Kedua mata hazel milik pemuda Wijaya terbuka perlahan lalu menerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk. Tangannya di arahkan ke langit untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam matanya. Senyumnya mengembang, rasanya tempat ini terasa sangat menyenangkan dan damai.
"Daddy, ayo bangun." Seorang anak laki-laki dengan wajah imutnya menghalagi pandangan Taehyung sambil mengerucutkan bibirnya lucu.
Seketika dahi Taehyung berkerut bingung. Daddy? Anak ini siapa hingga memanggilnya dengan sebutan 'daddy'? Jujur saja, rasanya wajah anak ini terlihat familiar. Matanya bulat lucu, hidungnya mancung lalu terdapat dua gigi kelinci yang terlihat di kedua bilah bibir mungilnya. Tunggu, bukankah anak ini mirip istrinya?
Taehyung perlahan bangun lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar meneliti di manakah sebenarnya dia berada. Matanya berbinar terkagum ketika melihat hamparan rumput hijau luas dengan langit biru yang melengkapinya.
"Nama kamu siapa hm?" Taehyung mengalihkan pandangannya menatap si kecil yang setia berada di sebelahnya.
"Little pumkin." Seru anak itu sambil tersenyum lucu ke arah Taehyung.
Tunggu, bukankah ini nama panggilan untuk anaknya? Ah, kini Taehyung mengerti. Jadi dia telah tiada dan sekarang dirinya telah berada di surga dengan anaknya bukan? Taehyung merasa bersalah sekarang. Seandainya Jungkook melihat anak yang tidak sengaja dibunuh olehnya, ia yakin Jungkook pasti akan memekik senang ketika melihat anak mereka yang selucu ini. Anak ini benar-benar jiplakan Jungkook.
"Okay little pumkin. Ayo main sama daddy. Little pumkin mau main apa hm?" Taehyung meraih anak itu ke pangkuannya sambil mencubit hidungnya pelan.
"Mau peluk daddy aja." Anak itu terkekeh pelan lalu menenggelamkan wajahnya di dada Taehyung dengan manja.
Taehyung terhenyak dengan perilaku manis anaknya. Dadanya bergemuruh nyeri dan air matanya jatuh. Coba saja dia tidak melalukan hal bodoh waktu itu. Mungkin saja anak di pelukannya ini masih ada di perut Jungkook sekarang dan mereka akan bahagia bertiga saat anak mereka lahir.
"Daddy, daddy kenapa nangis?" Anak itu melepaskan pelukannya lalu menghapus jejak air mata Taehyung dengan bibir yang ikut melengkung sedih.
"Daddy udah bunuh little pumkin. Daddy pembunuh." Taehyung terisak sambil memeluk anaknya dengan perasaan bersalah yang menggerogoti.
"No, Daddy ga bunuh little pumkin. Daddy bukan pembunuh. Daddy ga salah." Anak laki-laki itu menggeleng sambil memeluk erat Taehyung.
"Daddy say sorry. Harusnya kamu masih-masih ada di dunia. Daddy say sorry." Taehyung mengecup pucuk kepala anaknya dengan perasaan bersalah.
"Daddy, dengerin little pumkin okay? Little pumkin tetep ada di dunia kok. Little pumkin ada di sini-di hati daddy sama bunbun." Telunjuk mungil itu menunjuk dada Taehyung sambil tersenyum manis.
"Daddy ga boleh nyalahin diri sendiri lagi ya. Ini semua udah takdir. Sekarang daddy pokoknya harus bangun buat ketemu bunbun. Daddy harus selamatin bunbun." Ucap anak itu sambil mendongak menatap wajah kelewat tampan milik ayahnya.
"Bunbun? Maksudnya little pumkin apa hm?" Taehyung mengusap pucuk kepala anaknya dengan lembut.
"Bunbun menderita kaya daddy. Little pumkin ga mau liat bunbun kaya gitu. Bunbun nangis setiap hari sambil elus elus perutnya. Daddy harus bisa bangkitin bunbun terus bilang kalo Little pumkin bersyukur pernah ada di kehidupan kalian. Little pumkin sayang daddy sama bunbun." Little pumkin kembali memeluk ayahnya erat sambil menduselkan wajahnya di dada Taehyung.
"Daddy ga bisa ketemu bunbun, sayang. Daddy udah ga ada di dunia." Taehyung tersenyum dengan perasaan sedih telah mengecewakan anaknya. Kini Taehyung hanya berharap Jungkooknya bahagia di dunia sana.
"Daddy masih ada di dunia kok." Ucap anak itu polos yang membuat Taehyung bingung.
"Tapi bukannya kita udah di surga?" Tanya Taehyung sambil menggaruk pelipisnya yang membuat anaknya terkekeh geli.
"No daddy, ini bukan surga. Ini cuma mimpi kok. Jadi, ayo bangun." Seru anak itu sambil tersenyum.
Secara mengejutkan anaknya yang berada di pekukannya tiba-tiba menghilang diikuti cahaya putih yang datang kepadanya membuat Taehyung harus memejamkan matanya. Perlahan Taehyung kembali membuka matanya. Langit-langit putih menjadi objek pertama yang dilihatnya. Tidak salah lagi, ini pasti rumah sakit.
"Ben, Dio udah bangun Ben." Seru Jenny dengan raut bahagianya.
"Bentar, gue panggilin dokter dulu." Hoseok langsung beranjak dari sofa untuk memanggil dokter.
"Gue kira lo ga bakal bangun Dio. Dokter bilang lo ga mau bangun padahal harusnya lo udah siuman kemarin." Jenny menatap Taehyung yang kini mengeluarkan air matanya.
"A-athala. Gue harus ketemu Athala." Taehyung memaksakan dirinya bangun sekuat tenaga. Naasnya, perutnya terasa sakit sekali sekarang.
"Jangan maksain Dio. Lo belum boleh pergi selama perut lo belum sembuh. Gue janji lo pasti ketemu Athala setelah lo sembuh." Jenny dengan hati-hati membantu Taehyung untuk kembali tiduran dengan nyaman.
Tak lama seorang dokter masuk ke ruangan Taehyung untuk memeriksanya. Dokter paruh baya itu menjelaskan bahwa infeksi lambungnya belum terlalu parah sehingga dapat disembuhkan dengan obat-obatan yang walaupun bisa dibilang jumlahnya tidak sedikit. Dokter bilang Taehyung harus dirawat selama seminggu ke depan hingga kondisinya stabil. Taehyung seketika melemas ketika tau dirinya tidak bisa bertemu baby bunny nya dalam waktu dekat ini.
"Bang, gue mau ketemu Athala." Mohon Taehyung dengan mata berkaca-kaca.
Taehyung merindukan baby bunny nya. Taehyung ingin menyelamatkan Jungkooknya sesuai perkataan anaknya. Taehyung tidak ingin Jungkook semakin lama menderita dalam keterpurukannya.
"Ga bisa Dio, lo ga denger kata dokter barusan?" Hoseok menatap jengah ke arah Taehyung.
"Tapi Athala butuh gue." Rujuk Taehyung memegang tangan Hoseok.
"Sekali gue bilang engga ya engga Dio. Udah sekarang mending lo sarapan dulu. Bentar lagi makanan sama obat lo dateng. Gue sarapan dulu sebentar sama Jenny." Hoseok menepuk bahu Taehyung pelan lalu menarik Jenny ke luar ruangan.
Taehyung yang melihat kepergian kakak iparnya itu menatap curiga. Sejak kapan Hoseok mengenal Jenny? Bahkan kedua tangan mereka tadi bertautan. Apa yang Taehyung lewatkan? Sial, Taehyung harus mengetahui masalah ini.
Tak lama, suster memasuki kamar Taehyung lalu membantunya untuk makan. Mata elang miliknya kini mengedar ke sekeliling sambil menunggu suster yang menyiapkan meja untuk makan di tempat tidurnya. Hingga matanya berfokus menatap ke arah tas Jenny serta ponsel milik perempuan itu. Sebuah ide cemerlang tiba-tiba muncul di kepalanya.
"Excuse me, can you take the bag and the phone right there?" Taehyung menunjuk tas jenny dan ponsel miliknya. Tentu saja suster tersebut mengiyakan permintaan Taehyung.
Taehyung tersenyum kemenangan lalu mengoprasikan ponsel berlogo apel tersebut yang untungnya tidak terkunci. Jarinya dengan cekatan mencari penerbangan ke San Fransisco.
"Baby bunny, wait for me." Gumam Taehyung lalu tersenyum lebar dan menyelesaikan sarapannya.
.
Tbc
Hai, maaf baru update soalnya aku habis ujian. Aku punya kabar baik nih!!
AKU BAKAL UPDATE TIAP HARII SAMPE MASUK KULIAHH hehehhe
Tapi gantian ya updatenya sama outstagram🙏🏻💜
Maaf udah bikin nunggu lama, kangen kalian 😭😭💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah - Tk
FanficTaehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander akhirnya memutuskan untuk mengucapkan janji suci mereka di depan altar. Jadi, bagaimana kisah mereka setelah menjadi pasutri? Third book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dan "Pacar" dulu...