata." Taehyung menatap Mingyu tajam dengan wajah garangnya.
"Lagian siapa juga yang mau ciuman sama Farrel. Farrel mulutnya kan bau." Ucap Jungkook polos sambil menatap Taehyung dan Mingyu bergantian.
"HAAAAHHH NIH HAAAAHHHH. Makan tuh bau." Mingyu membuka mulutnya lebar ke arah Jungkook dan Taehyung yang langsung direspon oleh keduanya menutup hidung. Heran, padahal mulutnya wangi-wangi saja. Mantannya sewaktu dulu berpangutan mesra juga tak pernah protes. Emang Taehyung dan Jungkook saja yang aneh.
"Bau ga bisa di makan tau ish. Tuh kan ngomong makan Athala jadi laper." Jungkook mendelik kesal sambil memegang perutnya.
"Daddy, Athala sama Farrel jalan-jalan ya, sekalian cari makan sama furniture buat cafe. Athala bosen nunggu disini." Jungkook melengkungkan bibirnya berharap Taehyung menyetujui permintaanya.
"Oh jadi furniture cafenya mau cari sama Farrel. Ya udah kalo gitu bikin cafe sama Farrel aja ga usah sama Dio." Ucap Taehyung kesal lalu memilih untuk mengabaikan wajah milik Jungkook yang kecewa.
"Ga gitu daddy. Athala mau liat-liat aja kok nanti milihnya sama daddy. Boleh ya? Athala bosen di sini ga ngapa-ngapain." Jungkook memegang tangan Taehyung memohon. Hei, dirinya telah duduk di sana tanpa ada kegiatan semenjak 30 menit yang lalu. Siapa yang tidak bosan coba?
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah - Tk
FanficTaehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander akhirnya memutuskan untuk mengucapkan janji suci mereka di depan altar. Jadi, bagaimana kisah mereka setelah menjadi pasutri? Third book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dan "Pacar" dulu...