Setelah 15 menit berlalu, ayana pun kembali keruang perpustakaan.
"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya ayana heran ketika melihat fasya cengar cengir sambil ngotak ngatik hp yng digenggamnya.
"Kenapa sih? gila ya lo?" Lanjutnya yang semakin bingung dengan tingkah siketos yang ada didepannya itu.
"Ternyata diem-diem ada yang nge-fans sama gue"
"Najis. nge-fans darimana nya?" Ayana memasang muka ilfeel nya menanggapi ucapan fasya.
"Diem-diem dia ngestalk akun IG gue, Untungnya gue buka akun IG dia jadinya gue tau ternyata dia barusan ngestalk cogan bernama raditya rafiyansyah."
"Hah??" ayana masih tidak sadar siapa yang dimaksud fasya.
Sampai akhirnya ayana merasa seperti kehilangan sesuatu. Dia merogoh-rogoh kantung celana nya untuk mencari sesuatu yang membuatnya merasa janggal. Dan...
"Hp gue mana? tadi di..-"
Ayana teringat, tentu saja wajahnya langsung pucat kaget ketika melihat ponsel nya tengah berada digenggaman fasya. Ayana langsung berlari dan merebut ponselnya dengan secepat kilat. Sedangkan fasya masih larut dalam senyumannya sesekali tertawa kecil membayangkan apa yang barusan dia otak atik diponsel ayana .
"KYA!! lo ngapain buka instagram gue? lo abis ngapain hah?! kok lo bisa masuk?lo peramal??lo tau pola hp gue? sandi aplikasi instagram gue?atau lo-"
"Tanyakan pada rumput bergoyang" Fasya langsung memotong ribuan pertanyaan dari ayana yang diucapkan tanpa spasi dan jeda bahkan tak ada tanda koma pada ucapannya.
"Bunuh orang dosa gak sih-_-"
"Dosa kalo orangnya ganteng kaya gue" ucap fasya spontan membuat ayana ingin melempar rak buku pada fasya.
"Lo lama-lama ngeselin ya pengen rasanya gue cemplungin dikali ciliwung sana" Gumam ayana dengan wajah kesal namun nampak rona merah dipipinya.
"Udah gak usah dibahas lagi, kasian pipi lo merah kaya kepiting rebus" Ucap fasya disertai tawa yang menampakkan gigi-gigi putihnya yang tersusun rapi.
Ayana langsung melangkahkan kakinya dengan cepat menuju bangku tempatnya duduk semula dimana dia sekarang sedang berhadapan dengan fasya.
Ayana segera membuka buku PR nya untuk dikerjakan. Tidak, lebih tepatnya untuk menghilangkan rasa malunya yang sudah ketahuan oleh fasya.
Sebisa mungkin ayana fokus pada buku yang ada didepannya. Namun rasanya seperti sedang diperhatikan yang membuatnya tidak nyaman. Ketika ayana menegakkan pandangannya, benar saja, fasya tengah memperhatikannya bahkan disertai dengan senyum manisnya menatap ayana yang tengah salting dibuatnya.
"APA LIAT-LIAT?!!"
Ingin rasanya ayana teriak sekuat mungkin agar terdengar sampai negara korea selatan supaya tau bahwa dia sedang malu saat ini.
"Kerjain buruan gak usah mikirin gue. Tenang gue bukan tipikal orang yang ngumbar hal gak penting kaya gitu.Cukup gue simpen buat diri sendiri aja terus gue renungin lagi kalo ternyata gue banyak fans selama ini" Ucap fasya disertai dengan tawa kecilnya.
Ntah kenapa, saat fasya berkata begitu, ada rasa lega dari ayana tapi sebagian besar rasa ilfeel ketika mendengar kata fans dari ucapan fasya.
Ayana hanya diam. Tak mau mengeluarkan sepatah katapun. Agar dia bisa fokus dan melupakan kejadian memalukan yang barusan dialaminya.
Hingga waktu menunjukkan pukul 3 sore, ayana masih fokus mengerjakan prnya itu. Sampai akhirnya dia merasa bingung dan mendumel dengan dirinya sendiri tentang soal yang tengah dia kerjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayanafasya
Teen Fiction"Persahabatan jauh lebih penting, gw gak mau persahabatan kita berubah hanya karena perasaan satu sama lain" -Ayana. Ayana, seorang siswa perempuan diSMA 3 BANDUNG menjadi sorotan warga sekolah karena sifatnya yang aneh. Nakal, absurd, gk suka denga...