Perpus

1.7K 104 14
                                    

Nyaman, Tenang, Sunyi, adem itulah suasana yang selalu sauna suka dari perpus ini.  Bukan tanpa alasan sauna menyukai tempat ini bahkan tempat ini adalah tempat favorit yang sauna sering kunjungin dari seluruh ruangan yang ada di sekolah elit ini.

Ternyata sauna memiliki hobi membaca sendari dia menduduki bangku smp entah itu berasal dari mana yang jelas, dia sudah mulai sering membaca sejak saat itu. Genre yang dia baca juga bermacam macam, mulai dari  fiksi maupun yang non fiksi.

Makanya sendari masuk di bangku sma sauna selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke perpustakaan, entah itu membaca atau pun hanya sekedar numpang ngadem. Dan yang paling sauna suka dari perpus ini adalah,  akan ada buku baru yang akan datang disetiap bulannya, sehingga sauna tidak perlu mencari cari lagi buku yang lama yang telah usang.

Setiap kebiasaan pasti memiliki dampak bagi kehidupannya sendiri, yang sudah pasti dari hobi membaca tersebut sauna selalu meraih rengking pertama dikelasnya, bahkan sauna acapkali menang dalam kejuaran olimpiade. Menakjubkan bukan.

Setiap kelebihan pasti memiliki kekurangan. Dan of course selain poin yang sauna suka dari perpus ini, tidak menutup kemungkinan bahwa ada hal yang sauna tidak suka disini. Salah satunya adalah rak buku yang terlalu tinggi. Oh astaga, apakah orang yang membeli rak di perpus ini sedang menghina human yang berbasis tubuh pendek. Bahkan dengan melompat pun sauna masih sulit untuk mengapainnya.

Oh ayolah sauna paham betul kenapa rak disini disusun menjulang tinggi. Tapi sauna juga benci kenyataan bahwa dia dalam spesies berkaki kurang panjang, alias pendek.

"hufttt" entah sudah berapa kali sauna menghembuskan nafas dalam beberapa menit. Astaga sauna terlalu pendek untuk mengambil buku yang ada dirak paling atas.

siapa yang berusaha pasti akan mendapatkannya. Mungkin saja sauna mengingat kalimat itu sehingga dia terus saja berusaha mengambilnya walaupun dalam artian mustahil.

Helaan napas terakhir dengan mengatur deruh napas yang sudah mulai berpacu sejak tadi. sauna memutuskan untuk berusaha mengambil buku itu dalam sekali lompatan. Mungkin jika dia tidak berhasil lagi, dia akan kembali duduk diam sambil menengelamkan wajahnya pada kedua celutuh tangan—Murung.

1

2

3

Hap

Hap

Nyaris saja sauna dibawa kerumah sakit dengan alasan konyol yang mungkin saja dia akan ditertawakan oleh semua orang yang mendengarnya.

Sauna mengatur deruh napasnya sambil memejamkan mata, berharap dia masih hidup atau sebagian dari tubuhnya masih lengkap. Tanpa memperdulikan orang yang sedang menahan berat badannya ditambah buku yang baru saja dia ambil.

Perlahan sauna mulai membuka matanya dan pemandanagan yang sauna lihat pertama adalah wajah tampan penuh keterkejutan.  Reflek sauna berdiri dari keadaan yang terbilang intim itu namun, siapa sangka dengan jatuhnya buku yang dia incar ada satu buku lagi yang ikut jatuh kelantai sehingga pada saat sauna berdiri kakinya tidak sengaja menginjak buku itu dan tergelincir.

Sumpah mati sauna sudah menyumpah serapai buku yang ada dilantai.  Menurut sauna buku yang ada di gengamanya adalah istri dari buku yang ada dilantai,  Sehingga pada saat sauna mengambil istrinya,  Suaminya pun turut ikut dan balas dendam karna tidak di ajak. Oh menyebalkan. sauna benci itu.

"lo engga papa na?"  kembali keadaan seperti semula dimana sauna berada dalam kungkungan park chanyeol yang menjadikan lengan kanannya sebagai penopang tubuh sauna.

Demi tinggi badan chanyeol yang tak bisa di anggap sapele itu, sauna benar benar terkejut bukan main seakan jantung sudah berpindah dari tempatnya turun ke anus.

KAKEL-PJMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang