1. 사고 | The Accident

14K 1K 79
                                    

Dalam keheningan malam yang damai dengan sedikit celah kaca mobil yang terbuka, berharap angin malam itu membuat surainya berhamburan kesana kemari memberikan penyejuk alami bagi sang pengemudi yang tengah dilanda kelelahan sepulang bekerja.

Wanita itu membelah jalanan distrik Dong yang terletak di kota Busan dengan cukup santai sembari mendengarkan playlist lagu kesukaannya. Netranya sedikit melirik kearah kursi disampingnya, begitu banyak bahan makanan yang telah ia beli. Sepersekon ia memikirkan‒berakhir jadi apa bahan makanannya ini nanti. Ia sudah tidak sabar ingin cepat-cepat sampai rumah.

Di tengah konsentarsinya dalam menyetir, seketika ponsel dalam saku blezzer nya berdering. Lekas ia mengangkat panggilan itu, namun sial. Ponselnya terjatuh begitu saja kebawah. Menyisakan kekhawatiran sekaligus rasa kesal yang mendalam pada sang penelpon karena telah menggangu aktivitasnya berkemudi. Merasa sedikit resah akibat ponselnya terus berdering karena ia belum sempat mengangkat panggilannya.

Sedikit ia menurunkan tubuhnya dari kursi dengan posisi membungkuk sembari satu tangannya meraba dan mencari dimana keberadaan ponselnya. Dengan kepala yang sedikit mendongak keatas, juga pandangannya yang sedikit melihat kedepan, dan satu tangannya lagi terfokus dengan kemudi. Sesekali ia melirik kebawah mencari kepastian dimana letak ponselnya.

Namun tak disangka-sangka, ada mobil datang dari arah yang berlawanan‒begerak cepat menuju mobilnya.

Salah. Lebih tepatnya mobil wanita itu lah yang bergerak cepat melenceng dari jalur. Dengan gerakan cepat ia mengambil posisi duduk seperti semula dan bergegas kakinya menginjak rem mobil.

Namun na’as pemberhentiannya tidak tepat sasaran. Mobil wanita itu menabrak pembatas jalan yang memanjang di tepi trotoar. Ia menundukan penuh kepalanya diatas stir kemudi. Darah di keningnya mengalir begitu deras lantaran terbentur cukup keras.

Kepalanya berdenyut nyeri dan matanya sedikit memburam.
Kim Deyra mencoba mengembalikan kesadarannya penuh, sedikit shock dan juga lemas. Bagaimana pun caranya ia harus bangkit untuk melihat kondisi korbannya. Wanita itu mencoba keluar dari mobil dan berjalan tertatih-tatih menuju kesebrang jalan.

Ia membulatkan matanya penuh dengan raut kekhwatiran dan ketakutan yang mendalam. Air matanya mencelos begitu saja, tatkala netranya menangkap situasi mengenaskan di sebrang sana. Ia mempercepat pergerakan kakinya.

Mobil putih yang ia lihat mengalami kerusakan parah. Tak separah kondisi mobilnya yang hanya membentur pembatas jalan. Bagian depan mobil putih itu ringsek dengan beberapa lengkungan besar juga kaca mobil bagian depannya yang sudah pecah berhamburan.

Posisi mobil itu yang sedikit terguling akibat benturan nya yang sangat kuat pada sekumpulan beton yang terdapat di luar jalur lintasan.

Sebelum ia keluar dari mobil, Deyra sempat mencari keberadaan ponselnya. Tak ingin memperparah situasi, lantas ia segera menghubungi pihak rumah sakit terdekat untuk mendatangkan bala bantuan.

“Tuan... Tuan... sadarlah...” Deyra terus menangis dan mencoba menarik tuas pintu yang terkunci rapat. Ia sudah tak kuasa melihat korbannya yang tak sadarkan diri di dalam sana.

Beberapa menit kemudian terdengar suara sirine yang mengudara lantang. Ada dua mobil yang datang saat itu. Satu mobil ambulan, dan satu nya lagi mobil kepolisian.

Setelah tiba di lokasi orang-orang yang baru saja tiba itu lekas keluar dari mobilnya dan bergegas membawa peralatan penyelamatan. Sedangkan beberapa polisi bergegas menyelamatkan korban.

Ditengah atmosfer mencekam disana, Deyra masih terisak sesekali meringis kesakitan karena luka dikepalanya. Salah satu polisi disana mendekat untuk membicarakan beberapa hal penting. Seorang pria lengkap dengan seragam kepolisian dan juga sebuah catatan dan pena di tangannya. Pria itu sekilas memberi hormat dan memandang tegas.

5. LIGHTS | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang