25. Senyuman

20 5 7
                                    

Krik krik

Suara jangkrik pun terdengar dari luar sampai kedalam kamar Ayana. Saat ini jam menunjukan pukul sepuluh malam, namun Ayana masih ngegeliat tak karuan diatas kasurnya karena rasa kantuknya tidak kunjung datang. Ia bingung harus melakukan apa saat ini.

"GUE GAK BISA TIDUR!!"

Karena suara Ayana yang cukup nyaring itu, membuat penghuni rumahnya terganggu, terutama Aidan yang langsung menggebrak pintu kamar Ayana seraya melayangkan tatapan tajam kearahnya.

"Gak usah teriak bisa gak?" Ucap Aidan terdengar dingin.

Bukannya merasa bersalah, Ayana malah berdecak kesal karena Aidan yang tiba-tiba saja menggebrak pintu kamarnya.

"Ketok dulu kek sebelum masuk." Protesnya.

Aidan melipat kedua tangannya didepan dada, "Lo kalo gak bisa tidur seenggaknya diem kek gak usah teriak-teriak. Lo kira ini dipasar apa?" Sahut Aidan dengan nada tinggi karena tak terima.

"Sewot aja lo kaya anak gadis lagi pms" Decak Ayana.

Aidan menghela napas pasrahnya lalu melangkah pergi sambil menutup kencang pintu kamar Ayana. Ia hanya tidak ingin berdebat dengan saudara kembar tak identiknya itu. Lebih baik ia mengalah daripada harus mendapat semprotan tajam dari kedua orang tuanya.

Ayana menghela napas panjang seraya menatap langit kamarnya, "Udah tidur belum ya?"

"Tanya ah daripada gue gabut gak ada kerjaan."

Ia langsung beranjak dari kasurnya untuk mengambil ponselnya yang ia letakan diatas meja belajarnya. Ia pun kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Ia membuka roomchat nya, mencari sebuah nama yang seketika terlintas dalam pikirannya.

Paketos

Lo udah tidur?

send

Ayana membaca nama kontaknya, paketos. Nama itu lah yang ia berikan pada kontak Fasya, entahlah ia hanya asal menamai saja. Tak butuh waktu lama untuk menunggu balasan, sebuah pesan pun masuk.

Blm, knp?

Tanpa sadar senyum terukir dibibirnya, setidaknya masih ada seseorang yang mau ia jadikan sebagai teman mengobrol malam ini.

Otw vidcall

Ayana terlonjak kaget ketika Fasya tiba-tiba saja mengirim pesan lagi, dan selang satu detik, benar saja fasya menelponnya lewat videocall. Ayana pun mengangkatnya.

"Lo belum tidur?"

Ayana menggelengkan kepalanya pelan, "Gue gak bisa tidur"

Tak ada sahutan diseberang sana, yang terlihat adalah fasya yang tengah sibuk mengotak atik laptopnya.

"Lo sibuk?"

Fasya menjawab tanpa melihat ayana, "Eh iya, kenapa?"

Ayana menghela napas, ia lupa kalau fasya adalah ketia osis, sudah pasti fasya memiliki banyak tugas. Ia harus memahami itu.

"Gue tutup aja ya? sorry ganggu, Jangan begadang."

"Tunggu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AyanafasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang