Tidak pernah sekalipun Jimin berpikir Yoongi akan membawanya keluar seperti ini.
Tanpa pengawal dan hanya mereka berdua, dengan pakaian rapi pula.
Ya, Jimin memang tidak pernah melihat Yoongi memakai pakaian lain selain Jas, tapi ia juga tak pernah melihat Yoongi yang kali ini tak menggunakan tindikannya. Benar-benar rapi dan terlihat sangat ... normal."Ayo keluar."
Walaupun Jimin sudah memantapkan hatinya kembali untuk bersikap patuh pada Yoongi, ada saja rasa ketakutan yang datang padanya ketika berhadapan secara langsung.
Dengan segera Jimin lalu keluar, dan ia di buat terkejut lagi ketika Yoongi dengan cepat memegangi tangannnya.
Dia bahkan merapikan anak rambut Jimin yang agak berantakan, ngomong-ngomong Jimin juga memakai pakaian rapi walaupun hanya menggunakan sweater coklat kebesaran.Jimin pikir mereka akan pergi ke sebuah tempat penjualan manusia, atau setidaknya tempat menyeramkan sebagaimana Yoongi menjalani hidupnya selama ini yang selalu tidak jauh dengan tempat-tempat menjijikkan.
Tapi, Yoongi justru membawanya ke dalam sebuah rumah yang menyatu dengan kedai ramen kecil."K-kenapa kita kesini?" tanya Jimin dengan gugup.
Yoongi hanya diam, menatap pintu kedai itu dengan tatapan ragu.
Tapi, dia harus tetap melakukannya, masuk dan menyapa orang-orang di dalamnya."Selamat pagi paman!"
"Min Yoongi, akhirnya kau datang juga. Ayo duduk, akan paman panggilkan Bibi."
"Apa yang kau lakukan? Duduk di sampingku."
Sungguh, Jimin tidak pernah menyangka jika ia akan melihat seorang Min Yoongi membungkuk begitu hormat pada seseorang yang lebih tua, senyuman dan tawa yang tulus, Jimin benar-benar bisa merasakan itu.
Sebenarnya sejahat atau sebaik apa Yoongi ini, apa mungkin ini salah satu cara tipuannya dalam menjembak seseorang?"Yoongi-ah, kau menunggu lama?"
Seorang wanita paruh baya turun dari lantai dua, dengan semangat ia menghampiri Yoongi.
Tapi, Yoongi lebih dulu menghampirinya, memberitahu sang wanita itu untuk berhati-hati dalam berlari."Tidak, aku baru datang," ujar Yoongi sembari memberi pelukannya. "Bibi, sehat?"
"Tentu saja, walaupun aku harus kehilangan Jisung untuk selamanya, aku sudah tidak apa-apa, aku mengikhlaskan kepergiannya."
Jimin kembali di buat terkejut, jadi ini adalah rumah dari Jisung? Anak buah Yoongi?
Lalu, wanita dan pria yang di panggil Yoongi sebagai paman juga bibi itu adalah orangtua dari Jisung?
Yoongi mengunjungi mereka seperti keluarga?"Dia siapa?"
Yoongi menoleh, menatap Jimin yang masih dalam masa terkejutnya.
"Namanya Jimin, kekasihku," ujar Yoongi sembari menyuruh Jimin untuk membungkuk.
"Bibi, aku minta maaf karena tidak bisa melindungi Jisung seperti yang aku janjikan," gumam Yoongi penuh penyesalan sembari mengenggam tangan ibu Jisung igu dengan erat.
"Sudahlah, resiko menjadi seorang supir itu mungkin memang ini. Bukan kau yang salah, ini takdir Tuhan."
---
Jimin pikir Yoongi tidak punya hati, setelah membuat Taehyung seperti monster, mencoba membunuh Jungkook, melukainya berulang kali, dan kejahatan yang lain.
Tapi, Jimin baru saja melihat sisi Yoongi yang baru ia ketahui hari ini.
Sebuah penyesalan, kesedihan, kekecewaan, dan rasa bersalah.
Semuanya tergambar dengan jelas di wajah Yoongi ketika berbicara mengenai Jisung."Apa yang kau lihat? Habiskan makananmu."
"Y-ya," jawab Jimin dengan gugup lalu kembali melanjutkan makannya yang tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave || Taekook x Yoonmin (END)
Random-Yoonmin (Yoongi Dominan) -Taekook (Taehyung Dominan) Always BDSM, sex slave.