Eitt...
Tunggu.Gaada niatan mau follow akun ini dulu gitu?
Yaudah
Voment ceunah😘
Definisi hari libur memang identik dengan berjalan-jalan ke pusat perbelanjaan ataupun tempat wisata. Bukannya Kim Deyra tak bisa melakukan itu semua, untuk mengisi hari liburnya. Melainkan ia memiliki rencana tersendiri untuk hari ini.
Salah satunya mengurus sang suami.
Baru hari ini ia sempat ingin melakukannya, mengingat di tiap harinya Deyra selalu sibuk. Jadilah ia mendudukan sang suami di tepi ranjang untuk mencukur rambut-rambut yang mulai tumbuh di sekitar bawah wajah Jeymin.
“Aku mau mandi,” ucap Jeymin ketika ia tak mengerti kenapa sang istri justru mendudukannya di sana bukannya menuntun ke kamar mandi.
“Tunggu dulu. Aku mau membersihkan wajahmu yang berantakan itu. Besok kan hari pernikahan Sona, bagaimanapun juga kau harus terlihat tampan.”
Saat itu juga Jeymin merasa diserang kembali oleh kenyataan yang membuatnya muak. Ia jelas kesal mendengar penuturan Deyra yang menyangkut pautkan kegiatannya dengan peristiwa besok. Jeymin diam tanpa berniat membalas ucapan istrinya dan memasang wajah tertekuk.
“Memangnya kau mau terlihat tidak terawat seperti ini di hadapannya? Hmmm?” tambahnya sembari mulai mengoleskan cream wajah itu di bagian wajah bawah Jeymin.
Tak bisa dipungkiri dengan apa yang akan Deyra lakukan ini adalah salah satu penyebab sesuatu dalam dirinya menjadi kehilangan fungsi. Tiba-tiba menahan nafas demi mengontrol degup jantungnnya sendiri, juga tiba-tiba mengosongkan isi kepala dan membekukan tubuh.
Entahlah hanya saja itu semua terjadi tatkala ia dihadapkan dengan wajah Jeymin yang begitu tampan hanya berjarak beberapa centi dengannya.
Harusnya ini menjadi hal yang biasa saja, tapi jika dilihat dengan posisi tangan Jeymin yang telah melingkar di pinggang‒ketika Deyra berdiri di hadapannya, hal itu tentu menimbulkan kecanggungan luar biasa. Ia justru jadi tidak fokus dan mendadak diam saat sedang mengoleskan cream pencukur di wajah bagian bawah Jeymin, sangking gugupnya.“Kenapa berhenti?” ucap Jeymin tanpa dosa menyunggingkan senyum licik.
Sebenarnya ini adalah taktik Jeymin saja agar Deyra tak lagi mengungkit perihal pernikahan mantannya besok. Dan satu-satunya cara membuat wanita diam adalah melakukan sesuatu yang tak jelas apa maksudnya. Dengan kata lain; ambigu, dan benar saja Kim Deyra membeku dalam perlakuannya.
Bahkan untuk sekedar menelan saliva saja, Kim Deyra kepayahan. Bagaimana tidak, Jeymin seakan membuatnya mendadak tolol sekarang. “Bu-bukan begitu, tanganmu bisa tidak jangan seperti ini?”
“Memangnya tanganku kenapa? Kau bilang kau ingin membuatku tampan dihadapan Sona. Lalu kenapa berhenti?”
Oh, sudah berani macam-macam rupanya?
“T-tapi Jey...” gugupnya membantah.
“Maksudmu apa mengatakan hal itu? kau ingin membuatku marah hmmm? Lakukan saja apa yang ingin kau lakukan dan jangan bicara macam-macam.”
Jantungnya seakan ingin terjun ke bawah ketika Jeymin mendadak bicara dingin terhadapnya. Deyra kembali dirundung bersalah karena perubahan sikap Jeymin yang tak suka dengan apa yang ia katakan. Ia pun menundukkan kepalanya takut dan berkata lirih, “Ma-maaf...”dengan ragu-ragu ia kembali melanjuti aktivitasnya mengolesi cream tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
5. LIGHTS | PJM ✔
Fanfic[Bukan seperti cerita pernikahan yang sering kamu baca. Karena di sini wanitalah yang dominan bertanggung jawab. ] "Sudah ku duga. Bahkan kau juga tidak sudi memiliki suami buta seperti ku." -Park Jeymin. Bagaimana cara menuntaskan rasa bersalahmu...