20. Misi

17 7 6
                                    

Waktu telah menunjukan pukul 10 malam. Namun ayana masih berguling sana sini diatas kasurnya. Entah sudah berapa lama ia terlihat gelisah dengan rambut nya yang acak-acakan dan juga keadaan kamar yang saat ini sangat tidak cocok untuk disebut kamar anak gadis. Ya, bantal guling berserakan dilantai, sprai terbuka, selimut berada diatas meja belajar dan ayana sendiri pun tengah tertidur dengan posisi kepala diatas kasur dengan kedua kaki yang berada diatas bersandar disisi tembok. Seperti itulah rupanya.

Clek..

Pintu kamar ayana terbuka seketika dan menampakan sesosok laki-laki dengan pakaian hoodie putih kesayangannya. Ya, aidan.

Sontak kedua bola mata aidan membelalak kaget ketika melihat isi kamar ayana yang... lebih dari sekedar 'berantakan'.

"Lo?!" Ayana kaget.

"Astaghfirullah, lo abis kerasukan apa gimana sih?kamar kaya kapal pecah gini?" Oke, aidan lebih kaget dari ayana. sementara ayana hanya memberikan cengiran khas nya.

Aidan mendengus kesal lalu tidur sembarang diatas kasur ayana sembari memainkan handphonenya.

"Ish apaan sih? pergi sana! gak baik ada dikamar gadis. Pergi ih!" Usir ayana sambil berusaha mendorong tubuh aidan.

"Gadis?" Aidan memperhatikan ayana, "lebih cocok dibilang anak kecil daripada gadis."

Sontak, perkataannya tersebut berhasil membuatnya mendapatkan jitakan gratis dari ayana.

"Pergi atau gue aduin mama?" Ayana menatap sinis aidan.

"Ngaduan lo. mabar kuy"

Ayana seketika diam sembari berpikir, "Kuy!"

Jadilah mereka berdua bermain game online yang biasa mereka mainkan berdua. tidak, dengan teman-teman nya juga.

*********

Waktu menunjukan pukul 09:00 pagi. Dimana sebuah cahaya matahari telah masuk lewat celah jendela kamar ayana dan mengenai wajahnya sehingga terlihat bersinar. Sesekali ayana memejamkan matanya karena terasa silau.

Untungnya ini hari minggu, jadi ayana tidak perlu bangun sangat pagi untuk berangkat sekolah.

"AYANA!!!!"

Sontak ayana langsung tersentak kaget saat mendengar teriakan yang sangat memekikan telinganya. Nampak dua manusia tengah berada didalam kamarnya sembari memasang wajah datar mereka.

"Lo pada apaan sih?! ngagetin tau gak! Lagi enakan tidur malah teriak-_-" Protes ayana dengan wajah kesalnya.

"Sumpah deh, lo kebiasaan setiap weekend susah banget dibangunin. Lo kebo apa trenggiling? males banget jadi manusia." Sewot yesha dengan suara cemprengnya, sementara ayana hanya menutup kedua telinganya malas mendengarkan.

"Berisik lo ah. Udah sana pulang, gue mau bobo cantik, bye!" Ayana langsung menarik selimutnya kembali dan tidur. tapi....

Plak!

"kyaaa!!" ayana teriak sambil memegangi bagian belakangnya yang habis dipukul disha.

"Bangun atau kita tinggal lo gak dapet traktiran" Ancam disha yang seakan akan ampuh untuk membuat ayana beranjak dari kasurnya.

Ya, ayana langsung beranjak dari kasur kesayangnnya lalu mandi dan bersiap-siap. Sementara disha dan yesha merapikan kamar ayana yang seperti kamar yang habis terkena bencana alam.

Kini mereka bertiga telah sampai disebuah gubuk namun masih terawat. Ya, itu tempat bermain mereka selain coffe.

Disana juga sudah ada aidan, reno dan juga bintang yang tengah bermain ala kadarnya.

"Kurang lama. Udah satu jam sendiri kita nunggu." Sewot reno sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Jangan salahin gue sama disha, salahin noh ayana yang lama." Tunjuk yesha sambil menoyor jidat ayana.

"Tinggal nunggu satu orang lagi." Gumam bintang sambil melirik jam yang melingkat ditangannya.

"Siapa?" Ayana mengerutkan dahinya.

"Fasya."

"Bukannya dia lagi sakit?ngapain diajak?" Lanjutnya.

"Dia yang mau. Lagian katanya dia mau jalanin satu misi." Lanjut reno.

"Misi?" Ayana semakin heran.

"Udah sih, banyak bacot lo. Diem ah." aidan tiba-tiba sewot sambil mendelik sebal kearah ayana. Sementara ayana ingin sekali ia menghabisi aidan sekarang juga. jika bukan saudaranya dan membunuh dpaat pahala mungkin aidan sudah berada didalam panci panas.

Tak lama kemudian datanglah sesosok pria dengan kaos hitam polos dan celana jeans biru dan juga topi yang biasa ia kenakan. Ya, siapa lagi kalau bukan fasya.

"Sorry telat, nganter mama dulu."

"Santai bro.." Sahut aidan yang langsung ber-tos ria ala laki-laki dengan fasya.

"Udah langsung aja, kita mulai misinya." Ucap reno masuk kedalam gubuk itu dan diikuti dengan yang lainnya.

Mereka telah duduk melingkar berhadapan dengan sebuah meja ditengah mereka.

"Oke guys, sekarang didepan kita udah ada satu botol susu bekas yang pastinya gak ada isi yang jadi alat utama dalam misi kita. Untuk memulai misi ini, marilah kita berdoa yang akan dipimpin oleh bintang ganteng-"

"Bisa langsung aja gak?" Fasya langsung memotong perkataan bintang. Sementara lawan bicaranya hanya memberikan cengiran tak berdosanya.

"Tunggu!" Sahut ayana sedikit teriak. Dan berakhirlah permainan tentunda.

"Misi apaan sih??gue belum ngerti sumpah deh." ketusnya kebingungan.

"Ya ampun, na.. kita tuh main TOD. truth of dear!" Jawab yesha kesal. Ayana pun mengangguk paham.

Permainan pun dilanjutkan, botol mulai berputar cukup lama hingga akhirnya botol tersebut berhenti tepat mengarah pada fasya.

"Truth or dear!" Ucap mereka serempak kecuali fasya.

"Dear." Aidan langsung bersiap untuk memberikan tantangan pada fasya.

"Tembak cewek yang lo suka sekarang."

Fsya seketika mematung. Yang lain pun memasang wajah tak sabarnya ingin melihat aksi fasya, kecuali ayana yang tiba-tiba teringat dengan perkataan fasya waktu itu.

"Ayo cepetan..!"

Fasya mulai berdiri dan berjalan melangkah mendekati salah satu seseorang diantara mereka. Fasya berjalan tepat kearah tempat ayana duduki. Ayana hanya menelan ludahnya susah payah ketika fasya sudah berada tepat didepannya.

"Lo...." Fasya berjongkok didepan ayana.

"mulai hari ini lo jadi pacar gue."

Gaje ya?iya emang:) maaf laah kalo ceritanya semakin hari semakin ngebosenin:)

#typobertebaran

AyanafasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang