Hari senin pun tiba. Jika biasanya hari senin penuh dengan mata pelajaran, tapi hari ini tidak. Ya, semua guru pergi menghadiri acara pernikahan Bu resa dimana semua kelas mendapat jamkos, tidak.. lebih tepatnya kemerdekaan para siswa.
Namun peraturan tetaplah peraturan. Walaupun jamkos, tetapi tidak ada satupun siswa yang boleh keluar sekolah. Jika ada yang melanggar maka akan dikenai sanki dan juga mendapat surat panggilan orang tua. Tentu ayana sudah pernah--tidak, tepatnya sering melakukannya.
"Lo mau kemana, na?" Tanya disha melihat ayana tengah membereskan buku-bukunya kedalam tas.
"Gabut dikelas. Gue mau pulang," Ucapnya santai seperti tak ada beban.
"Kebiasaan ya lo, kalo lo ketauan terus dapet surat panggilan orang tua gimana? mana bokap lo galaknya ngelebihin singa lagi.."
"Yang dapet surat panggilan kan orang tua gue, ya gue santai lah diem dengerin mereka ngobrol sama pak kepsek. ngapain pusing-pusing?"
Oke, mungkin hidup ayana serba santai. Ia sudah kebal dengan segala ocehan ataupun hukuman dari orang tuanya. Namun tidak sampai diusir dari rumah, hanya hukuman ringan yang didapat. Mungkin karena anak kesayangan?tidak, aidan lah yang paling mendapat kasih sayang orang tuanya atu lebih tepatnya dibangga-banggakan oleh kedua orang tuanya.
"Heran gue. Hobi lo beda banget dari kebanyakan remaja cewek. Dimana mana hobi remaja cewek itu gak jauh-jauh dari kata ngebucin. Mungkin kalo anak yang tomboy hobi dia olahraga, berantem?tapi lo? sungguh tak kusangka ku punya teman laknat seperti mu.." Ucap yesha seperti rumus matematika. Panjang kali lebar namun tak dimengerti sama sekali oleh ayana.
" Udah ah, bye. Oh ya gak ada yang mau ikut nih?" Tanyanya yang sudah siap pergi.
"Gak, gue gak berani ngelawan aturan. Kapan-kapan aja deh gue ikut," Tolak disha yang diikuti anggukan oleh yesha.
"Oke kalo gitu, bye semua... jangan kangen yaa sama cewek cantik macam bidadari ini," Ucapnya sambil menempelkan dua jarinya kebibir lalu dihempaskan kearah yesha dan juga disha. Sementara yesha maupun disha hanya bergidik ngeri melihat nya.
*********
Ayana berjalan santai menyusuri koridor kelas menuju pintu belakang sekolah yang biasa dipakainya ketika membolos.
"Upil dugong! mau kemana lo?" Teriak seseorang dibelakang ayana yang sepertinya tengah memergokinya membolos.
Ayana dengan sangat hati-hati menoleh kebelakang dan mendapati aidan tengah berdiri dengan wajah yang datar namun eumm...ganteng:D *plak
"Eh lo..? ada apa manggil gue?" Tanyanya sepolos mungkin.
"Mau kemana lo bawa tas gitu dijam pelajaran?"
"Mau bolos lah, masih nanya." Gerutunya dalam hati.
"Hah?oh ini...bukan apa-apa kok, gue cuma mau keperpus?iya keperpus!" Ucapnya gugup. Aidan hanya menaikan satu alisnya tanda tak percaya.
"Udah ya, gue pergi bye!!" Ucapnya langsung lari begitu saja. Ya, walaupun aidan sudah tau lagak adiknya itu bahwa ia tengah membolos dan pergi entah kemana ketika jam pulang tiba, baru lah ayana juga ikut pulang kerumah.
Ketika berhasil keluar sekolah, ayana lalu berjoget ria tanda kemenangan karena berhasil membolos tanpa ketauan siapa pun. Ya, aidan juga tau kalau ia akan membolos tanpa mengatakannya tapi aidan tak pernah melaporkannya pada kepala sekolah. Ayana belike: abang the best deh:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayanafasya
Teen Fiction"Persahabatan jauh lebih penting, gw gak mau persahabatan kita berubah hanya karena perasaan satu sama lain" -Ayana. Ayana, seorang siswa perempuan diSMA 3 BANDUNG menjadi sorotan warga sekolah karena sifatnya yang aneh. Nakal, absurd, gk suka denga...