Ketika kejadian tak terduga telah terjadi, baik ayana maupun fasya langsung menghindar aatu sama lain dan membuang muka menutupi wajah mereka yang salah tingkah.
"Sianjir kenapa jantung gue deg-degan gini ih?" Batin ayana sambil memegangi dadanya yang terasa sesak karena jantungnya yang berdetak tak beraturan.
"Gue kenapa astaga,kenapa jadi deg-degan gini?" Batin fasya yang juga merasakan hal yang sama dengan ayana.
Ketika beberapa menit mereka saling diam dan berjauhan, ayana pun memberanikan diri kembali menyusun buku-buku yang ada diatas meja dan tidak memperdulikan fasya yang masih berdiri disana.
"Aduh iya deng gue lupa, mejanya kan ancur" Batinnya ketika ingin meletakkan buku-bukunya dirak paling atas.
"Kenapa?"
"Eh, ng-nggak kok ini cuma..mau taruh bukunya diatas rak itu tapi mejanya ancur"Jawab ayana seadanya. tidak mungkin kan dia bilang kalau dia terlalu pendek untuk menaruh buku diatas rak sana?
"Oh." singkat fasya acuh sambil memasukan kedua tangannya kesaku celananya.
"Oh doang?! wtf! batuin kek atau apa" ketus ayana dalam hati sambil memasang wajah jengkelnya yang membuatnya semakin imut.
"Mau gue bantuin?" Tanya fasya seakan peka terhadap ocehan ayana meski itu didalam hati.
"Eh??" Ayana heran sambil mengerutkan dahinya.
Tanpa bilang apa-apa, tiba-tiba fasya berjongkok membelakangi ayana dengan kaki kanannya bertumpu dilantai.
"Eh lo ngapain?"
"Cepetan naik. Tinggal bilang lo pendek aja apa susahnya sih udah takdir juga" Ucapnya.
Ayana langsung memincingkan bibirnya sembari bergumam "Iya sih situ yang tinggi"
"Gue gak suka nunggu. cepetan naik!" Ucap fasya sedikit ngegas karena pegal menunggu ayana naik dipunggungnya.
"Eh iyaiya" Walau ragu, ayana pun menaiki punggung fasya untuk meletakkan buku-buka dirak paling atas. jika bukan karena tugas dari bu nia, ayana tak akan mau menginjak ruang perpus apalagi membersihkan ruang perpustakaan.
"Berat badan lo berapa sih?" Tanya fasya sambil menggendong ayana dipunggungnya.
"Kenapa?enteng kan kaya boneka?" Ucap ayana sembari menyusun buku-buku dirak atas.
"Tch, boneka darimana? berat lo melebihi berat riski tau gak" Ucap fasya yang langsung mendapat geplakan dari ayana. (riski: anak kelas XI IPA 1 yang berat badannya lebih dari 80 kg)
"Udah belum? jangan-jangan nyari kesempatan dalam kenikmatan lo" Ingin rasanya ayana mengutuk lelaki yang bernama fasya tersebut. Kalau bukan dalam posisi yang.... ah, susah diartikan:D Mungkin ayana sudah melayangkan sepatu nya kemulut fasya.
"Turunin gue!!" Teriak ayana yang membuat telinga fasya langsung panas. Refleks, tanpa sengaja fasya langsung menjatuhkan ayana kelantai karena suara ayana yang memekikkan. Sedangkan ayana?sedang mengaduh kesakitan sambil memegangi bagian belakangnya yang nyeri karena jatuh.
"Eh sorry, lo sih punya suara melebihi berisiknya suara toa' masjid" Ucap fasya tak berdosa.
"Andai lo ayam udah gue cincang lo" Gumam ayana kesal sekesal kesalnya dengan lelaki bernama fasya yang sangat menjengkelkan bagi ayana.
"Bodo ya fas, gue males denger ocehan unfaedah lo. kenapa sih lo tu ngebelin amat? amat aja gak nyebelin" Oke, kini ayana benar-benar kesal.
"Gangguin lo itu enak. serasa gue punya mainan disekolah" Ucap fasya yang semakin membuat ayana naik turun darah.
"Lo-" Ayana menghentikan ocehannya karena tiba-tiba saja fasya langsung mendekatnya wajahnya kewajah ayana tanpa permisi. Ya, mata yang indah, senyum yang manis, dan kulitnya yang putih. Siapa sih yang gak salting ketika ditatap cogan macam fasya?:D
"Cantik juga lo ternyata"
Blush!
Yaps, kali ini fasya sukses membuat pipi ayana merah seperti kepiting rebus.
"Lo-lo ngomong apaan sih" Oke, ayana salah tingkah karena kalimat yang dilontarkan fasya.
"Ciee salting.." Ledek fasya tersenyum jahil pada ayana.
"Apaan sih! Gk ya!" Cekal ayana.
"Yakin??" Yaps, fasya sukses membuat pipi ayana merah kedua kedua kalinya hanya karena senyumnya yang manis ehe:)
"Udh ah gue mau kekelas!" Ucap ayana langsung pergi, niat untuk menghindar dari fasya dan menyembunyikan pipinya yang merah padam. Namun, karena ayana kalah cepat, tangannya berhasil digenggam oleh fasya.
"Gue ada satu permintaan." ayana diam sambil memasang wjah seakan mengatakan "apa?"
"Mulai hari ini, menit ini, detik ini, lo jadi teman gue" Terlihat raut wajah serius diwajah fasya.
"Teman?"
"Ya, teman. Gue rasa lo udah kenal gue dan gue udah cukup kenal sama lo. Jadi, apa salahnya kita berteman?atau..." Fasya menjeda kalimatnya.
"Atau apa?"
"Atau lo mau lebih dari sekedar teman?" tambahnya sambil tersenyum jahil pada ayana.
"Apaan sih? ngarep banget jadi orang." Ketus ayana sambil memutar kedua bola matanya malas. Sedangkan fasya hanya tertawa melihat ayana yang mulai kesal.
"Jadi?"
"Apanya?" Fasya mendengus pelan sambil mengusap wajahnya sembari membatin "Yang bego gue apa dia sih?"
"Ah gue paham, jadi lo mau kita temenan?" Fasya mengangguk.
"Oke, tapi ada syaratnya"
"Apa?" fasya menaikkan satu alisnya sambil menunggu jawaban ayana.
"Jangan ada yang berubah. Entah itu perasaan atau pun sikap diantara kita. Dan lo harus janji kalo kita akan selalu jadi teman."
Fasya berpikir sejenak, mencerna kata demi kata yang diucapkan ayana.
"Oke. Jadi sekarang kita teman?" Tanya fasya sembari menjulurkan tangannya.
"Teman." Ayana pun membalas dengan menjulurkan tangannya ketangan fasya sembari menunjukkan senumnya yang imut.
Gimana ceritanya? lumayan pendek yaa tapi it's okey. Eps part berikutnya diusahakan nulis panjang kok:)
Jangan lupa vote dan koment nya ya..! happy reading guys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayanafasya
Teen Fiction"Persahabatan jauh lebih penting, gw gak mau persahabatan kita berubah hanya karena perasaan satu sama lain" -Ayana. Ayana, seorang siswa perempuan diSMA 3 BANDUNG menjadi sorotan warga sekolah karena sifatnya yang aneh. Nakal, absurd, gk suka denga...