18. 부모의 | Parent

5.8K 624 62
                                    

Play this mulmed;  AKMU,  How Can I Love Heartbreak Youre the One I Love

Oke... Voment.

Ibu Park tak ingin menyia-nyiakan waktu selagi masih berada di rumah anaknya sendiri. Maka dengan segala kodrat keibuannya yang begitu melekat, ia rela bangun pagi-pagi demi memasakkan makanan enak untuk seisi rumah yang kini tengah ia singgahi. Barang kali setidaknya mengobati kerinduan Jeymin dengan masakan sang ibu. Dan sah-sah saja di hari libur yang singkat ini menantunya dikhususkan melakukan hal yang lain karena tugasnya sebagai istri yang harus memasak diambil alih oleh sang mertua.

Wanita paruh baya itu mencicipi masakannya sendiri, berupaya memastikan agar rasanya menjadi sangat nikmat untuk disantap. Setelah ia mengecap kecil dan berpikir menilai, ia menolehkan kepala ke belakang tatkala presensi pijakan kaki yang muncul kian mendekat.

"Aku jadi merepotkan ibu, seharusnya aku saja yang masak." Kim Deyra melengkungkan bibir lalu menatap atensi ibu Park yang masih mengaduk-aduk masakan buatannya dengan perasaan tak enak hati.

"Sudahlah tidak apa-apa, lagi pula ibu harus pulang siang ini. Ibu hanya ingin masak saja agar hari ini kau tak perlu repot-repot lagi di dapur," ucap ibu Park mengelak dan sekali lagi ia memperhatikan penampilan menantu di belakangnya. "Kau mau kemana Dey?"

"Ingin bertemu ibu dan ayah. Ah... rindu sekali aku dengan mereka, bu. Selagi ada dua hari libur di kantor, jadi aku sempatkan mengunjungi mereka. Karena hari libur besok kami akan menghadiri acara pernikahan Sona."

Ibu Park tampak diam, aktivitas mengaduk masakannya terhenti. Ada dua hal yang ia tangkap dan itu membuat dirinya untuk berpikir. "Apa kau mengajak Jeymin juga untuk menemui orang tuamu?" tanyanya sedikit khawatir.

"Ya bu... Jeymin sendiri yang mengatakan jika ia ingin ikut."

Ibu Park menghela nafas lega. Ia mematikan kompor lalu menghadapkan dirinya selayaknya ingin bicara dengan benar. Tatapannya penuh afeksi taatkala ia melihat sorot mata kerinduan dari seorang anak terhadap orang tuanya. Meski sedikit ibu Park tampak sedih ketika merasakan itu semua, ibu Park mengulas senyum sebelum akhirnya berkata, "Ya... bawa saja Jeymin menemui orang tuamu. Jangan takut, kalian adalah keluarga. Jeymin harus tau banyak tentang istrinya kan?"

"Mmmm" Kim Deyra mengangguk kecil seraya melipat bibirnya sendiri ketika ia memperoleh keyakinan dan izin dari sang mertua.

Hanya saja di sisi lain, ibu Park sekaligus merasa khawatir dengan apa yang menjadi faktor utama keterkejutannya. Untuk hal semacam ini, ia memang tak perlu memberi izin atau tidak. Barang kali seorang ibu sedikit khawatir, dan takut-takut anaknya terluka untuk ke sekian kalinya. Ibu Park berusaha mengingatkan.

"Apa kau akan membawa Jeymin juga ke acara pernikahan besok?" ucapannya terdengar seperti larangan. Didukung oleh raut wajah yang ibu Park tampakkan terkesan tak menyepakati dan Kim Deyra yang mengamati ekspresi mertuanya sontak mengerti.

"Tentu saja, karena Sona meminta kami berdua untuk hadir," ucap Deyra yakin, padahal kenyataan yang sebenarnya ia amat sangat tidak yakin.

"Bisakah tak perlu mengajaknya untuk datang? Ibu tidak suka." Tuturnya lalu membuang pandangan ke arah lain.

Deyra sedikit mencerna perkataan, dan jelas yang tidak disuka bukanlah Sona. Ia mengerti bagaimana seorang ibu ingin melindungi agar anaknya tak kembali jatuh dalam perasaan kecewa, sedih, dan berantakan. "Bu... aku mengerti. Bagaimanapun juga Sona pernah jadi bagian penting dari hidup Jeymin. Lagi pula Jeymin tak keberatan menghadiri acaranya besok. Ibu jangan khawatir, Jeymin akan baik-baik saja," ucapnya tenang terdengar meyakini.

5. LIGHTS | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang